icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

The Antagonist Motive

Bab 5 Bertemu Untuk Pertama Kali

Jumlah Kata:2311    |    Dirilis Pada: 12/06/2023

n mereka berdua itu seketika terbuka lebar-lebar dan terbang memberungut ke luar. Seolah-olah taplak meja i

erasa dingin sekali karena mereka berdua jelas berkeringat, mereka berdua bisa d

darah terpana. Ia melihat seorang wanita paling cantik yang pernah ia saksikan. Wani

ke arah sepasang mata emas itu, si anak berambut merah darah seperti melihat mat

ini bulan purnama dan sinar peraknya itu cukup untu

dengan jelas sekali melihat penampilan menawan layaknya

mengagumkan. Rambut wanita itu berwarna merah darah yang sama denga

hu, punggung, dan pinggangnya. Rambut itu dibiarkan tergerai tanpa diikat sama sekali. karena angin masuk melal

endek dan minim. Sebuah gaun tidur yang mirip dengan gaun ya

biasa rendah hingga belahan dada itu hampir terlihat. Sedangkan di

karena ditarik sedikit saja, pasti gaun ti

yang berfungsi sebagai penutup atasan tambahan. Kain panjang berwarna merah yang

i, wanita ini mengenakan dua sandal rumahan yang t

yang tampaknya terpesona dengan wanita ini, si a

in keras saja. suara rengekan itu tak ayal langsung membuat ken

suara yang keras. Wajahnya menunju

ua telinganya rapat-rapat sambil melemparkan

GAKU SAKIT!!!" keluh wanita itu keras-

a biru itu menatap ke arah mata emas yang tajam itu. Si anak pirang ketakutan, maka d

dan mata biru itu menunduk dalam-dalam karena takut memandang langsung ke arah wanita itu. Tangan si anak pira

rpesona dengan kecantikan wanita di depanny

yang memiliki lekuk yang sempurna, tulang selangka yang menawan, leher jenjang yang sangat

. Kecantikan wanita yang ada di depannya ini terlihat seperti dewi kecantikan yang

ini keluarkan serupa dengan hawa misteri

. Tetapi yang namanya manusia, pastilah suka den

adar, orang-orang akan mendekat. Tanpa menyadari bahwa a

anak berambut merah darah memandangi wanita dewasa yang ada di depannya ini seperti seseorang yang sudah mengalami kebutaan yang sangat lama, lalu matanya tiba-t

dingin sekali. membuat si anak berambut pirang menunduk semakin dalam,

p kencang, dan ia pun mengalihkan tatapan mata hijaunya ke ar

ri jemarinya. Mestinya sakit, kalau orang normal. Hanya saja berkat wajah cantik dan perhatiannya y

a mereka berdua dengan nada yang sediki

dan menghanyutkan itu sa

pelan. Sama sekali tidak mau menjawab ataupun mendongak untuk memandangi sang wanita. Seda

dua sama sekali tidak menjawab. Alisnya naik tinggi-

ta itu dengan suara yan

wanita. Ia sama sekali tidak menyangka jika wanita ini akan membentak mereka berdua dengan suara yang

mata biru itu kembali berkaca-kaca, bibir dan alisnya men

engerang frustasi sambil me

am mereka berdua. Ia membuat gestur frustasi yang jelas-jelas me

g keras sekali sambil mendongak ke atas. Rah

sudut mulut terangkat dan u

???!!!" ter

berpendar hingga menerangi tempat itu dengan kemilaunya. Hing

wasa yang terlihat belia muncul di udara

ah yang teduh dan tenang. Pria ini terlihat menguap beberapa kali sambil menggo

pinggang yang ia pakai tidak dikunci dengan benar, dasinya juga diikat ala kadarnya, bahkan ram

menanggalkan baju tidurnya dan langsung cepat-cepat memakai pakaian pelayannya. Hal ini lucu

it dengan wajah yang bertanya-tanya, pria itu langsung meneg

ya?" ucap pria ini dengan nada yang

annya ini. Hal itu membuat si anak berambut merah darah jadi be

ki kecil ini seperti mengisyaratkan menghina, dan wajah wanita ini terlihat kaku, tidak suka, dan sudut mulutnya juga kaku dengan rahang yang

an nada menusuk seperti belati yang ditusukkan

reka berdua dengan tatapan yang seolah-olah

rah tangkap dari pelayan yang sudah mengasuh diriny

lihat juru selamat yang datang untuk menyelamatka

rta masih gemetar, tetapi mata biru itu tampak lebih b

rbeda dengan si anak berambut merah darah yang masih merasa kebingungan, kenapa Edmund tampak menghormati da

erut mereka berdua. Si anak berambut merah darah dan si anak berambut pir

ra yang keras dan terdengar jelas itu. Suara yang menginformasikan ke

l menghela nafas pelan dengan wajah yang frustasi, si wanita langsung berbalik membelakangi

miring dengan mata emas yang berkilat seperti kucing

ap tajam ke arah mereka berdua hingga si pirang kembali mengkeret ketakutan, dan si anak berambut mera

singkat. Setelah itu si wanita langsung melen

h darah itu terlihat bersinar dan gemerlap saat kilauan sinar keperakan bulan dan bias warna-warni di jendela mo

keluar dari perutnya. Mengabaikan adiknya yang masih saja menggenggam tangannya, si anak bera

n suatu tarikan yang aneh. Tarikan seperti umpan ikan, dan selayaknya seekor ikan,

akan membunuh dirinya jika ump

perasaan aneh yang serasa ditarik ini. Perasaan familier yang be

mengejar wanita ini. Menarik tangannya, menanyakan namanya yang masih misterius itu, dan mempe

yang sama saat seorang guru memergoki muridnya sed

t ke arah mata coklat tanah yang teduh itu. Ada rasa segan dan sungkan di

ng menggantung kusut di kerah kemejanya. "Tuan muda sekalian ..... mari iku

ja dan langsung menarik tangan adiknya yang masih gemetar itu. Si adik hanya mengikuti t

. Mengendap-endap seperti pencuri di tengah malam. Tam

tuan-tuan muda yang nakal ini. Sambil memejamkan matanya dan menguap lebar-lebar, Edmund membuat isyarat tangan agar mengikutinya, dan be

apa! Justru ia merasa sangat senang sekali. Dan mungkin, malam i

seperti dewi vampir, dan juga, malam yang m

NG. THE BEG

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 The Antagonist Motive Prolog : Permulaan2 Bab 2 Kristal Merah3 Bab 3 Penglihatan dan Kelahiran si Kembar4 Bab 4 Pertemuan Pertama5 Bab 5 Bertemu Untuk Pertama Kali6 Bab 6 Lupa Akan Dua Nama7 Bab 7 Berbincang Untuk Pertama Kali dan Janji Untuk Esok Hari8 Bab 8 Minum Teh Dan Susu Di Siang Hari9 Bab 9 Percakapan Canggung 10 Bab 10 Albert Menghilang11 Bab 11 Mau Selamatkan Albert, Atau Tidak 12 Bab 12 Selamatkan Albert! Sekarang Juga!13 Bab 13 Bunuh Para Serigala Itu!14 Bab 14 Pulang Kembali ke Mansion, dan Kehebohan Para Pelayan Setelah Selamat15 Bab 15 Kemarahan dan Bunga16 Bab 16 Bunga Ajaib, Penyangkalan dan Kenangan Manis17 Bab 17 Dipanggil Lagi18 Bab 18 Dua Hadiah Untuk Dua Tuan Muda yang Manis19 Bab 19 Masalah Si Merpati Kecil, dan Pembunuhan Pertama20 Bab 20 Kejahatan Pertama dan Amukan21 Bab 21 Pemakaman, Keprihatinan dan Duka yang Berpura-pura22 Bab 22 Ajakan Ke Festival, dan Kelahiran Sesosok Makhluk Misterius23 Bab 23 Berangkat dan Diserang!24 Bab 24 Pembantaian dan Jalan-jalan di Kota Besar25 Bab 25 Sate Daging Enak, dan Boneka Cantik yang Diinginkan Oleh Albert26 Bab 26 Boneka yang Dimenangkan, Makan Siang, dan Sesuatu yang Ditunggu27 Bab 27 Seorang Pria Malaikat yang Misterius28 Bab 28 Kemarahan Yvonne, dan Sesuatu yang Tertinggal29 Bab 29 Lari dan Tertangkap30 Bab 30 Penculikan, dan Bertemu dengan Anak-anak Tawanan31 Bab 31 Kebohongan Bercampur Kebenaran32 Bab 32 Susun Rencana Untuk Keluar Hidup-hidup33 Bab 33 Balas Dendam dari Anak-anak, Disiksa dan Diancam34 Bab 34 Rencana dan Kabur Dari Sini35 Bab 35 Mencari Jalur Tikus Untuk Kabur36 Bab 36 Percakapan Tentang Nona Berambut Merah Darah, dan Kerja Sama37 Bab 37 Kabur, Pura-pura Merayu, Tertangkap Lagi38 Bab 38 Lelang Dimulai