Menikah-Paksaan
langkahnya bergegas memasuki sebuah perusahaan tempatnya bekerja se
emberikan amplop yang dia bawa. "Maaf Pak. Saya ma
kamu sudah kaya dan tidak membutuhkan uang lagi, sehingga kau m
a hanya ingin mengurus Nenek saya
mengerenyi
ut Citra lagi,
. Siapa tau nanti kamu berubah pikiran dan ingin bekerja kembali. Sekarang saya ijin
dari tempat tersebut, karena ada janji bertemu seseoran
i tempat yang su
nunggu?" ucap Citra pada seoran
yumnya. "Wa'alaikum salam, tidak apa-apa sudah bia
yum samar! ia bingung harus m
nggu?" tanya Citra melirik pe
bekerja kah hari ini?" balik
ekitaran taman. Yang begitu indah, bunga-bunga
k duit ya?" pria ter
u merawat nenek di rumah," elak Ci
ggu Abang, kan?" sedikit
ajak Abang ketemuan di sini?" menatap penas
harus mulai dari mana agar pembicaraan
menggigit bibir bawahnya, seakan ragu untuk m
menyilangkan tangan di dada dan menatap se
am, ingin bicara namun bibir terasa k
g ada masalah, bicaralah." Sembari mel
, jantungnya semakin berdebar ti
waktu. Abang masih ngumpulin uang buat nikah. Belum lagi buat biaya sekolah adi
a alasan lagi untuk bisa menolak. Sebab Abang yang Citra harapkan pun tak bi
an menggenggam kedua bahu Citra, dan Cit
akunya Citra, dan kembali menunduk m
apa kalau boleh tau?" Fi
si. Beberapa lama di rawat dan itu butuh biaya yang tidak sedikit, de-demi pengobatan nenek, tante menggadaikan rumah milik nenek yang satu-
marah karena Citra akan menikah dengan orang lain. Sementara dulu pernah terucap janji antara ked
idak ada cara lain kah? gak harus menikah. Menyicil misalnya. Kita,
, semuanya tinggal menunggu waktu
usaha tegar mengusap air matanya. "Apa kamu tidak cinta lagi sama Abang,
penantian dan tak sedikit menimbulkan rasa lelah serta juga kecewa, kita saling mendoak
g, sa
anya memberi tahu saja, agar Abang tidak merasa di
enghembuskan nya sangat lah kasar, tak tahu harus berkata apa la
enuju jalan raya, dengan gontai. F
ngan rekan kerjanya, tak sengaja melihat Citra tengah berbincang serius dengan seorang pria. Setelah meli
pulang ke rumah, khawatir
h. "Nek Citra pulang," namun mendapati Bu Fatm
lan dia belum melaksanakan sholat dzuhur. Citra masuk kamar yang terasa h
.." Sapa Bu Fatma setelah
amar nya. "Iya Nek, gimana su
k aja Cit," nge
kah dengan orang yang belum ia kenal. Ragu namu
*
ri ini akan piting pakaian pengantin dan semua sudah sedia di ruma
sam