The Antagonist Motive
n mereka berdua itu seketika terbuka lebar-lebar dan terbang memberungut ke luar. Seolah-olah taplak meja i
erasa dingin sekali karena mereka berdua jelas berkeringat, mereka berdua bisa d
darah terpana. Ia melihat seorang wanita paling cantik yang pernah ia saksikan. Wani
ke arah sepasang mata emas itu, si anak berambut merah darah seperti melihat mat
ini bulan purnama dan sinar peraknya itu cukup untu
dengan jelas sekali melihat penampilan menawan layaknya
mengagumkan. Rambut wanita itu berwarna merah darah yang sama denga
hu, punggung, dan pinggangnya. Rambut itu dibiarkan tergerai tanpa diikat sama sekali. karena angin masuk melal
endek dan minim. Sebuah gaun tidur yang mirip dengan gaun ya
biasa rendah hingga belahan dada itu hampir terlihat. Sedangkan di
karena ditarik sedikit saja, pasti gaun ti
yang berfungsi sebagai penutup atasan tambahan. Kain panjang berwarna merah yang
i, wanita ini mengenakan dua sandal rumahan yang t
yang tampaknya terpesona dengan wanita ini, si a
in keras saja. suara rengekan itu tak ayal langsung membuat ken
suara yang keras. Wajahnya menunju
ua telinganya rapat-rapat sambil melemparkan
GAKU SAKIT!!!" keluh wanita itu keras-
a biru itu menatap ke arah mata emas yang tajam itu. Si anak pirang ketakutan, maka d
dan mata biru itu menunduk dalam-dalam karena takut memandang langsung ke arah wanita itu. Tangan si anak pira
rpesona dengan kecantikan wanita di depanny
yang memiliki lekuk yang sempurna, tulang selangka yang menawan, leher jenjang yang sangat
. Kecantikan wanita yang ada di depannya ini terlihat seperti dewi kecantikan yang
ini keluarkan serupa dengan hawa misteri
. Tetapi yang namanya manusia, pastilah suka den
adar, orang-orang akan mendekat. Tanpa menyadari bahwa a
anak berambut merah darah memandangi wanita dewasa yang ada di depannya ini seperti seseorang yang sudah mengalami kebutaan yang sangat lama, lalu matanya tiba-t
dingin sekali. membuat si anak berambut pirang menunduk semakin dalam,
p kencang, dan ia pun mengalihkan tatapan mata hijaunya ke ar
ri jemarinya. Mestinya sakit, kalau orang normal. Hanya saja berkat wajah cantik dan perhatiannya y
a mereka berdua dengan nada yang sediki
dan menghanyutkan itu sa
pelan. Sama sekali tidak mau menjawab ataupun mendongak untuk memandangi sang wanita. Seda
dua sama sekali tidak menjawab. Alisnya naik tinggi-
ta itu dengan suara yan
wanita. Ia sama sekali tidak menyangka jika wanita ini akan membentak mereka berdua dengan suara yang
mata biru itu kembali berkaca-kaca, bibir dan alisnya menengerang frustasi sambil me
am mereka berdua. Ia membuat gestur frustasi yang jelas-jelas me
g keras sekali sambil mendongak ke atas. Rah
sudut mulut terangkat dan u
???!!!" ter
berpendar hingga menerangi tempat itu dengan kemilaunya. Hing
wasa yang terlihat belia muncul di udara
ah yang teduh dan tenang. Pria ini terlihat menguap beberapa kali sambil menggo
pinggang yang ia pakai tidak dikunci dengan benar, dasinya juga diikat ala kadarnya, bahkan ram
menanggalkan baju tidurnya dan langsung cepat-cepat memakai pakaian pelayannya. Hal ini lucu
it dengan wajah yang bertanya-tanya, pria itu langsung meneg
ya?" ucap pria ini dengan nada yang
annya ini. Hal itu membuat si anak berambut merah darah jadi be
ki kecil ini seperti mengisyaratkan menghina, dan wajah wanita ini terlihat kaku, tidak suka, dan sudut mulutnya juga kaku dengan rahang yang
an nada menusuk seperti belati yang ditusukkan
reka berdua dengan tatapan yang seolah-olah
rah tangkap dari pelayan yang sudah mengasuh diriny
lihat juru selamat yang datang untuk menyelamatka
rta masih gemetar, tetapi mata biru itu tampak lebih b
rbeda dengan si anak berambut merah darah yang masih merasa kebingungan, kenapa Edmund tampak menghormati da
erut mereka berdua. Si anak berambut merah darah dan si anak berambut pir
ra yang keras dan terdengar jelas itu. Suara yang menginformasikan ke
l menghela nafas pelan dengan wajah yang frustasi, si wanita langsung berbalik membelakangi
miring dengan mata emas yang berkilat seperti kucing
ap tajam ke arah mereka berdua hingga si pirang kembali mengkeret ketakutan, dan si anak berambut mera
singkat. Setelah itu si wanita langsung melen
h darah itu terlihat bersinar dan gemerlap saat kilauan sinar keperakan bulan dan bias warna-warni di jendela mo
keluar dari perutnya. Mengabaikan adiknya yang masih saja menggenggam tangannya, si anak bera
n suatu tarikan yang aneh. Tarikan seperti umpan ikan, dan selayaknya seekor ikan,
akan membunuh dirinya jika ump
perasaan aneh yang serasa ditarik ini. Perasaan familier yang be
mengejar wanita ini. Menarik tangannya, menanyakan namanya yang masih misterius itu, dan mempe
yang sama saat seorang guru memergoki muridnya sed
t ke arah mata coklat tanah yang teduh itu. Ada rasa segan dan sungkan di
ng menggantung kusut di kerah kemejanya. "Tuan muda sekalian ..... mari iku
ja dan langsung menarik tangan adiknya yang masih gemetar itu. Si adik hanya mengikuti t
. Mengendap-endap seperti pencuri di tengah malam. Tam
tuan-tuan muda yang nakal ini. Sambil memejamkan matanya dan menguap lebar-lebar, Edmund membuat isyarat tangan agar mengikutinya, dan be
apa! Justru ia merasa sangat senang sekali. Dan mungkin, malam i
seperti dewi vampir, dan juga, malam yang m
NG. THE BEG