WETON (Santet Tiga Generasi)
a
rjaannya bukan di rumah ini)," jawab istrinya mengambil al
luwargaku. Kayo ngendikane bojoku, niki dudu gawean lumrah. Ono pantangane!" (Kamu akan dibawa ke vila pribadi kami di puncak. Di sana tugasmu hanya membantu
doro Ibu, Supados kula siap." (Omong aj
si wanita, lantas berga
Bi Zaenab meng
hmu kanggo rongulan tak paringke wanci iki ugo." (Kamu dilarang mengundurkan diri sebelum p
an sudah tahu bahwa tawarannya
rus segera dilunaskan, aku pu
diri. Namanya Pak Waluyo (bukan nama sebenarnya) dan
nji akan membayar tuntas jika aku mampu bertahan
uang sebanyak itu. Bebank
pada Ibu di dusun. Jika dikali bagikan dengan bunga hutang
*
pulang. Tinggalah aku sendiri dalam ruang ini.
dar aku setengah tertid
nyi berdecit dari kaki kursi yang beradu dengan lant
akaiannya kok serba hitam to?) Aku yang m
i dari berganti pakaian. Pakaian serba hitam yan
kat sekarang. Nanti kelamaan ditunggu Nyi Ratni) ucap Bu Agni mengalihkan pembicara
ngga kami tiba di area lantai satu dan seger
*
ari dusun ke Jakarta dan sekarang langsung diantar l
malam saat mobil bergerak me
h megah itu, dibuat kaget oleh sesuatu yang tiba
ngkin sejenis binatang malam. Namun te
kepala gundul dipenuhi urat dan sepas
ni, tapi urung karena makhluk
lagi bangunan tinggi dan benderang lampu-lampu. Kami memasuki kawasan
ak?" (Lho, emang seperti ini jalannya,
ni tak menjawab. Hanya dua pasang mata mereka yang sesekal
ewati kawasan hutan yang gelap. Berganti mengarun
ahipun?" (Bu, ini ke mana? Apa nama t
tadi tak menjawab, kini Bu Agni
diri dan beranggapan semu
naik turun, tibalah kami di vila yang dituj
tapi hampir seluruh dindingnya mengelupas. Menyisakan pemanda