TERSESAT DI SARANDJANA
a
ketus mereka ha
katanya?!" Aldo menengahi suasana yang sempat tegang. "Emang bisa dar
i Anang. Mungkin itu adalah hal terbodo
adi berkata demikian. Bukan tidak beralasan. Sebab ayah Anang meman
angsawan dengan marga 'Syah'. Itulah yang me
menuju pos tujuh. Saat itu, matahari mulai tenggelam, alia
rang dan paling jauh jangkauan sorotnya. Sebab itu adalah senter b
masing sudah menggunakan trekking pole yai
jadi. Cahaya senter mereka menangkap bayangan
ecoh dan tetap fokus ke arah depan. Sementara
hirnya lenyap. Mereka
a mempercepat langkah, mump
ujuh, Anang jatuh terpekur ke tanah sembari berteriak. S
ung memang jarang diambil para pendaki karena track-nya yang tajam. Ke
gan mengatakan bahwa kedua bahunya sang
t-mijat sekujur punggung Anan
gatakan bahwa ada sosok gaib
upa sosok itu?
isa lihat. Gaib
ngkirkan sosok gaib tersebut. Sebab mereka tak melihat
tif untuk berdoa. Ia menyentuh kedua pundak
bebani pundaknya. Yakni sepasang kaki emas yang bercahaya. Ber
, tumbuh jari jemari yang tumpang
tidaknya cukup untuk membua
apak tangannya tepat di atas pundak Anang.
segera membaringkan diri di atas
dada. Menyesal telah mengajak Anang dalam pendakian ini. Hanya bikin sial. Bila anak i
uda di pos tujuh," ucap Arifin k
nyampe puncak
elajari situasi sembari menyiapkan kata
bahwa siap melanjutkan pendakian hingga ke p
e puncak! Bikin
terh
aan di sini. Dua hari Lo pingsan,
mun mereka pun tak berani memotong kemara
. Gue sama Arifin yang bakal ke puncak. Lagi
, Anang lalu menganggap kalau kemarahan Bimbim