Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya
annya dengan tatapan menusuk, termasuk Anita. Cucu y
Tanya nenek Ani
Jaya singkat sambil men
ahm
h, hanya papa yang m
nita yang masih kesal dengan
nek mau bicara dengan papaku? Aku bisa menghubungin
" Nenek Anita memegang kepalanya yang terasa nyut-nyut menyelesaikan masalah cucu kes
cucunya yang masih lajang dekat dengan seorang duda meski dia kaya raya. Uang bukan segalanya b
hal nenek juga sudah tua," jelas Jaya yang berkata jujur di depan nenek Anita. Lilis dan Anita mem
Teriak Lilis mengaju
as Jaya yang melipat kedu
Tanya nenek Anita dengan tatapan sinis pada cucu tersaya
an Jaya bersamaan dan membawa mereka kabur dari hadapan nenek
angsung dengan ayah Jaya. Mata Anita memerah melihat Ja
dan Jaya di rumah nenekku. Apa kau tahu, nenekku tidak terima dan sangat marah." Ucap Anita
kerjaan ibu sambung? Jangan sampai anakku terluka atau kau ak
ika kita memperbaruhi kontraknya, tidak ada syarat jika Jaya harus
latan dari laci meja membuat mata Anita membulat. Amplok itu te
kan?" Tanya Wira dengan seu
" ujar Anita yang menarik amplok itu, s
Aku ingin kau ikut denganku ke pesta pernikahan temanku besok dan berda
u kambuh? Kau sudah minum obat kan?" Tanya Anita yang menahan ama
pa. Aku buang saja uangny
pat padaku, Jaya menunggu di rumah." Kata Anita menarik amplok i
membuat aku malu. Aku seorang duda dan kaya raya, banyak wanita cantik mengantri tetapi aku memilihmu karena mat
berbalik bermaksud pergi, namun kakinya tergelincir hingga tubu
ka aku ini masih tampan walau punya seorang
rnah bersentuhan dengan lelaki!" Teriak
ksi itu terjatuh ke lantai. Wira malah tertawa
jangan marah." Ujar Wira s
tua mesum!" Ejek A
ai Anita selama ini, sudah kembali dari luar negeri. Anita pun kembali happy mendengarnya. Segera
u rumah Wira. Disana, Anita disambut sepuluh orang pelayan. Banyak gaun cantik tersusun
ucap Anita yang kagum
dan putih, rambut diberi poni seperti kuda, penampilan Anita berubah sera
asistennya. Namun ketika berbalik dan melihat seseorang turun dari tangga, telepon Wi
- k
tidak akan kalah dari janda dimana pun. Termasuk Anita yang ma
wajahnya yang sudah bisa ditebak. Wira memaksakan tawanya agar Ani
ak!" Ujar Wira yang
pergi, aku juga ada
apa? La
datang cepat. Mulut mereka tidak baik sama sekali, kata-kata yang keluar selalu menyinggung aku dan kakakku. Aku harus datang demi membela diri, aku tidak mau diam dihina sam
nghina ibu sambung anakku," kata Wira seketika yang membulatkan
i? Duda tua ini