Kau Curangi Aku
aju kencang menyusuri Jalan Ij
gang hingga mereka berdua bisa segera
embarnya yang berdiri di depan pintu b
un saja!" pinta Mike samb
mu, Sayang," bisik Maya de
kembali bertutur ketus membuat
orang. Kalau bukan karena dia anak teman ayahku, pasti sudah ku rebus dia sejak lama!" ge
perutnya, dia begitu kaget ketika Maya
ak
anya Maya kemudian
terisak dan bahu Maya segera menjadi tempat bersa
kalinya ayah kita serangan jan
inya jadi lemas dan memilih mundur beberapa langkah
i kesedihan adiknya. "Cerita, Dek
i salahku! Buka
lebih khawatir pada adik kembar Maya ket
nya Maya heran. "Ya
an pertanyaan yang keluar dari bibirnya. "Maksudku dia kan antar
bali mengerutkan kening. "Kalia
tika air mata Miya kembali mengalir me
raba perutnya lalu melemp
, ke
Mike lalu terkekeh. "Dia
Aku tanya adikku. Kenapa sih kal
g perawat yang menepuk bahu Ma
Maya dengan wajahny
ara padamu, moh
anya Maya de
al ayah
pintu ICU mengikuti langkah perawat yang membawanya ke sebuah ruangan dokter yang
tu tau jika diantara Mike dan Miya ada sesuatu yang sedang ditutupi, t
di dalam ruangan dokter dimana seorang pria ber
mang sudah beberapa kali berkonsul
rangan yang dahsyat.
alu meraih tangan pria yang mengenakan ja
ampai tak bisa mengeluarkan su
, separ
yang mencengkram lengannya. "Kalau kau mau ayahm
u tak me
dari pelayan di rumahmu yang jadi saks
terjadi sebenarnya!!" ujar Maya sembari meninju me
uatu?" tanya
fas. "Tadi Miya, kemudian Mike, seka
pi
nti saja aku tanya sama orang rumah. Mereka pa
gak mau serangan jantung ini menu
kter tanpa mengetuk pintu lalu duduk di s
ruh baya yang merupakan tirinya i
saat ayahku sera
ya
senang. "Apa yang Ibu
tak bisa membayar hutan
ermasalahkan keterlambatan pembayaran hutang-hutang keluarga ki
yahmu sakit-sakitan belakangan ini jadinya banyak bisnis yang harus kita
yang sudah dirintis sang ayah sejak puluhan tahun lalu itu kini
dan masih harus sekolah untuk bisa jadi tang
harus kita la
embayaran hutan
ju kencang menyusuri Jalan Ije
gang hingga mereka berdua bisa segera
kembarnya yang berdiri di depan pintu
un saja!" pinta Rob sambi
u, Sayang," bisik Tasya den
embali bertutur ketus membuat
orang. Kalau bukan karena dia anak teman ayahku, pasti sudah ku rebus dia sejak lama!" ge
perutnya, dia begitu kaget ketika Tasya
ak
nya Tasya kemudian m
terisak dan bahu Tasya segera menjadi tempat ber
kalinya ayah kita serangan jan
kinya jadi lemas dan memilih mundur beberapa langka
li kesedihan adiknya. "Cerita, De
i salahku! Buka
lebih khawatir pada adik kembar Tasya ke
nya Tasya heran. "Y
an pertanyaan yang keluar dari bibirnya. "Maksudku dia kan antar
mbali mengerutkan kening. "Kali
etika air mata Tasyi kembali mengalir
eraba perutnya lalu melem
, ke
Rob lalu terkekeh. "Di
ku tanya adikku. Kenapa sih kali
g perawat yang menepuk bahu Tas
Tasya dengan wajahn
ara padamu, moh
anya Tasya d
al ayah
n pintu ICU mengikuti langkah perawat yang membawanya ke sebuah ruangan dokter yan
tu tau jika diantara Rob dan Tasyi ada sesuatu yang sedang ditutupi, t
a di dalam ruangan dokter dimana seorang pria be
emang sudah beberapa kali berkonsu
rangan yang dahsyat.
alu meraih tangan pria yang mengenakan jas
ampai tak bisa mengeluarkan su
, separ
yang mencengkram lengannya. "Kalau kau mau ayahmu
u tak me
dari pelayan di rumahmu yang jadi saks
terjadi sebenarnya!!" ujar Tasya sembari meninju m
uatu?" tanya
afas. "Tadi Tasyi, kemudian Rob, sek
pi
anti saja aku tanya sama orang rumah. Mereka p
gak mau serangan jantung ini menu
ter tanpa mengetuk pintu lalu duduk di sam
aruh baya yang merupakan tirinya
saat ayahku sera
ya
m senang. "Apa yang Ibu
tak bisa membayar hutan
rmasalahkan keterlambatan pembayaran hutang-hutang keluarga kit
ayahmu sakit-sakitan belakangan ini jadinya banyak bisnis yang harus kit
n yang sudah dirintis sang ayah sejak puluhan tahun lalu itu kini
dan masih harus sekolah untuk bisa jadi tang
harus kita la
embayaran hutan
ilang perusahaan ayahku s
ita sepakat dengan pernikahan Tasyi dan Rob!" Inayah
ihatnya dan dia segera tau jika ada yang salah dengan
dan Rob, maka kita akan lepas dari jeratan hutang keluarga Aray
t ayahnya dengan tatapan nanar. Dia berharap apa yang baru saja diucapkan ibu tirinya hanya lelucon
ni, Tasya. Kau harus kuat dan mari kita
ela nafas mencoba menerima kenyataan pahit akan kisah cin
kalau aku
aka Tasyi akan malu," b
?" kesa
i kalau kau tak setuju itu berar
i sedang hami