GAIRAH LIAR PENGANTIN PENGGANTI
yang tampak terkejut dengan
erius, seraya menunggu jawaban yang
s memintaku untuk menceraikanmu. Aku akan bayar
itu. Karena persyaratan Arkan berbeda denga
anakmu. Lagipula aku nggak pernah menyepakati hal itu sebelumnya," u
Arkan penasaran. Sehingga ia pun menarik le
elasin apa
unyikan kepanikannya. Arkan bisa melih
ersikap santai dengan keadaan yang tengah dia hadapi saat i
kamu sembunyikan?" Arkan masih ber
mbunyikan apa-apa. Lep
pi, iya sudahlah. Aku mau cabut, sila
luar tanpa berpamitan. Ia sudah merasa muak dengan sik
elia. Kini ia lega, karena sudah lepas
kalau sampai Arkan tahu tentang indentitas aku yang sebenarn
nya di ranjang. Seketika dia ingat kejadian yang terjadi di butik tadi. Ia bisa mel
kainya. Aku bukan Bianca, tapi Belia. Istri Arkan adalah Bianca, bukan Belia. Tapi bagaimana kalau dia meny
Arkan sampai Bianca kembali menggantikan posisinya. Ia tak mungkin
agi. Ia enggan untuk menerima panggilan tersebut. Teta
ada apa
mput. Kamu akan ik
? Ka
k, aku ogah ngajak kamu ke kantor. Udah deh, nggak usah bawel.
. Cerewet
secara sepihak. Ia tak ingin mende
rang tuanya memanggilnya. Ia lalu menghampiri
apa
wab Bastian. "Ini soal
enapa de
a kepadanya Arkan mengenai kondi
nmu dengan putri semata wayang mereka yang bernama Bianca Dwipangga. Jadi kami harap kamu berpura-pura mene
. Aku me
ga sangat penting bagi kelaurganya. Jadi ia tak mungkin ber
dirinya di sofa. Lalu meneguk air mineral yang ada di atas me
au begini. Arrrghh! Ini sangat menyebalkan. N
erlelap di atas sofanya. Ia benar-benar muak memikirk
jemput calon istrinya di apartemen. Sebelum
utang budi dengan keluarga Dwipangga. Jadi kamu
k. Aku men
amu belum menyukainya, tapi pelan-pelan kamu akan menyu
. Dah Nenek," pamit Arkan seraya me
bilnya dan bergegas melajukan mobiln
apartemen itu. Ternyata Belia meman
Arkan saat melihat mobil itu be
mana bisa anak konglomerat berpakaian sesederhana ini ke k
tinya. Apalagi ia menyadari kalau dia bukanlah anak dari keluarga Dw
rlihat lemah di depan Arkan, sehingga ia memalingkan wa
a dan seenaknya menghinaku. Dasar pria nggak punya ha
kaian Belia sepagi ini, karena belum ada toko yang buka. Ia pun memutuska
rkejut melihat CEO-nya bersama dengan wanita. Seluruh mata memandan
karena penampilanmu. Lain kali berpakaianlah yan
an menghinaku lagi. Aku
n berteriak dan memara
kan dengan tajam. Ia merasa sangat
kan memanggil sekretarisnya. Wanita itu langsun
da yang bisa
ik ke arah Belia. "Tolong beli ba
e
*