Indra, Reinkarnasi Tiga Dewa
elainkan membawaku ke depan wajahnya.
kamu sudah meny
a, aku yakin tid
anku dari virus iblis
maksud?" Aku tidak yakin
orang atau hewan yang jiwanya memiliki rasa den
berarti beruang in
ati tidak ada yang merawatnya, maka iz
u bagaimana dengan kerusakan ini. Hutan kehidupan sudah pasti memaafkannya, tapi ras Tri
ku, dia akan melakukan apa saja demi anaknya. Ibu
ergilah." ucapku se
Indra, atas kebaikanmu, aku m
tangan. Selama dua detik, kedua tanganku panas, terasa tertusuk-tusuk, aku tid
njadi normal. Matanya yang hitam legam b
memandangku. Desa kami hancur, puluhan orang terluka parah, lalu pelakun
ru berbicara sambil mengatur n
luka perlahan bangkit, mengatur napas. Pohon-pohon yang tumbang dan hancur mul
Jika ia mati, kasihan mereka. Betapa sedih anak-anak itu jika ibunya tiada, aku sangat memahami perasa
kimnya, jika ia memaafkan berungan itu, kami dengan sena
pan ini sudah pasti memaafkan beruang itu. Lihatlah, dia tidak t
akan membunuhnya. Kalian tahu kan aku ini hebat, ak
ek meman
emanggilk
a ter
emula. Tumbuhan yang rusak akan menyembuhkan dirinya sendiri, batan
ah, tinggal meletakkan tangan mereka ke batang pohon,
pendahulu mereka tercipta di dalam hutan ini. Hidup merek
n makan malam besar-besaran di halaman. Berbag
orak untu
tuk si p
rpu. Tertawa terbahak-bahak melihat wajahku ya
k-kr
k-kr
k-kr
endekati patung katak besar di sudut desa.
l kertas itu dari tangan anak-a
erita
lisik membaca b
reka memberikan hadiah seribu bat
i, lalu bertanya. "Apa ada gambar wajah putri itu?
mengg
k ada gambarnya." Aku kecewa, kembali
tu. Hutan kehidupan sudah memb
ita bersorak lagi
aaa
i tertawa mer
." Guru menarik kursi di samping
nyak sekali yang mencari putri Kerajaan Manggo, dia akan cepat ditemu
lis?" Aku langsung bertanya ap
tahuinya, dia mengangguk dengan
ya. Aku melakukan aktifitas yang sudah lam
ata. "Ilmu itu tidak ada batasnya, jika kamu berpikir bahwa d
memang hebat, pukulanku kuat, bisa mengha
ini sampai kepuncakn
itu, guru. Waktu latihan pertam
di atas sana. Kamu ingin tahu dari mana vi
a kamu sudah berhasil memecahkan teka-teki, kamudian kamu di perintah meny
harus memanjatnya. Memang ada apa di atas sana s
apu sekitar, mencari jawab itu. Tidak ada yang berbeda, dari dulu matak
a, Indra?" Guru ber
an tangan, me
dengan teliti k
uruhan kawasan yang bisa mataku jangkau,
g lebih tinggi, guru, samp
a. Itu menara, bukan pohon." Guru
gi? Siapa yang membuatnya?" ta
ya menara Olympus. Mata Iblis membuatnya untuk men
kakek tidak mencerita
kepada kita. Virus itu menyerang seseorang yang memiliki dendam, kebencian dan orang-orang yang mempunyai energi negatif berlebihan. Siapa yang sudah teri
ncurkan menara terkutuk itu. Aku ya
ya, lagi pula letak menara itu berada di kediaman bangsa ibl
i rebutan antara manusia dan iblis. Kenapa tidak hidup berdampingan saj
uan bertarungmu sudah hebat, maka pergilah menca
r kerikil ke sembarang arah. "Tapi guru, aku ingin membebaskan nege
ari hutan ini, Indra. Temui ayahmu ma
gsek itu. Aku adalah keluarga ras Trito
ini. Menjadi bekal pengetahuan kamu untuk menjelajahi Nobel, tapi
yang suka membaca, tetap saja dia memaksa untuk membacanya sampai habis. Itu p
elihat dunia luar hutan kehidupan. Dari buku yang aku baca. Nobel adalah duni
t jalan
ti di ja
i kangen
ai satu bulan. Selera makanmu yang kuat it
akan marah. Kita harus membuatn
sambil melambaikan tangan. Mereka bai
pohon satu ke batang pohon lainnya. Semangatku
ntara di sampingnya ada singa yang sedang mengawasi. Singa itu tidak
herbivora, pemakan tumbuhan, begitu juga dengan aku dan ras Triton. Ol
entar lagi sampai di kerajaan Manggo, aku tidak ingi
tas kepala, aku tahu mereka akan menyerangku. Hewa
elinga, berisik sekali. Aku terus berjalan santa
kar-akar berduri menyerang lebah itu, menusuknya satu persatu. Aku tetap j
am di batang pohon. Hutan kehidupan ini mempunyai
lah, pemandangan yang belum pernah aku
r di sungai yang terbentang ke seluruh daratan Manggo. Air itu jatuh dar
kit itu berdiri istana kukuh dan megah. Di samping ist
besar. Mata, hidung dan bagian-bagian
am pohon. Tempat tinggal mereka pendek, dari batu-batu ya
gar, sangat damai. Telingaku bergerak
ara teriakan seorang wanita, keberada
menelusuri suara itu. Dia dalam