Rahasia Seorang Ibu
emutuskan makan ditempat itu setelah melakukan pekerjaan cukup melelahkan. Ketika Yun
meraih tas itu dari lantai dan
ita bertemu disini. Aku itu penggemarmu!" Uj
k Yuna dengan
i sudah tahu setelah mendengar nama bel
orang itu mengatakan namanya. Sandra menarik
l melirik kebelakang dimana wanita itu pergi dengan
a kusuma. Aku merasa tidak asing dengan nama itu." Ujar Yun
ibuku?" Ujar Yuna sa
lega, adiknya tidur dengan pulas. Yuna pun menarik selimut sebelum pergi dari kamar
aku, tidak bisa meluangkan waktu lebih lama lagi.
. Setelah ibunya meninggal, Yuna lebih serin
teringat. Dia seperti pernah membaca nam
hirnya menemukannya. Bukan nama wanita itu
up mulutnya. Dia tidak menyangka b
, aku anaknya saudaranya?" Ujar Yuna yang semakin syok. Buku ibunya terjatuh ke la
ya jam segini, dia sudah berangkat ke sekolah. Hati Rani ge
ani yang panik. Dia mondar mandir mencari jalan keluar dari masalahn
iak Rani y
ke sekolah, nak?" Tanya ibunya dari luar. Wajah Rani kembali bersedi
e dokter. Takut, penyakit Rani
ya pusing sepanjang malam. Aku takut, terjadi sesuatu dengan
nanti. Kondisi Rani harus sembuh secepatnya. Dia lebih pentin
uanya. Dengan tangan bergetar, Rani membuka pintu. Kakin
n ayah juga." Kata Rani sa
iar bisa diobati. Jangan terus merasakan sakit sendirian, kau punya
ni terhenti saat kakaknya menariknya masuk ke dalam kamar.
kakak pergi kesana dan memeriksanya sendiri?" Tanya Rahmat, anak sulung dikeluarga Rani. Dia memilih tidak melanjutkan sekolahnya, me
dak kuat menahan semuanya. Rahmat memeluk adiknya seketika. Tan
olah?" Tanya Rahmat yang mengira adiknya korban bully. Tap
ari tubuh adiknya sambil menatap tajam ke arah Rani. Mulut Rahmat terbuka, namun lidahnya terasa keluh, tidak bisa berkat
kin kan?" Tanya Rahmat yang berharap di d
ng membungkam mulut Rahmat. Kakaknya segera memukul k
kan kita bersamaan, kakak yang mengalah. Kakak tahu, kamu punya bakat yang luar biasa. Tetapi, apa? A
lam? Awas jika kau memarahi adikmu!" Anca
an. Mereka terus saja membelamu. Tetapi, kau..." Rahmat
n? Aku akan memberitahu ayah dan ibu sekarang." Ucap
a Rahmat saat adiknya menghadap pintu. Rani tidak menjawab, dia berpikir
?" Teriak Rah
ntu. Dia tidak mau, Rahmat ter
dang sakit!" Tunjuk sang ayah yang ikut marah. Ibu Rani
t Rahmat yang memilih pergi darisana dar
ada adikmu!" Teriak ayah R
yang mengayung sepedanya. Wajah ayah Rani semakin bingung
h itu." Bisik ibu Rani sambil memperbaiki rambut anaknya. Rani terdiam, tidak mau menj