Mengejar cinta Kayana
fandra dipaksa menemani sang ibunda tercinta pergi berbelanja sekaligus menemui temannya yang sudah lama ta
rambutnya yang lurus dengan model sanggul tinggi menjulang bak tugu Monas dengan jepitan bunga di sampingny
nnya yang selalu ia pakai. Katanya
yata," gumamnya
lalu duduk sambil mengerjakan tugas kantor merasa sedikit bosan. Ia bahkan sudah
at. Rafandra tak menjawab, ia memberi kode tangan yang menjulur ke rambut. Paha
ri dalam kamar dengan riasan rambut ya
ul rambut itu semakin tinggi dari sebelumnya. Ia meringis.
bil melayangkan dua jempol untuk ibunya. Ini terpaksa,
angguk. Rafandra segera membereskan berkas yang sedang ia pelajari tadi. Me
tanya Wirautama. Alissa menggele
engaja mama ajak Rafa ke mall sebentar, siapa
pi,
i dulu," s
*
mbari membenahi riasannya. Naura yang sedang memasak sempat terlonjak
yusuri tangga samping kamarnya. Ayahnya yang baru m
mana sih?" t
g kita berdua ambil cuti untuk menebus yang kemarin," jawab Kayana yang terburu-bu
malam," pesan Naura yan
ap,
akarta akan macet karena besok akan akhir pekan. Kayana membuka ponsel lalu memakai earphone dan me
nya Aruna. Kayana melihatnya sekilas lalu mengan
beli model seperti ini. Beda harga h
segitu engg
mall terbesar di Jakarta, keduanya langsung masuk ke sebuah toko yang menjual pernak-pernik lucu. Di sebelah toko itu ada yang menjual barang yang sedang Kayana incar.
ya. Kamu tunggu di sini," pesa
o membawa satu bungkus tas berisikan lilin dalam
usnya," p
k lilin di dalam unik-unik sem
nya
kualitas utama.
yang luas, berbeda dengan Rafandra. Dirinya merasa jenuh dan kesal karena ibunya sengaja ber
ko yang menurutnya sangat membosankan. Hanya ada obrolan seputar luar negeri, makanan enak d
u pulang dari Singapura," ujar seorang wanita yang duduk di dekat Alissa. Namanya Anna, teman de
. Keduanya berbincang lagi hingga tak terasa waktu menunjukkan pukul sebelas siang. Rafandra sudah
ndra. Alissa menoleh dan balas berbisik di telinga Raf
ah kirim pesan ke papa juga." Rafandra tak bisa lagi menunggu. Ia memilih berdir
ik kembali lengan kemeja Rafandra. "T
ing, Ma. Besok saja ke
asuk, tatapannya tertuju pada satu sosok yang sedang berjalan bersama temannya sambil tertawa
di sini?" gu
nya. Ia memilih abai saat mendengar ibunya berteriak memanggil namanya kembali
dan Aruna menoleh ke belakang. Mereka mendapati Rafandra yang tengah berlari kencang menuju ke arah me
tangan Aruna dan mengajaknya sembunyi di area parkir. Nafas kedu
eriak-teriak, aku pi
ahu?" Aruna mengangguk. Kayan
raton tanpa jeda. Aruna duduk dengan kaki terjulur lurus, kepalanya menunduk dan tangannya memijatnya perlahan. Sedangkan Ka
h terengah-engah. Kayana menyodorkan botol air
u. Istiraha
an tak lama kemudian berhenti di dekat mobil tempat keduanya bersembunyi. Kayana mem
yang kaget berusaha
menempel di bibir dan matanya mengarah ke samping arah
ayana tersadar. Ucapan Aruna benar juga, mengapa di
juga,
diri juga ikut menoleh ke arahnya. Kedua mata mereka bertemu
wok enggak
di sini tan
tnya itu hampir terjengkang tapi beruntung bisa menyeimban