Indra, Reinkarnasi Tiga Dewa
10 tahun
yang bergerak sangat cepat. Suara raungan hewan buas kian bertambah nyata semak
eruntuhan rumah dapat aku deng
selain pembunuh dia juga tidak kreatif memberikan nama untuk anaknya. Nama itu diambil dari in
mpunyai peraturannya sendiri. Tumbuhannya tidak akan pern
ini. Kalau kamu hanya sekedar memanah untuk melatih bakatmu dan mengganggu
berikan kami makanan juga memberikan
dek itu sebabnya mereka memanggilku si pendek, tapi jangan bandingkan kekuatan fisikku dengan mereka. Sangat jauh. Aku bisa mengangkat batu besar, memukulnya hingga hancur berkep
enapa mereka bisa mengeluarkan batang pohon dari tangan, akar
aknya, tubuhku menjadi kekar, pukulanku kuat, lompatku tinggi, dan yang paling hebat
t dari sihir. Apa yang tidak masuk di akal ada di sini. Ada pendeka
kondisi desa dari atas pohon. Rumah-rumah hancur berantakan, pepohonan roboh, api buas m
g, dia menghancurkan segalanya yang berada didekatnya. Par
pohon yang terbentang membentuk dinding. Rambut dan mata hijau mereka menyala terang, a
kali ayunan kaki, berlapis-lapis akar pohon yang mengikatnya, dia dengan mudah melepaskan diri. Hutan kehidupan bergabung dalam
riton. Hukuman dari hutan kehidupan tidak dapat menghentikann
mukul wajahnya. Serangan guru berhasil menaruh luka di pipi berungan itu. Tapi balasannya sang
ihat satu pukulan yang sangat kuat membuat lawan marah. Namun, balasannya sangat dahsyat. Dia terkena h
ompat, memasti
-apa?" tanyaku sambil
perutnya. Ia tidak bisa ban
guru. Rambut dan mata
isa mengalahkannya
papun yang menghalangi jalannya sambil menangkis akar berduri yang membuatnya semakin marah
u pendek. Percayalah
kuat, mata hampir copot seiring melihatnya leluasa menghancurkan desaku. Aku pasti bisa
pria ras Triton, anak-anak dan perempuan ti
uran itu, darah bermuncratan dari tubuh korb
berpegangan erat pada bulunya. Ia tidak menyadari kedatangank
udian memukul matanya. Dia meraung kesak
hku layaknya jari kelingking baginya. Aku melompat
ng raksasa itu. Ini kesempatan. Kurai satu helai bulu yang paling panjang. Tubuhku bergelantungan, memanjat sa
sudah jatuh atau terpental sangat j
enyamar di bulunya yang hitam, dia mudah menemukanku. Kedua tangannya m
g. Ia memukulku saat aku berada di tangan kirinya. Aku melompat ke pundang. Dia m
in lambat, aku dengan mudah menghindari serangannya, bahkan seb
jauh. Lalu ia meninggalkanku begitu saja, berjalan, kembali menghancurkan
nyerang beruang itu. Aku naik di punggung akar. Perhitunganku tepat, ia p
a. Sangat kuat, ia meraung kencang, membuat burung-burung dan hewa
kubilang pukulannya lambat, aku mudah menghindarinya. Tubu
linya dari raksasa beruang itu. Mereka tersenyum simpul semenjak sedari tadi ketakutan
Indra, walau dia pendek, tapi kekuatannya besar. Aku tidak sombong, aku memang kuat. Mau
ka beruang raksasa yang suka dipeluk oleh para wanita
Di bola matanya yang besar ada genangan a
ma ka
yang aku cengkram. Tubuhku jatuh ke bawah.
habisiku. Ia menggenggam lebih kuat, aku semakin terdesak, sulit