Pesona Liar Sang Pelakor
berdiri. Lututku gemetar, tak mampu menahan bobot tubuh. Pelan aku melangkah ke ranjang
lian sudah
Harum ke balik pintu. Kutekan perasaan setenang mungkin, baru kubuka p
tanyanya lalu melangkah
sahutku segera menahan pintu agar b
s? Mama pikir kamu. Gilang enggak nyakiti k
ng terli
a lagi sampai buat aku nangis. Mama salah dengar kali," ban
berani nyakitin menantu kesayangan Mama!"
an gelisah, l
esok pagi pulang?
mereka bertemu, entah apa yang akan terjadi. Aku saja yang menghandel semuanya, tidak tega r
ung-burung peliharaannya. Meskipun dia berat ninggalin c
etnya jalan raya kalau pagi hari. Bagus kalian berangkatnya setel
ngusir secara halu
dan Mama, Mas Gilang merasa enggak
cobak?" tanya Mam
nget dia nahan diri. Kayak pengantin
ama mengacak rambutku. K
t tidur, biar besok cepat berang
indah, ya!" sahutku
u, biar mulutnya
hutku menge
ancur lebur, harus pula bersandiwara seolah semua baik-baik saja. Kadang terbersit niat untuk berte
lakang pintu. Sementara Mas Gilang duduk termangu di bibir
s Gilang datang ke rumahmu?
, menatap Mas Gilang s
itutup-tutupi lagi!" perintahku. Kuhenyakka
Kakak melahikan,
ah untuk mengeluarkan anakmu, kau malah pergi melamar perempuan lain. Pe
r dia pas di saat aku masih berdarah? Tidak bis
ku kehilanga
ngan akal? A
uga ngancam akan membeberkan semuanya kepada orang kampung, kalau
ncam akan membuka aibmu sendiri kepada orang kampung kita? Agar keluargaku
aku melihat sorot mata
? Kau ingin cepat-cepat memperistriny
embeberkan semuanya di hadapan ibumu, mama dan papa. Kau masih lemah saat itu, aku tidak mau
kalau kau telah melamar dia?" tanyaku. S
s Gilang segera memenuhi janjinya." Harum mengangkat da
ah pintu. Kuhampiri dia dengan gemet
ilang belum talak Kakak. Justru Kakak semakin semena-mena menekan saya, memperlakukan saya seperti pembantu di rumah ini. Makanya saya nelpon ibu,
i adalah pembantu. Kau belum kupecat. Kalau memang kau mau berhenti jadi pembantuku, silahkan kau angkat kaki dari
a Mas Gilang yang hanya membisu dan kian tertunduk. Mungkin dia berharap mendap
mu! Cepat pergi dari sini! Jaga sikapmu, jangan smapa
amarku, akan segera menikahiku! Mereka harus tahu kebenaran ini! Sebelum mereka pulan
mencoret namanya dari daftar keluarga? Mas Gilang akan di buang, dia tidak akan mendapat apa-apa lagi. Kau mau menikah dengan le
mereka. Aku juga bisa memberi cucu perempu
elah memastikan keadaan di luar aman, kuseret perempuan itu menuju kamarnya. Dengan sek
an Mas Yantomu itu besok!" ancamku samb
kah menuju kamar Chika. Bik Ina ka
mbil bangkit dari ranjang keci
cantik putriku. Makin hari dia terlihat makin besar, cantik dan sehat. Dia adalah kekuata
ak cengeng, bangun kalau haus dan
udah merawatnya dengan sanga
ranjang bagian kepala, tangannya terlipat, diletakkannya di atas kening. Sepertinya dia sed
i tetap tak bisa mengurangi panas di hati. Aku keluar, menatap lelaki kejam itu dari ujung rambut hing
ua sarung bantal dan sarung guling. Bagai kesetanan kuganti semuanya dengan yang paling baru. Kucampakkan sep
i dalam hati. Bahkan air mata pun sudah enggan untuk
sih mar
us mengusirnya? Jika dia kuusir keluar, pasti dia akan masuk dan menyelinap ke kamar perem
lahku. Aku enggak nyangka mas
k perlu menyesal!" ketusku memejamkan mata.
nya. Tapi enggaknyangka begini sulit
edikit saja, kamu toh bisa
ku. Sebuah belaian jemari bahkan menyentuh lembut bibirku. Sontak aku m
ntal ke dinding kena terjangan kakiku. Lelaki i