Skandal Mertua
bawa putriku! Aku sang
irkan bersimpuh dan memegang kaki wanita lain yang s
hardik wanita dengan usia yang dua kali lipat dengan usianya. Wanita itu men
rgi dengan cepat agar
Aku mo
a dari wanita yang baru saja melahirkan itu. Juga merupaka
ya tega memisahkan ibu dan bayi yang baru dilah
dan duduk di lantai saat ibu mertuanya sudah tak terlihat. Dua tangannya menyangg
berbelok di pertigaan lorong rumah sakit. Secara tak sengaja, dia melihat drama antara mertua
iri dan memapah lalu membawanya menuju kamar rawat. Setelah
k untuk menenangkan bayi di dalam box. Bayi itu menangis s
aru lahir itu. Setelah bayi merah itu tenang dan ti
da kabar kematian Erlangga, Ratna begitu baik dan terlihat sangat menyayangi menantunya. Hingga membuat
Nyonya harus semangat. Lihatlah, anak Anda begitu cantik dan masih butuh sosok ibu!" ujar
dian beralih duduk. "Kamu benar. A
si tersenyum dan mengulurk
yum di pangkuan ibunya meski terl
i tanah gersang. Memperindah bunga dan dedaunan. K
dalah yatim piatu dan tak memiliki sanak saudara di kota ini, dia memutuskan untuk
, dapur, satu ruang tamu dan halaman yang luas menjadi pilihan Sabrina. Dia mendapa
saha membangun toko tanaman hias. Setelah lima ta
itu tumbuh menjadi sosok gadis kecil yang imut, lucu dan juga aktif
ini, Susi menyarankan pada Sabrin
masuki gerbang toko. Saat itu Tari baru saja selesai membuat
ngannya. "Euummm, wanginya ponakan Tante yang ca
wangi, sudah
ak ada kuman yang ikut tante dan menular pada Tuan Putri yang cantik ini
n bibirnya mungilnya. Susi tertawa dan m
kecil itu langsung melompat pada sofa ruang tamu se
sih?" tanya Tari dengan suara kh
kannya menjawab, Susi
letakkan sepatunya di rak sepatu dan menggantung tas
k sengaja, Tari dengar Mama bicara di telepon." Sudut bibi
nti banyak temannya." Susi yang baru saja seles
t pipis bagaimana, Tan?" S
*
i yayasan ini via telepon," sapa Sabrina yang membuat wanita berhijab dan badannya sedikit
uduk!" sambut wanita berpipi chu
nita bernama lengkap Mulasih itu setela
dengan Bu Mulasih selaku pemil
u beralih menatap Tari yang sedari tadi menatap lemari kaca berisi ban
siapa namamu?" Namun Tari tidak menjawab
n mengisyaratkan kalau Bun
polosnya dan membuat Sabrina menutup wajahnya menggunak
melihat kejujuran anak kecil di depannya. Sama s
ang! Bole
a nama lengkapku Embun Mentari. Ka
ari bisa memanggil sa
menga
ong memang suka ceplas–ceplos." Sabrina malu dan
k perempuan kecil dari pintu dan menghe
u. Matanya membulat sempurna saat melihat
Erl