icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Penyesalan Ibu Mertua

Penyesalan Ibu Mertua

icon

Bab 1 Istriku Diam

Jumlah Kata:1032    |    Dirilis Pada: 21/06/2023

idak bisa aku pungkiri, ada perasaan yang tidak nyaman menyeruak b

bu mint

wanita itu terus meminta uang kepadaku. Bukan ingin menjadi anak yang durhaka, t

n, Bu," jawabku d

. Kini, dia beralih berbicara denga

ang! Kamu, pasti p

kali ini. Biasanya, istriku akan mengomel ata

ni menemaniku. Walaupun, aku pernah melakukan kesalahan yang sang

kan? Jangan jadi, menant

ada istriku adalah menantu durhaka. Bah

ibu-ribut. In

negur wanita itu. Tentu saja, ibu tida

ut! Ibu cuma minta uang! Masa, ka

dak pernah meminta dengan cara yang baik. Hal itu yang terkadang, m

iba-tiba dan membuat aku berinsiatif untu

pergi! Sebelum ...

nafas panjang. Samapi kapan, wanita ini bisa mengerti. Jika,

Namun, saat ini. Aku melihatnya masih saja diam, se

ebri. Istriku malah memeprcepat langakh kainya dan mmebuatku s

Menantu durhaka! Kal

rakhir dari ibu. Mau bagaimana lagi, jika kam

atas motor. Aku masih bertanya-tanya, kenapa istriku hanya diam. Tida

g tengah aku bonceng. Hingga, kami telah memasuki area kantor. Aku me

apa?" tan

sesuatu yang sudah, Mas

a sampaikan, perasaanku tidak bisa dipungkiri. Ji

gejolak ini . Tidak mudah bagiku untuk

ku dengan senyuman. Akan tetapi, dia han

, Dek?" tanya

Masih ada bebeapa be

n mengatakan hal itu. Aku tidka ingin menghalangi

ku dan menciumnya secepat kilat dan pergi beralu begitu saja. Meningg

tuk meenangkan diri," gumamku di dalam batin.

di dalam rumah tangga yang berbasis pis

ntai itu, dengan cara mengalah dan membrikan

n, aku pun memepercepat langkah. Tidak ingin dimarahi

mbuatku merasa berkecil hati artaupun minder. Karena, aku akan bertanggu

kan siang pun telah tiba. Aku menun

ghinggapi hati ini. Aku hanya melihat kedatan

pastikan. Jika, istriku tengah berada di ruangan Pak Martin. Pemili

ungnya aku memiliki Febri Ayunda yang merupakan wanita yang banyak dikeja

ja pergi menemui istriku. Kali ini, aku telah bertekat kuat

iku dengan keturuan, aku yakin jika Febri

, Ibu Febri sedang ada me

kan memberi tahuku. Wanita itu, langsung duduk

makan siang yang telah dibuat oleh istri tercinta dan me

enar? Kalian suda

edak, kenapa wanita itu harus menyi

mun, jika dia ikut camur dengan masalah kami. Itu tidak etis

elan, Pa

san dengan nada mengejek, aku segera meng

itu, aku kembali bekerja. Dengan perasaan ya

satu per–satu mulai meninggalkan gedung kantor, be

ri, namun ada sebuah isyarat yang wanita

bertingkah?"

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka