I Choose The Villain Crown Prince
tampak mengenakan pakaian khas pelayan. Rambut yang sebelumnya berwarna m
seperti mati diracun. Tapi, setelah beberapa jam, mereka akan sadar. Kira-kira saat mereka sadar, mereka akan dibuang k
nggil dengan sebutan "Ya
Paman bisa per
Paman" itu tampak rag
ahun-tahun. Aku menghafal seluruh seluk beluk kastil ini.
isa mengangguk patuh. Namun, sebelum sang pama
a, Anda harus
yang runtuh, mengangguk mantap. Ia segera b
seusianya, tetapi memiliki rambut berwarna merah menyala. Anak-anak itu tampak terkejut melih
keperakan, jadi mereka menganggap Athea adalah salah satu b
mpuan berambut merah sebahu. Wajahnya tampak sangat garang
menjawab, "Ya, tentu saja. Aku p
menatap Athea
u jadi dirimu, aku sudah bunuh diri karena malu menjadi bangsa yang menghancurkan klan lain." Ka
apa tentang Kerajaan? Seingat Athea, dalam novel ini latar tempatnya memang Kerajaan Atleysia. Jadi, tidak salah juga jika Keraj
tapi ternyata dia adalah penjahat." Seorang anak
, k
dah sok menasihatinya.
t jauh dari perkumpulan anak-anak berkepala apel itu. Ya, Athea menyeb
nulikan telinga seraya melipat kedua tangan di depan dada. Ia menutup mata
aki-laki dengan rambut perak memasuki ruangan dengan membawa senampan minuman. Athea ingat betul wajah si anak ini, dan anak itu pun juga mena
ea menyipi
ng aneh, di mana Athea menangkap wajah penuh keterkejutan pula di kalangan ger
mbut perak lebih dulu mengangguk dan membuka suara lebih dulu. Sikap mereka sangat men
an dim
edangkan si rambut perak, hendak pergi keluar. Namun, Athea segera
ing menge
berjalan pergi begitu saja. Namun, sebelum ia benar-benar per
n. Hingga tersisa satu gelas di atas nampan. Melihat Athea hendak mendekat, si anak laki-l
terbelalak. "He
u dengan kasar seraya mengelap sisa a
tas mendapatka
k pantas minum ini!" Si anak empat tah
a kau! Akan kupat
ei
pertengkaran anak-anak itu terint
ti s
di belakang. Mereka digiring melalui lorong gelap dengan pencahaya
ut sebagai tamu terh
usias. Ini adalah saat yang paling cocok untuk
an langsung menusuk mata para anak-anak kecil ini. Bagaimana tidak? Bayangkan saja, mereka keluar di sebuah lapangan
k berkepala apel yang berteriak histeris. Bahkan, anak-anak gadis sudah menangis termasuk di antara terdap
g kentara di antara tumpukan potongan tubuh tak bernyawa itu adalah rambut merah yang mereka miliki. Athea pun tersadar, bahwa kebe
rakan meriah dari orang-orang bertubuh seukuran semut y
terdapat singgasana mewah yang diisi oleh pria berambut perak dengan
benar
at perbuatannya. Tapi apa yang dilakukan orang-orang ini? Mereka malah menempatkan
anya. Ya, ada Duke Aaron Dominic bersama Ibu Tirinya d
u
ir Athea akan
da
itu tidak akan
sampah-sampah yang harus kita buang.
ai acaranya dan disambut sora
boleh hidup di antara kalian. Jadi, kalian haru
thea tera
mi tidak mau?!" te
ea. Bahkan, anak kecil itu menatapnya tajam ser
saja kalian ha