icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Luka Terindah

Bab 4 Berselisih Jalan

Jumlah Kata:1063    |    Dirilis Pada: 08/08/2023

a anaknya pun dididik setegas mungkin, untuk bisa membentuk pribadi yang jauh lebih baik dari dirinya, menumbuhkan sikap lebih menghargai, dan tidak bersikap semena-mena terhadap kaum h

sh. Pria itu malah memanfaatkan ketampanannya untuk bermain-main dengan banyak wanita di luaran sana, ba

.. dan lagi. Malahan, sejak pertama kali mengetahui hal itu, Nerissa tetap tidak berpikir buruk terhadap suaminya

etiap keinginan dalam melihat sisi baik seseorang. Tanpa disadari, semua itu malah menjadi

yembunyikan masalahnya. Baik itu anak kecil, remaja, dewasa, bahkan orang tua sekalipun. Semuanya

ikit dari orang-orang tersebut tidak sanggup menghadapi masalah, adan lalu memilih jalan buntu sebagai solusi t

manusia, takdir yang paling terbaik, yang sudah tertulis begitu jelas di Lauhul Mahfudz. Takdir ter

un mulai bangkit ke posisi semula, dan kembali mengambil pakaian-pakaian miliknya untuk dimasukkan ke dalam ko

ditutup rapat-rapat. Berusaha untuk tidak meninggalkan jejak apapun tentang dirinya dalam apartemen itu, yang

masukkan pakaiannya ke dalam koper berwarna peach miliknya. Dengan harapan,

agi menetes tanpa jeda di atas wajahnya. Menaruh secarik kertas di atas nakas samping tempat tidur,

in lagi dalam mengambil keputusan. Dan ... Bantu aku untuk bisa le

*

l

a. Tanpa ada celah dalam hatinya, dengan kaki dan sekujur tubuh bergetar menahan isak tangis yang semakin menjadi, Nerissa pun mulai mela

kepergian Nerissa, Arash dan Aresh nampak berlari, terengah-engah, menyusuri lorong dari

setiap gerak-gerik beberapa orang yang berlalu lalang di sekitarnya, lalu

erlihat begitu berantakan, segera menekan sederet angka pa

ny

n Nerissa saat menyambut kepulangan Aresh. Seakan ... semuanya benar-benar mendadak ma

nget, ya?" tanya Aresh tiba-tiba,

h–seketika merangkul pundak sang adik, dan mengusapnya

b Arash. Terselip kata sindiran dalam kalimat tersebu

, tapi mati kena serangan jantung," lanjut Aresh

api! Namanya pernikahan itu janjinya sakral, disaksiin sama banyaknya malaikat!

ue, Rash. Gue takut, Sasa bener-ben

s pelan. "Sadar

nuju kamar utama, Aresh menghela napas dalam. "Gue bener-bene

"Dari jaman jebot, insaf lo hanya sebatas wacana d

e atas lantai, sambil memberi delikan tajam. "Niat gue udah mateng,

atanya jatuh pada secarik kertas di atas nakas, Arash menjawab denga

lagi mode singa PMS, nih! Disenggol d

intas, kemudian berjalan menghampiri Aresh yang masih tetap memberi tat

rahan," celetuk Arash, sambil menyempilkan lipatan kertas tersebut pad

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka