Foreman I Love You
memegang bibirku dengan tangan lembutnya. Aku yang seakan terhipnotis pun jatuh saat Arie tiba-tiba
hhmmp
itu. Aku pun mendorongnya agar aku tidak meminta lebih dari ciuman ini. Begitu pula
kasih,
aja hari ini, anggap saja
, kau menginginkan a
agi. Ghina pun memunggungi Arie, niatny
esalahan, padahal kau
leng seraya
n suhu tubuhnya memanas bila berada dalam kedekatan intim itu. Ghina memanglah wanita egois, t
tu, tapi di sisi lain dia ingin membatasi itu. Aku pun memegang bibirku yang masih terasa sekali ciuman panas itu. Entahlah, aku pikir sudah gila. Aku terlalu ser
am dalam lamunannya itu pun memeluk
ius begitu?" Arie berkata ketika Ghin
ah," jawab Ghina, dia masih dalam pendiriannya sambil berusaha melepaskan pelukan
ah pacaran sampai hari ini dan seterusnya!" kata Arie lagi. Di
u
Ghina hingga dia pun membali
dia pun membuka pintu kosannya untuk
dangkan ciuman itu datangnya tak terduga dan mewakili pikiran liarku. Lalu aku
berle
*
berhasil mengaduk-aduk perasaanku yang tadinya ramah menjadi jutek. Mengingat ingatanku tentang pengusiran Arie dari Kosanku, pikiran
in yang hanya mengejek diriku yang tidak memiliki apapun di dunia ini. Hidup penuh kekurangan, terlepas dari diriku yang ti
in, Arie mendapati w
salah?" Dia bolak-balik di sekitar Ghina, tapi Ghina tidak menun
ang diusir dari Kosanmu, tapi mengapa dirimu masih
lamunkan saat ini? Ataukah traumanya yang membuat dir
dengarkan gosip tent
ng lain, agar tidak ada seorang pun pria yang meminang Ghina. Padahal, tanpa gosip pun G
begitu?" s
an. Aku mengetahuinya saat dia
Kalau benar begitu, aku harus berkata langsung kepadanya u
narik tangan Ghina ke pojok
bicara kepa
suatu yang pent
mah?" tanya Arie terus terang. Dia benar-benar berbicara langsun
us mencabik isi hatinya yang mulai pulih, kembali terluka lagi. Bagaimana
menjauhiku setelah mendeng
lam melawan kata demi kata ya
a tegar di hadapannya itu. Arie baru menyadari, jika wanita yang ia cintai di hadapannya ini benar-benar kuat dan sabar. Kalau dia yang berada dalam posisi itu, dia tak
i hadapanku, kau pasti i
n tidak tahu harus berkata apa dalam situasi yang canggung ini.
memelukku. Aku tidak tahu perasaan yang kurasakan s
ak memiliki rumah. Toh, kita berdua bisa sama-sama mengumpu
Tak ada kata yang bisa aku lawan kali ini kepada Arie. Aku ingin mengucapkan rasa terima kasihku a
air mataku dengan
adapanku, karena kita akan melangsungka
ampai aku mem
ntaku?" tanya Arie memastikan kalau