SALAH DIDIKAN: TERJERAT LEMBAH KELAM
rah anak majikannya itu.Tanpa ekspresi, dan tanpa rasa kasihan sedikit pun. Jihan terus melanjutkan makannya. Gadis itu tidak peduli dengan Mai
kenapa kamu tidak makan dulu, Maid? Nanti perutmu bisa lapar." Jihan malah menyuruh sang maid."Ya ampun, Nona. Tidak mungkin saya bisa makan dalam situasi seperti ini. Saya tidak berselera untuk makan sedikit pun," ucap Ningsih masih dengan wajah penuh air mata.Bagaimana tidak, jika ditotalkan perhiasan dan uangnya yang hilang bisa mencapai angka puluhan juta rupiah. Akan tetapi raip seketika tanpa bekas sedikit pun.Seperti janjinya tadi, setelah selesai makan Jihan pun mulai membantu Maid Ningsih untuk mencari barang-barangnya yang hilang.Saat ini keduanya sedang mencari di setiap sudut di dalam lemari dan kamar itu. Namun mereka tidak menemukan apa pun. Tentu saja memang tidak ada di dalam kamar Maid Ningsih. Karena Jihan telah mencurinya dan menyimpannya di dalam kamar. Sungguh gadis itu sangat pintar bersandiwara saat ini.Dengan wajah pura-pura lelah, Jihan pun berkata,"Maid, kita sudah mencari ke mana pun. Tapi kita tidak tanda-tanda keberadaan barang-barang yang hilang itu," seru Jihan setenang mungkin."Berarti memang benar! Perhiasan dan uang tunai milik saya, telah dicuri oleh seseorang!" teriaknya sambil menangis."Entah siapa yang tega mencuri semua itu. Padahal perhiasan dan uang yang hilang tersebut adalah hasil keringat dan jerih lelahku saat mulai pertama kali bekerja di Jakarta sampai saat ini!" jerit Maid Ningsih tak tertahankan.Jihan tetap tenang. Dia malah sibuk merapikan kembali isi lemari yang telah berantakan. "Nona, kita hanya berdua saja di dalam rumah ini. Tolong Anda jujur saja. Apakah Anda yang telah mengambilnya?" selidik Maid Ningsih.Jihan bukannya marah kepada sang art. Dia malah dengan lembut berkata,"Jadi Anda menuduh saya, Maid?""Maaf, Nona. Tapi memang itu kenyataannya." Maid Ningsih tetap teguh kepada pendiriannya."Nona, please. Tolong kembalikan uang dan perhiasan itu. Semuanya berguna untuk pengobatan anak saya yang sedang sakit di kampung sana.""Maid Ningsih, Anda jangan asal menuduh sembarangan. Anda tahu sendiri saya ngapain saja dari tadi! Lagian di rumah ini juga ada Mama dan Papa kan, tadinya? Saya baru-baru saja pulang d