Hamil Anak Genderuwo
ng lebat di sekujur tubuhnya, berdiri tepat di belakang
kedua mata yang berwarna merah men
menggigil. Keringat dingin mengalir de
osok itu dengan jarak yang sangat de
an kedua matanya dengan sangat rapat. Ia merasakan takut setengah mati, saat ia merasakan
erdengar memanggil wanita itu yang masi
endengar suara itu semaki
umpulkan segenap keberaniannya
itu telah menghilang,
buat wanita itu terkejut. Ia menoleh, melihat ibu mertuanya telah berdiri di bela
berada di sana, Esmeralda sama sekali
u membuang sampah bekas ikan, kamu malah enak-enak duduk
kit basah. Ia menundukkan wajahnya dalam-dalam, berusaha menyembunyik
ih. Suaranya terdengar sedikit terisak ya
sama kamu." Wanita tua itu menggeleng-gelengkan kep
uru-buru menyusul langkah wanita tua itu, berjalan di belakangnya samb
gaja menangkap sorot mata berwarna me
sana, bersembunyi d
*
Franky baru saja selesai mandi. Ia tampak mengeringka
njut wanita itu saat ia menyadari ba
kamu? Itu hanya halusinasi kamu sa
ng kamu kisahkan sama mas. Lebih baik, kamu tulis saja novel tentang makhluk yang kamu ceritakan itu. Mungkin saja banyak peminatnya," ucap le
sedih. Ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Ia sudah tidak tahu lagi harus dengan
Tok..
ukup nyaring, telah menyita
yang sedikit basah. Ia segera beranjak dari
erut. Ia menatap Pak Agus, yang merupakan
Ibu dan suami kamu sudah menunggu di meja makan," ucapny
lemah. Ia segera beranjak dari tempatnya, men
ap Bu Edith yang balas menatapnya dengan sorot mata yang
emecahkan kesunyian yang berlangsung selama beberapa saat lamanya. Hanya te
Bu Edith memberikan perintah. Ia segera beranja
ang, bersamaan dengan pintu kam
a, Pak Agus segera menyusul wa
a dan suaminya yang terlihat serius
ap wajah Franky dengan t
ih memanggil, memecahkan kesunyi
ggilan istrinya. Ia seolah tidak terlalu t
uning ya?" ucap Esmeralda mengajukan pe
ngerut. Ia menatap raut wajah Esmeralda dengan
ukan oleh suaminya. Ia mematung selama beberapa detik, mencob
h Franky yang masih menatap wajahnya, yang mas
langnya sekali lagi
rih. Kedua matanya terlihat berbinar, menyimpan ha
. Ia menggelengkan kep
makhluk yang sering kamu ceritakan itu!" ucap lelaki itu d
m kamarnya sambil membanting pintu dengan cukup keras. S
la nafasnya dengan kasar. Ia segera beranjak dari kursinya, mengumpulk
dari rumahnya untuk mencari udara segar sambil m
nya. Entah kenapa, kedua matanya seperti mendapatkan
nya, kala ia menemukan ada sesuatu yang t
*