Luka Terindah
ya? Susah bang
njang tergerai begitu indah, terlihat begitu kebingungan usai menghubungi seseorang yang tak kunjung ada jawaban. Berjalan melewati lobby yang sudah sepi tak berpenghuni
sebuah bingkai LED besar berisi poster games terlaris di layanan distribusi digital sembari mengulas senyum lebar
ngga pintu elevator perlahan mulai menutup dengan rapat. Bersenandung, seraya menengadahkan kepala ke atas untuk mel
i yang dituju, dan pintu yang semula tertutup begitu rapat, mulai terbuka lebar. Memperlihatka
nuju salah satu ruangan yang berada di sudut koridor tersebut, dengan perasaan tidak sabaran
eorang wanita sedang mengobrol sembari menyebutkan nama sang suami. Perasaan yang semula
i kantor? Memangnya hari ini P
uma agak maleman. Saya m
a, Pak. Kebetulan, saya juga ga
u kamu tidak
saya tidak keberatan, kok. Bapa
alkan kedua tangan untuk menguatkan diri, kemudian mendorong daun pintu tersebut dengan cepat, lalu masuk, hingga wanita bersetelan blazer putih dan rok mini hitam itu seketika terperanjat–dii
n, dengan suara bergetar dan
*
ce
mbarkan perasaan saat ini, ketika segalanya k
ebuah pengkhianatan, hingga menyayat jauh di atas kepercayaan. Menoda
pula. Seakan, semuanya tak pernah berhenti hanya karena kata cinta. Bertahan pun
a mendapat perlakuan yang sama. Tidak peduli seberapa besar arti kehadiran dia dalam hidup kita, bukan berarti dia akan menghargai, apa yang sudah kita korbankan selama ini. Karena terkadang, oran
a! Kamu
sembunyi di balik bilik toilet. Langkah kakinya pun terdengar begitu cepat, menghilang beberapa saat, k
? Please, dengeri
S
as
ris
an
llah ... A
iri pria itu. Alih-alih keluar dari tempat persembunyian, wanita cantik itu malah meringkuk di atas closet duduk yang tertutup sembari menundukkan kep
ki
ce
yes
lagi! Karena kejadian ini bukanlah kali pertama dialami oleh wanita bernama Nerissa itu. Bahkan, entah sudah kali ke
enyerah atas luka yang kembali ditorehkan oleh sang sua
ng dia bangun, rumah tangga yang sudah hampir dua tahu
h di atas tangki closet duduk, membuka salah satu aplikasi berkirim pesan, lalu memasuk
Capt
ilan Tak
mu di mana? Please,
: Nerissa A
Tolong, denge
ak seperti, apa ya
ilan Tak
an gini, dong! Ah elah!
in bener-bener asal dengan kepala dingin
ilan Tak
in : Ple
gan bikin aku bi
kin aku sakit kepala hari ini. Tolong, kamu jangan
n : Allah
: Sayang,
ca pesan terakhir, yang mana panggilan sayang masih begitu fasih dia serukan tanpa beban dan tanpa rasa bersalah. Padahal kenyataannya,
rapa kata pamungkas, yang mana hatinya dipaksa untuk ikhlas, walau berat untuk dihadapi. Hingga t
Capt
. Sabar aku udah habis. Semuanya udah di luar
*