icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sindiran Pedas Istri Kedua

Bab 2 2 -Awal yang Naif

Jumlah Kata:980    |    Dirilis Pada: 19/09/2023

enap berusia dua bulan itu masih tertidur pulas. Aku pun melanjutkan aktivitas beberes

Syira. Persis wajah papanya. Hidung, mata, bibir, serta garis wajah seakan dia adalah papanya versi mini. Sayang, walaupun ia terlahir

nangis? Tidak akan lagi! Air mataku sudah kering. Kalau pun masih ada, hanya i

i-hariku selalu ditemani oleh air mata, menyesali tak

nyalah sebatas pertemanan karena memang kami sudah saling mengenal sejak masa sekolah dulu. Karena kabar burung itu tidak juga h

n sejak dahulu. Walaupun demikian, aku tak begitu saja menerima jawaban dari Hendi. Aku pun mengajak Nad

rol, seru orangnya. Topi

i. Apalagi suami Nadia sebelumnya adalah orang penting di salah satu instansi di pemerintahan daerah. Mustahil kalau dia akan turun level dengan men

adi sesuatu yang sangat mengejutkan, bagai petir di siang bolong. Tanpa

i Hendi mengucapkannya dengan serius. Untuk pe

Menangis dan menangis hanya itu satu-satun

ama. Kali ini aku sudah agak bisa mengontrol emosi. Aku tan

dia. Dan kami tak ingi

t untuk dia ingin menikah lagi. Aku masih bisa melaksanakan kewajibanku sebagai istri. Ak

sikeras. Lagi, kutemui Nadia. Aku minta padanya untuk tidak melanjutka

u kamu keberatan, aku nggak masalah. Kamu bisa 'kan

u bisa mendapatkan suami dari kalangan apa saja. Bisa saja pejabat, pengusaha atau pun orang-or

oyahkan. Dia hanya tersenyum tipis lalu berkata, "Takdir sudah menjodohkan kami

orika berlindung di balik takdir. Apa yang dia pahami dengan takdir? Apa

oisan. Itu keja

pkah aku berbagi suami? Sangat tidak siap dan tidak pernah terpikir olehku sama sekali. Namun kejadian ini benar-benar

lih mundur. Walaupun orang tuaku agak keberatan dengan keputusan

ikapku itu. Dia meninggalkan rumah

selalu mengigau memanggil papanya. Selang beberapa hari, saat Rara masih

idak tahu harus bahagia atau bagaimana atas kehamilan kali ini

, akhirnya aku batal mengajukan gugatan cerai. Mau tidak mau aku har

tuk tetap melihat dari sisi positifnya. Paling tidak, dengan bertahan anak-anak masih akan

ta. Begitu terjadi perpisahan orang tua dan hak asuh jatuh ke ibu maka lelaki yang bergelar ayah akan mend

disi memungkinkan untuk aku bisa hidup m

atan popok Syira. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali. A

berapa notifikasi tertera di layar. Aku jadi deg-deg

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka