SALAH DIDIKAN: TERJERAT LEMBAH KELAM
pun mulai mengarang cerita indah yang tentu saja semua adalah kebohongan semata."Jihan, kita nongkrong di mana hari ini?" Salma mulai m
epalsuan semata.Kemudian kedua gadis tersebut memesan menu yang paling mahal di restoran itu padahal mereka baru saja makan tadi.Fabi dan Salma sengaja melakukannya untuk mempermalukan Jihan yang suka mencuri.Akan tetapi, disaat makanan mewah itu tersaji di atas meja. Tidak ada raut wajah khawatir yang ditampilkan oleh Jihan sedikit pun. Membuat Fabi dan Salma menjadi kebingungan."Fabi, kok Jihan terlihat biasa saja?" bi
nggak asyik!" tukas Salma."Iya nih, Jihan. Tapi ngomong-ngomong jadi kan kita shopping? Kan tadi dalam restoran kamu yang bilang sendiri. Setelah ini kita mau ke belanja-belanja?" Fabi juga ikut menagih omongan Jihan di restoran tadi."I ... iya, jadi kok! Ayo buruan nanti kita ketinggalan!" seru Jihan kepada mereka, sambil menarik kedua tangan temannya untuk memasuki sebuah butik besar yang berada di dalam area mall. "Yeah! Jihan memang yang terbaik! Hore!" seru keduanya serentak.Namun disaat Jihan tidak melihat ke arah mereka. Keduanya saling menunjukkan mimik wajah tidak suka kepada gadis itu."Jihan, apakah kamu mau kita berbelanja sesuka hati?" ujar Salma lagi."Apa?" kaget Jihan tak menyangka jika kedua temannya ingin berbelanja sesuka hati mereka."Duh ... bagaimana kalau uang yang ada padaku tidak cukup untuk membayar belanjaan mereka?" tuturnya dalam hatiMenyadari Jihan yang diam saja dari tadi, membuat Salma dan Fabi menjadi kesal."Fabi, sepertinya Jihan tidak ikhlas untuk mengajak kita shopping. Mending kita pulang saja, deh!" serunya kepada Salma."Sepertinya sih, begitu. Ayo, kita pulang saja! Jihan sudah berubah sekarang! Tidak setia kawan lagi kepada kita!" Salma lalu menarik tangan Fabi untuk segera ke luar dari dalam butik itu."Hei, tunggu! Kalian mau ke mana? Aku akan membayar semuanya kok. Jadi kalian bebas berbelanja," teriak Jihan memanggil nama keduanya."Apakah benar begitu Jihan?" tanya Fabi mewakili isi hati Salma."Tentu saja. Belanjalah sesuka hati kalian. Nanti saya akan membayarnya. Asalkan k
an kembali memasukkannya ke dalam tasnya. "Sial! Apa yang harus kulakukan sekarang? Tidak mungkin aku mempermalukan diriku sendiri di ha