The Antagonist Motive
da di luar kotak kayu langsung terpeleset dan jatuh ke dalam da
na ada di bawah itulah, Yvonne bisa melihat dengan jelas pemandangan atas yang mi
putih kusam bangunan bergaya Victoria itu. Menimbulkan berkas-
pemandangan plafon itu perlahan menghilang. Kini, terdengar bunyi klik pelan gembok yang
tuh seperti jatuh di dalam jur
nyerang Yvonne dengan berbagai macam suara-suara histeris yang luar biasa memusingka
ekali. Kepalanya mendadak ter
at dengan perasaan yang ca
ne di tengah kegelapan sembari ia terjatuh di dalam kege
DASAR SIALAN!!!! AKU SALAH
entunya perih. Karena ia jatuh, Yvonne tahu jika air matanya tidak akan turun ke pipi
dihukum karena kesalahan yang sudah ia buat. Gaunnya berkibar-kibar, topi
beban yang terangkat dari hatinya dan terbang entah ke mana. Dan r
yang merdu sekali! Yvonne tidak ingat siapa yang menyanyikan senandun
ia tidak sa
h lagi ke jurang gelap tanpa ujung itu. Melainkan seb
n melelehkannya. Sebuah jaman di mana batu di asah hingga dibuat menjadi kapak, pisau, serut, da
an berupa gambar-gambar yan
tiga orang yang ada di sana. Ada sepasang manusia, laki-laki dan pere
yang terlihat mewah. Yang laki-laki memakai
er laki-laki ini. Sedangkan yang perempuan memakai
ermata di leher, kedua tangan, dan sebuah mahkota yang terbuat dari anyaman daun-daun
butnya berwarna pirang
ru kehijau-hijauan seperti warna laut, dengan ram
sekali. Mereka duduk bersimpuh di hadapan seorang gadis yang berambut merah
tang sepanjang atas lutut. Di pinggangnya banyak sekali belati kecil dan besar, kalung aneh, bandul-bandul aneh, tas kecil,
Yvonne tahu jika gadis itu adalah dirinya saat berumur 14 tahun. Dirinya yang lebih muda
berpikir, dirinya h
ne muda hanya mendengus kecil. Tangan kirinya yang memakai banyak sekali gelang anyaman berbagai bentuk ber
i pada kedua manusia itu. Dengan gerakan tangan kanan yang terangkat di samping wajahnya, dirinya yang muda
ntaran katapel. Kedua kepala manusia yang memasang ekspresi ketakutan itu langsung jatuh
us di penggalan kepala itu mengucurkan darah di mana-mana. Dan tidak hanya itu, tubuh tanpa ke
gung itu. Tubuh si laki-laki dipenuhi dengan darah, kulit leher, baju kulit yang ia kenaka
a rambut Yvonne. Baik s
darah yang membuatnya seakan-akan mengotori salju dengan darah seekor mangsa. Pakaian
g tumbang ke depan di sertai dengan suara d
ngan hanya me
n sepatu bootsnya. Selopnya seketika itu langsung kotor terkena darah.
abuk pinggang, Yvonne muda lalu berjongkok dan
sli yang mirip mainan itu melompat keluar dan kemudian jatuh menggelinding di tanah. Yv
dengan b
ga sampai ke bibir dan telinganya. Dan kemudian Yvonne juga membuan
uga melakukan
ki-laki itu dan lalu membuang kepala yang sudah cacat itu. Dengan mata yang
ung, telinga, dan empat mata yang seketi
terangkat, baik Yvonne muda yang mengenakan pakaian kulit pemburu, dan Yvonne
asa kini berbarengan tanpa emosi dengan memakai kedua bahasa
an burung gagak unt
s permukaan air, hingga mengaburkan bayangan di atasnya. Adegan kilas masa lalu itu beru
anah dan pemandangan berup
ng cantik. Sebuah padang bunga yang penuh dengan bunga matahar
ga itu, dan berbagai macam bunga-bunga berwarna-warni, menyemarakkan padang rumput
buat dari kulit. Dengan rambut merah darah yang dibiarkan tergerai, dan anyaman mahkota
adang rumput ini. Anak kecil itu kelihatan manis dan ceria, dengan sepasang bola mata em
onne di masa kini itu tidak ada bedanya dengan udara. Di belakang anak kecil yang manis utu, seorang wanita
kecil lalu melompat-lompat sambil berteriak-teriak dengan suara yang manis. Anak ke
po
berlari sambil tertawa-tawa. Saat wanita paruh baya itu melewati
dilempari dengan batu kerikil. Mata Yvonne menggelap, dan saat
hh, Yvonne tersadar, kalau ia dari tadi masuk ke dalam halusinasi kristal merah itu. Dan kristal mer
nya, Yvonne lalu menunduk untuk melihat apa yang ada di dalam kotak kayu itu. Dan benar s
a sudah ada di das
di dalamnya. Dan bentuknya buka
hia
sinya yang kasar dan seperti ala kadarnya. Seperti batu permata yang belum dipotong rapi,
nnya terlihat hampir sama dengan batu Ruby. Mengerutkan keni
ang sudah jatuh di atas permukaan kristal kasar itu langsung terserap di dalam kristal mer
ua. Dan di dalam retakan dan belahan itu, keluarlah cahaya ya
yang ada di jantungnya untuk keluar dan membuat tabir pelindung di aekitarnya. Sebuah
kegelapan pekat. Asap-asap itu langsung membumbung tinggi dan menyebar di
ngan asap-asap hitam ini akan menggigil kedinginan, atau hipoterm
langsung menyambar-nyambar dan membuat ruangan penyimpanan langsung gosong. Seketika itu ruangan putih memb
yang ada di dekatnya. Dan seketika itu ruangan langsung dipenuhi dengan api-api meretih yang berkobar-kobar di mana
na-mana, sedangkan Yvonne yang berdiri di tengah kekacauan itu ter
a kepala Yvonne yang dimakan oleh asap hitam itu sama sekali tidak bergeming dari tempatnya. Yvonne baik-b
untur, dan lain-lain. Membuat udara yang ada di situ luar biasa panas sekaligus juga dingin. Terdapat perbedaan suhu yang
ruangan itu saja, tetapi seluruh ban
rterbangan di langit-langit, atap-atap kayu hangus yang sudah patah-patah t
dan berubah menjadi beling-belin
anya sudah hancur luluh lantak. Dan kini, sepasang mata emas Yvonne meny
atu sama
eperti bayangan siluet janin manusia yang seukuran dengan jempol tangan, terus membesar m
g hidup dan bernafas. Sedangkan tubuhnya yang awalnya hitam legam itu perlahan-lahan warna hitam
eluruhnya terbentuk sempurna membentuk bayi manusia yang baru lahir. Sedangkan di saat ya
bercahaya itu kemudian bertambah besar sama dengan bayi yang terbuat dari asap-as
n bibir, hidung, mata, wajah, dan kedua telin
laki itu turun perlahan-lahan seperti sedang terbang. Kemudian semakin rendah, hingga kedua bayi
hat kedua anak bayi itu agar lebih jelas. Bayi yang pertama memil
g serupa dengan warna rumput di pagi hari yang sudah dipotong. Bayi pertama yang tadinya
biasa meng
mengeluarkan air
in. Bayi itu lalu tertawa ceria dengan suara yang menggema
na biru langit yang teduh. Berbeda dengan bayi berambut merah yang tertawa dan terlihat senang melihat Yvonne yang
i ini ketakutan
memperlihatkan emosi apa pun. Tidak merasa panik, ataupun mencoba untuk menggendong, mencari bantuan, atau apa se
eperti p
ayi baru lahir, ataupun menyentuhnya. Bagi Yvonne, bayi hanyalah makhluk lemah yang hanya bisa menangis, min
. Dan mendengar suara tangisan bayi pirang
ara langkah kaki seorang pria? Barangkali? Terdengar semakin dekat di belakang punggung Yv
poh-gopoh seperti seorang nenek tua yang
suara lang
di belakang p
ty!!!" suar
ngar keras sekali seperti
i dengan sua
ngkan tawa si bayi berambut merah terdengar lantang sekali m
angisan keras dan tawa
lalakkan mata saat mendengar suara bayi itu. Dia dengan jelas melihat ada dua bayi tergeletak di ubin hitam
menatap dua bayi tanpa busana itu. "Bayi sia
ik sama sekali. Ia malah menatap satu jari telunjuknya yang berdarah. Bibir merah Yv
ma dengan war
angsung merogoh kantong celananya sendiri, menarik satu sapu tangan berwarna putih krem di sana, dan
tra itu dengan setitik darah merah cerah. Setelah mengelap jarinya itu, Yvonne langsung membuang sap
tatapan tanpa emosi yang dingin. Ia lalu menun
perintah Yvonne dengan wajah dingin selaya
Yvonne langs
sekali puing-puing bangunan yang terbakar, dengan bau
erawat dan mengasuh kedua bayi itu. Bayi yang menggemaskan sekali, hanya s
vonne y