Skandal Mertua
istrik. Wanita yang masih memiliki darah keturunan putri keraton itu tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
bersamanya melangkah mendekati mereka. Namun mata Sabrina
it subur itu yang kemudian berdiri dan menunjuk sofa yang di sebelah Sabrin
berada di belakang sofa tung
at Bunda Asih menyebut pria
nda baik–b
e
tnya saat mendengar suara itu. Wajahnya begit
dia bukan Erlangga? Tapi kenapa wajah, suara, dan namanya sama. Dan ji
semacam skandal? Tapi siapa yang kurang kerjaan melakukan drama murahan seperti itu? Apaka
erproduksi di otaknya. Semakin dipi
" jawab Sabrina tergagap seraya
ebaiknya istirahat dulu!" ujar Bunda A
ya tidak sepenuhnya berbohong karena memang kepalanya pening
pannya. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan sua
gan Bulan kok mirip ya, Pak, Bu. Seperti pinang dibelah dua
a segera pamit sebelum terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Ke
tetap pusing memikirkan kej
abarkan meninggal lima tahun silam. Apalagi setelah
rlangga
abrina yang membuat sang driver terlonjak kaget.
ui tatapan aneh sang driver. Sang driver ha
ah, saat sang driver memangg
riak sang sopir hingga m
na meminta maaf lalu menyodorkan ua
ih terus kepikiran. Hingga me
ikirannya dengan mengecek dok
ngaku investor dan ingin mengajak Sabrina untu
ng itu. Mereka berencana membahas bisnis lebih lanjut di kafe dekat dengan sekol
a dan partnernya selesai me
tangannya. Lalu mengaktifk
g memberitahu kalau Tari pulang diantar oleh Erl
melirik ke arahnya. "Maaf,
. Kalau begitu saya permisi," pa
a karena Tari belum pulang. Dia mondar–mandir di
li dia mengigit kukunya saat mondar–mandir,
da sebuah mobil Lexus hitam
iba nongol dari pintu kac
ngan itu, kaca pintu mobil bagian depan terbuka dan menyembul so
mempersiapkan mental untuk bertemu dengan Erlang
rim sebentar," jawab Erlangga. Dia menyembulkan kepalan
juga menyapa Sabrina. Akan tetapi, Sab
Bahkan saat Tari dan Bulan berbincang pun, Sabrina sama sekali tidak mendengar. S
Bulan melambaikan tangan lalu menutup pintu kacanya otomatis. Ta
ina yang masih mematung dari kaca mob
rus ke depan, bahkan saat
i seraya menggunc
mencubit lengan mamanya hingga Sa
ubit Mama. Sakit tahu," keluhnya yang ditanggapi Tar
pekarangan rumah yang tekesan seperti
Heii, Tari, tungguin Mama!" teria
angkapnya dalam pelukan. Kemudian gelak ta
sedari mobil Erlangga berhenti di depan gerbang toko.
h menemukan persem