Alkisah Bunga Teratai
ke sini adalah karena permintaan ibu. Menjelang sore, dia diminta pergi ke supermarket untuk membeli bahan-bahan dapur yang sudah habis atau hampir habis
k akan terkira. Jingga juga sudah mengantisipasi kejadian itu, makanya dia keluar sebe
g putih. Dia diminta untuk membeli minyak goreng ukuran sedang, namun ukuran yang dicari
rang lelaki yang memerhatikan deretan minyak goreng dari atas lemari hingga bawah. Kebetulan juga tubuhnya tinggi jadi dia bis
ngsung juga meminta lelaki itu menyingkir da
alan bagi Jingga. Gadis itu akhirnya bisa lewat dengan mudah. Setelah
ngg
k-baik saja. Jarang ada yang bisa mengenalnya di tempat yang luas, kecuali teman-teman sekolahnya. Lagi pula, sudah hampir empat
k kini menatapnya dengan wajah takjub. Seolah mengenal sang puan deng
enali rupa lelaki di hadapannya dan juga merasa tidak pernah bertemu
rumahan Nusantara. Dulu kita tetanggaan," jawab lelaki kemeja kotak-kotak yang mengenalkan dirinya
a sudah belasan tahun yang lalu sejak dia lulus SD, jadi dia sama sekali tidak
anget tuh pergi bareng," balas Alden yang masih in
n Pra
itu
lden
ya
eknya. Sudah lama juga tidak mendengar nama itu sejak masuk SMP. Kini kenangan tentang lelaki itu muncul lagi k
. "Namanya juga anak cowok, ya 'kan. Ngo
in yang udah pindah, tapi masih ada orang lama kok. Kayak gue dan Pak Abu," ujar J
k goreng ukuran besar dan memasukkan benda itu ke keranjang. "Kalau gitu, gue cabut dulu ya, Ga. Kapan-ka
lagi," balas Jingga yang kemudian juga mengucapkan beb
elaki itu yang kemudian menghilang dari balik rak. Dia ingin memastikan kalau Alden yang dili
orang wanita yang sedang makan siang. Dia tampak lesu, terlihat dari sorot matanya yang tidak semangat saat menjelang sore. Gadis it
embicaraan. Sekaligus juga memecah keheningan yang
jawab pertanyaan tadi dengan nada lemas seolah t
rus
gi kalau menjelang malam tuh, selalu ada aja orang yang overthinking. Gimana aku bisa tidur coba," keluh gadis berkulit putih
keluhan kamu," keluh ibunya yang diiringi dengan embusan napas yang terdengar berat untuk ditanggung. Pasalnya, gadis itu su
uga dibawa, gak bakal bisa ngilangin ini. Terus ngabisin uang aja," balasnya yang tidak terima ketika ditanya alasannya tidak mau pergi ke dukun. Dia menambahkan
u gini aja terus sampai tua?" ujar
imana lagi. Sepertinya bakalan gini aja deh," ba
n ke dukun deh," ujar ibunya kembali menyarankan hal yang sama. Sudah berula
i dan dia merasa sudah cukup. Dia harus segera menyingkir dari tempat ini sebelum
sebelum punggung gadis itu kemba
kapan gue p
ali-kali apply lamaran t
k ya biar bisa dih
akyat Indonesia. Nyatanya hanya berlaku bagi o
ullah. Rot
oomin oppa
uan itu didapatkannya sejak lahir, bahkan tanpa dilatih pula. Sejak lahir, dia sudah bisa membaca pikiran orang lain dan oran
irekayasa sama sekali. Tetapi gara-gara itu, hidupnya tidak pernah tenang. Selalu ada saja yang dipikir
garnya. Baru-baru ini, dia sudah menemukan cara untuk mengab
ng datang dari arah seberang. Irene kemudian mengembuskan napas lagi kalau dia pasti akan segera mengetahu
sampai saat mereka saling membelakangi, dia masih memandang ke udara dengan tatapan
aja keluar dari toko roti. Gadis itu tadinya ingin mendekati motor matic yang terparkir dan pulan
n kalau gadis berjaket pastel itu mirip dengan orang yang dilihatnya di dalam kilasan masa depan. Dia yakin
andangan ke punggung gadis berjaket pastel tersebut. Dia kem
*