I Choose The Villain Crown Prince
abut anak panah itu dengan sekuat tenaga sebelum akhirnya membiarkan anak laki-laki itu jatuh ke ranjangnya. Sejenak, jiwa dari abad 21
at m
lah!" Athea kecil mena
h beberapa saat mencari, ia segera kembali ke ranjang. Ia mendaratkan tubuh
Athea kecil buru-buru mengambil air untuk membersihkan luka bekas panah itu. Ia melakukannya dengan cepat sebelum darah si anak laki-laki semaki
ki-laki, Athea kecil segera membaringkan anak itu ke ranjang dengan bertelanjang dada. Tidak benar-benar
Athea kecil segera membersihkan diri karena tubuhnya sangat kotor. Namun, ia lupa m
aki itu masih tak sad
pa berlama-lama, ia segera memilih satu setelan pakaian dress yang paling sederhana. Tidak ada celana di dalam
ana Athea hendak menaikkan resleting di bagian punggungnya. Tangan mungilnya kesusahan
s menghadap kaca di depannya. Bukan kaget dengan penampilan barunya yang tampak sangat feminim dan tubuh gadis kecil yang sangat cantik ini. Namun, karena k
ereka berserobok untuk beberapa saat sebelum akhirnya kedua mata Athea terpejam erat dan gadis
...
erasa waspada dan segera membungkam mulut Athea. Wajahnya ta
anak itu dari ujung matanya. Ya, meski anak itu bertubuh sangat tinggi, sebenarnya menghindar dari cekalannya buka
tapannya tampak kesal ke arah
datang kemari." Anak itu melepa
arah pintu dengan
. Aku berterimakasih kau
uh. "Tidak masalah, anak kecil. Ini impas. Kau membukaka
at tahun lebih tua darimu, anak bayi." Dia mene
berdebat dengan anak kecil yang usianya entah sudah memasu
mpas. Kejadian barusan,
ikl
nyi gagang pintu yang berusaha dibuka paksa
, apakah An
ti tatkala sebuah cekalan tangan menahan langkahnya. Anak laki-
a. Aku janji," ucap si anak laki-laki ya
beberapa detik setelahnya. Wajah Athea bahkan sudah berubah memerah
e
u pun Archel, ini adalah kali pertam
ah mencium Athea dan membuat wanita dewasa yang
dan kau alihkan perhatia
seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Bahkan, meski Athea belum benar-benar menguasai kesadarannya, anak la
t mungil. Senyum culas juga muncul di wajahnya dan hei! Athea baru
ah memiliki tulang dan otot yang kokoh di tubuhnya. Hal itu membuat kening Athea me
mata lucu itu kembali tersenyum culas. Ia tahu apa yang
ga akan menunggu si papan tripleks ini, apakah juga mampu membua
mar mandi dan tak lupa mengunci pintunya. Athea baru tersa
k si
amarnya yang masih digedor. Ia mendengkus
ya bocah ingusan yang bahkan belum berusia sepuluh tahun. Kau bukan pedofil
gan tenang Athea berkata, "Kalian tahu, aku baik-baik saja. Tidak ad
elanggar hukuman dan Anda
o