Istri culun yang kusia-siakan
tanya Reza heran ketika hanya mendapati
s seolah ingin mengatakan bahwa dia alergi kepada gadis it
aya tinggalkan saja," kata Gafi mengendi
pintu. Sudah dipastikan itu Gladis, terlih
ari pintu, malas melihat sosok
eheranan. Sesaat, mereka baru sadar jika Gladis tak bisa membuka
ak Pak Reza. "Bukakan pintu aga
ya mengutuk Gladis yang dianggap lebay. Tentu jika bukan kare
dumel Gafi pelan usai
diri?" sindir Gafi melipat kedua tangan di perut. Ucapannya sa
stru memberikan beberapa
ngguhnya dia sudah jengah dengan ucapan serta kelakuan Gafi yang menurutnya sanga
han pria itu. Namun Bara memohon padanya, lalu Gladis pun merasa tak enak. Jangan lupakan jika Ba
n lengannya bergerak menerima barang dari tangan Gladis dengan segera. T
Gladis itu adalah barang miliknya. Mungki
matanya dan bersiap untuk pergi. Kali ini dia menatap Gafi. "Dan un
hanya
ta Reza keluar
uatku malu sep
intu berhenti karena ucapan Gafi. Gladis tah
us di mata Bos dan
cara Ga
ang sangat tidak logis. Ingin marah, atau mencaci bal
nghela lalu men
s menyemangati diri. "Hem, padahal bukan salahku
duduk di kursi depan namun tentu bukan sebagai pengemudi. Di sana ada
Reza menolehkan k
orot mata yang seolah mengatakan bah
sekali. Merepotkan, tadi kamu yang menghilang serta
kembali saat diceramah
berdiri sejenak di sana dengan ngeri menatap
kamu menu
uat Gafi sadar dan segera mas
an tak ingin berdekatan dengan Gladis si gadis cupu. Sering kali jug
l mungkin untuk tak peduli. Dia duduk dengan
saha mengindahkan tatapan tajam Gaf
i. Mobil mereka sampai di tempat tujuan. Keduanya
. Kalian pasti pernah meeting, kan.
ng meski sedikit berdebar. Sementara Gafi tampak tak baik-baik saja. Dia sudah gugup dan
ataan Reza terpotong. Di
nafas Pak Reza yang berat, dia langsun
ak?" cicit G
udungmu, apa tidak
agar tepat berada di depan wajah. Gladis berkaca, mengenai kerudung hitamnya
usap wajah. "Saya tidak t
k?" potong Gafi sambil terkekeh meledek. Puas sekali dia mel
kitkan ini. Dia hanya mampu menunduk menatapi sep
lit Gladis terlalu kusam tak terawat sampai apapun yang dia pakai tidak
njabarkan pendapat tentang Gladis yang selama
ingin meneliti sekali lagi penampi
ggil Gafi pen
natapi kedua manusia yang juga tengah menatapnya. Pandangan merek
kaca-kaca. Air mata sudah menggenang di pelupuk mata besar itu. "A