Kau Curangi Aku
ya sambil sesekali mencubit kulit len
adikmu main mata
lau dia..." Maya menutup mulutnya dengan
ami tak mungkin mundur lagi," lirih Inayah lalu berdiri lebih deka
Tap
," bisik Inaya
wa seakan semua i
lalu tersenyum dengan menyipitkan mata begitu
I
menghamili adikmu lalu datang pada ayahmu un
n Mike mel
juga. Adikmu itu sudah jadi incaran dia sela
ebenarnya wanita paruh baya ini ta
kau ju
rawat ayah Maya karena tau perdebatan ini tak akan usai. "Kita kembali ke k
ra dengan gadis polos pemarah ini, dia cuma tau kalau s
telunjuknya. Dia lalu menunduk dan membiarkan dok
buhnya begitu kaku hi
n jika selama ini pertengkaran demi pertengkarannya dengan Mike sebenarnya isyarat
n butiran air mata yang akan membasahi pipinya tapi percuma, dia tak sanggup mena
nikam dari belakang," bisik Maya lalu melangkah k
eja biru yang tak lain adalah supir
nap
awatan, ruangannya di sana," tunjuk pr
na ada Mik
di sana. Memangnya kenapa?
dah pergi karena tau
i soal kehami
yang keluar dari mulut seorang supi
Semua orang tau kok, tapi merek
baru kerja sa
ona. Kami memang harus merahasiakan ini darimu, aku tau Nona pas
di
itu kembal
nggu yang ada di sampingnya. "Aku sudah du
nnya secara frontal. It
ika perkataan pria muda ini benar adanya. "Baiklah, tapi katakan
rkan tangannya lalu tersenyum de
i Pak Joko, supir lama kalian ya
emuanya, sungguh aku tak tau kalau semu
yang begitu erat. "Aku rasa kita harus jaga jarak, ada banyak m
h? Masa
n kali ini dengan berani dia mend
hasia yang harus kita ungkap
kembali terb
ia berbuat sesukanya
coba menerima perjanjian pernikahan adiknya yan
kita ke ruang peraw
iasanya dia berjalan. Dia tak mau lagi terlihat lema
Ray lalu mengikuti lan
ng berisi ruang perawatan kelas VI
a putih dan ubin berukuran besar yang me
menemukan salah satu dari orang yang membuatn
anya lorong kosong tanpa penghuni dan Ray yan
P 2 yang ada di samping tubuh Maya sebelum
h," bisik Maya saat dengan jelas dia melihat sang ayah terbaring lemah di atas
l meluruskan telunjuknya di depan b
duduk di kursi berbahan beludru berwarna
y sambil menatap pria paruh baya yang wa
u," bisik Maya mencoba untuk
Wanita itu juga yang mem
ah
S
uk di depan bibir Maya. "Kau jangan bersuara, an
Katakan d
keluar," bisik Ray membuat rasa