The Incredible Love
n kamar mandi. Seandainya ada sofa dan kayu dan kursi kayu mungkin Bela akan tidur di tempat tersebut. Edo yang sudah ber
k tidur? tanya
memberanikan diri
pekerjaan yang sangat banyak di tempat pak Santoso, om dari bosnya tersebut. Sedang Edo yang di sampingnya bersandar ranjang sambil mengerjakan sesuatu di laptopnya. Ketika sudah memejamkan m
el?" tanyan
aya Pak!, terus dia lari ke dalam selimut a"Edo mengambil selimut dan coba mengibask
endekat ke ranjang diatas kasur d
empat cicak tersebut. Melihat ada binatang yang membuatnya
suatu ruangan dan mencoba mengusir cicak tersebut. Akhirnya cicak itu berhasil diusir dan kembali memanjat din
seakan meledek Bella dan ingin menertawakannya atas kejadian ters
g di sebelah Bella memandang tubuh Bella yang membelakanginya. Ketika dilihatnya ada sesuatu yang tak asing di rambut Bella, ya benda yang tak asing tersebut ialah adalah kulit biji kuaci. Dicobanya mengambil kuaci tersebut dari helaian rambut Bella, sentuhan jemari yang mengenai rambut mengagetkan Bella ia b
a bergejolak sedangkan Bella yang juga memandang Edo bagai terhipnotis oleh tatapan si bos yang ada di hadapannya bagai tak sadarkan diri kini Edo semakin berani mendekat, memegang tekuk Bela menahannya serta mengecup lembut bibir asistennya tersebut. Lumatan lembut itu semakin mem
Bella di sela ciuman mer
a mendorong tubuh bosnya tersebut. Namun Edo tak melepas
n. Raut wajahnya berubah, terkejut. Syukurlah semuanya belum terlambat Jika saja bila tak melawan mungkin kehormatan yang ia jaga selama ini akan hilang. Edo
egitu saja dan saya sangat menyesal atas apa yang saya lakukan kepada kamu!" Bella yang masih di
Bella bagaimana tidak? bosnya selama ini dingin kepadanya malam ini bahkan berada di atas tubuhnya. Edo menggaruk kepala yang tidak gatal berjalan menuju mobil
di hatinya namun sekarang sepertinya ia telah gagal, ia tergoda dengan pesona Bella yang selama ini tak pernah sedikitpun terlintas di dala
" Bella menggigit bibirnya membalas ch
arinya seperti dineraka bahkan keduanya hampir saja melakukan perbuatan nista. Rasa deg-degan didadanya masih terasa, ketika matanya bertemu dengan tatap mata elang bosnya tersebut, masih terasa bagaimana hangatnya lumatan bibirnya, cumbuan di lehernya, hembusan nafas yang membuat tekuknya meremang, dan juga... bongkahan otot