Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya
mbuatnya kesal setelah melihatnya sudah datang. Alis Anita sempat
Tanya Anita sambil bangkit. Jaya yang berada di
u dari tadi menunggu disini."
an sebutan mama. Aku benar-benar bukan mama
kan papa." Ujar Jaya sambil menyenggol tubuh Anita. Mata Anita membulat, dia menunjuk
Apa tidak ada pria lain di dunia ini?" S
Sama waktu itu." Ucap Jaya yang
rsama orang yang dia benci. Anita terlanjut berjanji pada
n Rarendra. Kau cukup memanggilku Wira saja." Ucap Wira memulai
i setelah Jaya selesai diperiksa." Uja
u masih belum punya calon meski sudah banyak yang mengantri." Je
ormal." Sahut Anita yang semakin kesal melihat Wira mempe
anya. Sejak kecil, dia ditinggal mamanya dan tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu s
mbayarmu senilai 20 juta dalam satu bulan. Anggap dirimu beruntun
ua itu membulat. Dia mengeluarkan jar
a lima bulan. Tidak ada lagi yang mengganggu hid
ya. Duda kaya itu punya segalanya hingga tidak tahu harus melakukan apa dengan uang sebanyak itu. Mesk
ma pekerjaan ini. Kapan aku mulai bekerja sebagai
olong bantu aku mengurus
an diri secepatnya. Kecuali uangku yang terkumpul
anak angkatnya dengan riang. Meski belum punya anak, tetapi dia cukup berpengalam
y selalu datang ke sini, bermain dengan Jaya. Bagaiman
inggal disini saja?" Ucap Jaya ya
gan murung anak tersayang, besok Mommy kesini pagi-p
sambil mengulurka
janji." Balas Anita yang berhasil membujuk Jaya. Wira t
gis. Aku bahkan tidak bisa membujuknya." Ucap Wira denga
k itu, Anita keluar dari kamar anak angkatnya.
itah Anita yang men
atu bulan, kenapa meminta g
lebih awal. Aku tidak punya uang untuk bolak balik ke rumahmu,
nkanmu. Tetapi, kau belum punya keluarg
tidak marah?" Ucap
namun aku belum menikah. Jadi santai saja. Aku juga ti
denganku nanti? Aku bisa tertawa lebar dih
denganmu. Rambutmu, kulitmu, semuanya normal. Tidak tampak spesial dimataku. Bagaima
k Wira yang emosi. Bisa-bisa dirinya diejek secara terang-terang
Tolong ya, gajiku jangan lupa. Besok pagi aku amb
. Wajahnya berubah warna yang menanda
ng tamu. Dia berpikir keras, seperti sedang melupakan sesuatu.
ana Lilis? Kenapa dia tidak bersamamu? Bukannya kau berjanji akan menjemputny
an. Oh my god!" Ucap Anita ya
Dimana keponakanmu berada sekarang? Ini sudah malam. Nenek pikir, dia bersamamu
ya juga sudah ber
elum mau menikah!" Teriak nenek