Foreman I Love You
sektor 11 belum memiliki pendamping di sisinya? Sedangkan dirinya itu tidak memiliki kekurangan satu pun selain banyak orang yang menyukainya. Jatuh cinta? Tentu saja. Namun aku bisa a
diriku begitu malu bila dihadapkan o
besarku agar bisa menguasai talenta semua itu harus dihadapkan oleh banyak ujian dengan ke-irian teman-temanku. Sebelum alarm kue itu berbunyi, aku menyortir kue yang tadinnya tidak bisa menjadi bisa. Hanya saja, ketika alarm kue itu berbunyi dan kuenya mengalami kemautan yang tidak tertolonglah, membuat diriku ketar-ketir. Harusk
seperti lihat pemilik pabrik saja. Kenapa tidak dibuat nyaman saja?" Aku
dilihatin," kataku lalu ce
bakal marah?" Alih-alih rentetan omelan, yang kudapatkan malah senyum manisnya dia. Pria yang lebih muda di hadapanku ini mulai mengiki
ma ini terucap dengan fasih melalui bibir ranumnya itu. Kata-kata yang menjadikanku sebagai pengisi
rbeda bila pria yang menyukaiku, akan aku terima dengan standarku. Aku tak pernah memedulikan semua tentangnya. Aku terlalu gengsi men
sebelum akhirnya aku menyudahi diriku menjadi cuttin
kulakukan di hari-hari berikutnya ialah tidak menarik perhatian darinya, tapi dia selalu memperhatikan aku yang memb
Aku senang, kalau Foremanku selalu bersikap lembut kepadaku, tapi ada saat kekhawatiran tak mendasar itu muncul dari pikiranku. Ketika jadwal kerjaku dipin
yang sedang banyak pikiran
kan, sekalipun Foremanmu mendapatkan banyak hasutan. Atau kalau sudah waktunya, pasti akan dipertemukan dalam pelaminan.
hok sekali. Setelah itu, perjalanan ke tempat kerjaku penuh dengan ketenangan, tapi di dalam hatiku yang
bertemu jodohku di usiaku yang ke dua puluh empat ini? Akankah Foreman Arie menyukaiku yang tidak memiliki
ap banyak begitu. Tidak juga, sih. Karena ketika aku melangkahkan kakiku lagi ke pabrik, aku berharap semoga langkahku ini menghapus dosaku yang ba
asan yang masuk akal hingga ibuku mempercayai diriku. Niatnya diriku, ingin menggunakan uang gaji Novel bukan uang dari pabrik, tapi apalah daya uang gajiku di Novel ditahan dengan alasan yang tak masuk diakal, membuat diriku harus berbohong. Tentu saja, hati
Foremanku, tapi kemampuanku masih belum cukup karena seniornya membatasi hal-hal yang membuat diriku belum bisa sepenuhnya. Tapi rasa insecureku mengalahkan segalanya.
gunakan sapu tangan plastik. Rasanya ada kebahagiaan tersendiri saat aku berada di posisi cutting, karena aku tidak mengantuk, mau
rada di posisi atas hingga posisiku berada paling bawah. Kalian tahu? Aku ikut sedih, senang bagaikan gado-gado yang mengaduk-adu
angkan dan menyenangkan hati. Siapa yang tak me
a, hal itu membuatku senang akibat Foremanku mengajak diriku jalan. Aku mencubit pipiku, takutnya hanyalah mimpi.
aku tidak boleh berharap terlalu banyak. Takutnya, diriku akan kecewa akan kenyataan sebagaimana mantan
n Arie ialah incaran para gadis di Pabrik XX itu, tapi nyatanya dia malah berdekatan denganku. Kulihat dirinya ingin berk