Rahasia Seorang Ibu
nah bersekolah di sana. Dia berjalan anggun memasuki kantor
eorang guru menunduk padanya memberi hormat sebelu
alan masuk. Dia langsung duduk dan men
tanya kepala sekolah setel
mencari tahu sekolah ibunya dan langsung mengirim email untuk be
am Ber
Hatinya terasa di tusuk berkali-kali. Dia tidak kuat membayangkan dirinya berada di posisi ibunya yang dikeluarkan dar
ini?" Ucap Yuna yang memukul stir mobilnya karena marah. Dia semakin menye
lamat. Kepala sekolah sempat memberikan alamat sahabat ibunya sewaktu masih sekolah.
i depannya. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Yuna s
una yang membuka pintu mobilnya. Reporter cantik itu terl
" Tanya Yuna ketika melihat seorang ibu paruh bayah, yang seusi
di tivi." Tunjuk ibu itu yang langsung mengenali
n ramah. Dia langsung menyajikan teh hangat tak kalah Yuna be
sini? Ibumu menyuruh
na menebak. Saat itu, orang d
gar, mbak Loli dan ibuku berteman baik seja
ang kami masih berteman. Ibumu juga sering
u." Ucap Yuna dengan raut wajah sedih.
k Loli yang terlihat tidak percaya. Dia sampai
masuk akal? Ibumu baru minggu kemarin menemuiku dan bilang akan pergi jalan-jalan bersama
keluarga yang di tinggalkannya." Ucap Yuna yang menahan air matanya kel
h mbak Loli kebingungan. Dia sampai memegang
kepala sekolah sebelumnya sudah menghapus semua data tentang ayahku. Aku hanya tahu, anda satu-satunya sahabat dan teman seme
u sama sekali. Dia bahkan sampai berniat membunuh dirinya. Setelah ibumu terbukti hamil anak Bram, saat itu Bram menghilang dalam semalam. Dia di kirim keluar negeri oleh ayahnya da
h Ba
am. Tangan kekar yang sering di gunakan meninju
ahu semua orang tentang kehamilanmu. Lalu, apa kau juga menunjuk diriku seba
kitiku!" Bentak Rani balik yang
n mempercayaimu? Mereka hanya tahu kita dekat, tidak tahu kita pacaran
an tes DNA." Jawab
uh Rani. Beruntung tangan Rani memegang ember
Tok.
ada di dalam kamar mandi. Rani tersenyum tipis melihat wajah Bram
nya, aku tidak mau terus menutupi masalah ini pada mereka. Aku takut merek
dia kepala sekolah di sini. Apa kau mau melihat ayah
ni yang kini menangis tersedu di depan Bram. Mengingat wajah orang tuanya yang selalu memberinya makan, membiarkannya belajar dengan baik,
kamar mandi. Sejak jam istirahat tiba, Rani memberitahunya ingin perg
ini dan aku tunggu iktikaf baikmu sepulang sekolah." Kata Rani yang mem