icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mahasiswi Piaraan Dosen Muda

Bab 7 Hampir Tergoda

Jumlah Kata:2118    |    Dirilis Pada: 22/03/2023

! Jiyya! Jiyaa

i pemuda berisik sambil membekap mulut

rtama kali Dean,” bisiknya. “Bisakah kau sedikit ber

dimulutnya dengan sukarela. Jika sudah ada Dean disekitarnya Jiyya tidak berharap dia bisa merasakan ketenangan kembali. Pria itu terlalu berisik dan Hyperaktif. Perpustakaan dan Dean bukan ko

t ak

man

Jiyya dari belakang. Sampai mereka tiba di taman kampus yang lumayan lenggang. Jiyya memilih sebuah kursi yang letaknya berada dibawah pohon rindang. Tempat itu cukup bagus untuk mela

u memanggilku ta

bar malam ini kau mau kan?

a untuk menerima undangan dari Dean karena dia memang selalu menjadi sang sukarelawan mengumpulkan orang sama seperti

a apa

an pergi kebar malam ini kau, ak

harus di bar? Kenapa pul

lum akhirnya memutuskan unt

ukup dewasa. Kita legal untuk minum satu atau dua gelas alkohol. Lagipula ada Sir

disitu bangsat!

wab atas segala tingkah konyol dan absurd yang pernah Jiyya lakukan semasa hidupnya. Dia pernah bertingkah diluar nalar ketika mabuk. Sudah jelas bahwa dia harus menolaknya, karena tidak mungkin dia bisa bertindak diluar

vana segalanya jadi berubah. Dia mungkin akan memandang Sir Joan dengan cara tak sama lagi. Jiyya tahu akan sangat buruk bila

aman baginya untuk menolak dengan tegas. “Aku tidak

ari hal yang membosankan. Sekali-sekali luangkan waktumu untuk hal yang menyenang

itu perempuan dan kau laki-laki jenis kelamin kalian saja berbeda ya tentu

” Ini dia salah satu hal yang Jiyya paling tidak suka dar

sib

emang sela

emintaku untuk mempelajari materi darinya.

emberenggut. “Sekarang Sir Yoga kan sudah selesai cuti

u pria tau bangka itu sudah selesai mengambil cutinya dan kembali mengajar lagi. Alasan yang di

ar dia bisa menemukan alasan lain yang lebih logis dan

.” Tentu saja itu han

nya untuk menyentuh dahi Jiyya sekadar mengukur suhu tubuhnya. Pandangan mata Dean kini penuh selidik kearahnya. “Kau tidak tampak sakit. Kenapa harus berbo

Dean alasannya. Tapi bila dia mengatakan itu pasti si mulut emb

kan sesuatu yang ambigu seperti itu? kenapa kata-kata lumrah yang biasa dia ucapkan sehari-hari bisa punya konotasi yang nakal sekarang? apakah selama ini Jiyya me

kap begitu. Dia pasti tidak mengerti mengapa Jiyya tiba-tiba sa

tuk meralat ujarannya. Dia tidak boleh terlihat mencurigakan sama sekali apalagi di hadapan pria yang bodohnya kelewatan macam Dean. Sir Joan seperti

an saja jam berapa dan dimana. Lalu kau tingga

a setelah mendapati Jiyya menye

nge Bar, jam delapan malam nanti,” jawab Dean,

an bukunya yang telah dia beri tanda sebelumnya sambil mengibas

tidak datang Sir Joan yang

nya pada Dean yang berjalan menjauh darinya. Sementara Dean hany

ngkan sekal

*

ukses itu sekarang sedangkan aku masih saja di titik ini. Benar-ben

guru olahraga anak sekolah dasar. Dia sedang sibuk menceritakan salah satu teman kuliah mereka dulu dengan sangat berapi-api. Meski penuturannya agak kasar tapi sem

mengumpat untuk sesuatu yang lain sebenarnya. Pengalaman yang dia lakukan dikediamannya empat jam yang lalu masih meninggalkan rasa

yang sudah dia buat terhadap wanita itu. Memikirkan sebab musabab perubaha sikap Kelly

nya kearah mereka semua sebagai bentuk antisipasi dan tanda tanya yang akan merepotkan dirinya. Dia bahkan menyalakan rokoknya sebelum benar-bena

bahwa sebenarnya dia sendiri tidak tahu apa yang membuatnya bingung. Meskipun ya dia punya beberapa gambaran jawaban, tapi Leon sedang tidak ingin memikirkannya. Sudahlah persetan! D

hnya itu? damn dia

ku ditangannya. Mungkin saja dia tahu ilmu ya

pecundang kelas teri yang besar omong, bukan pria sejati. Tapi mereka tadi sedang membicarakan tentang seorang mahasiswi kan? tanpa disadari, Leon jadi tegang. Dia tidak suka topik yang diangkat sebagai bahan pembicaraan oleh para bedebah seperti

ek fantasi seksual mereka bukanlah mahasiswi yang dia kenal. Tapi begitu menemukan kemana atensi kedua bocah itu, Leon tidak bisa untuk tidak men

a itu sudah menginjak dan mengoyak rokok yang dia buang beberapa saat lalu dengan kakinya. Kemudian ber

diucapkan oleh anak laki-laki itu langsung terpotong

Leon lakukan, meski memang tindakan Leon ini agak implusif tapi pria itu tidak men

an muak. Kau tahu?” Leon menghardik mereka berdua. Suaranya baritonenya meninggi, pandangan matanya menajam. Dia jelas lebih mirip seekor singa mengamuk ket

mangsa benar-benar pemandangan yang menarik bagi Leon. Mereka yang menganggukan kepala dengan mata yang sarat de

i mendengar ada omong kosong seperi itu dari kalian. Jika aku bertemu dengan kalian dan ka

” Salah satu dari mereka

Pak,” sahut

ereka, keduanya langsung lari terbirit-birit. Pria itu menatap pungg

ntan untuk membela harga diriku seperti itu sebelumnya.

asa. Gadis itu bertolak pinggang dengan pandangan mata yang penuh dengan kepercayaan diri. Merasa mendapatkan perhatian dari Leon, dia kemudian m

p dikepalanya kembali berterbangan bagai lalat. Fuck,

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Permulaan2 Bab 2 Mengintip3 Bab 3 Imaji Liar Jiyya4 Bab 4 Silvana sang Penggoda5 Bab 5 Hero6 Bab 6 Joan & Maria7 Bab 7 Hampir Tergoda8 Bab 8 Ciuman Pertama9 Bab 9 Silvana, si Mahasiswi Nakal10 Bab 10 Tipsy11 Bab 11 Truth or Dare12 Bab 12 Ask For What 13 Bab 13 Dangerous Man14 Bab 14 Touch My Body15 Bab 15 Chaser16 Bab 16 Dirty Talk17 Bab 17 Jiyya's Shower Time18 Bab 18 After Taste You19 Bab 19 Dangerous 20 Bab 20 Jiyya's Side21 Bab 21 Persahabatan22 Bab 22 Friends to Lovers No Way!23 Bab 23 Silvana's Comeback 24 Bab 24 Dilema Berat25 Bab 25 Leon & Kelly26 Bab 26 Rebuild27 Bab 27 Mencari Celah28 Bab 28 Kenekatan Joan29 Bab 29 Pengakuan Dua Insan30 Bab 30 Do You Want This 31 Bab 31 Penyatuan Rasa32 Bab 32 Validasi33 Bab 33 Pernyataan Cinta Mendadak34 Bab 34 Heart ot Heart Conversation35 Bab 35 Pria yang Putus Asa36 Bab 36 Jiyya x Joan for The First Time 37 Bab 37 Flower Shower38 Bab 38 Dua Mood yang Berbeda39 Bab 39 Jealousy40 Bab 40 Saling Mengalahkan 41 Bab 41 Dinner42 Bab 42 Ketahuan43 Bab 43 Joan Bertandang44 Bab 44 Di Atas Meja45 Bab 45 Hot46 Bab 46 Sir Leon vs Ayah Silvana47 Bab 47 Introgasi Keluarga Silvana48 Bab 48 Kepergok Dean49 Bab 49 Bertikai50 Bab 50 Leon dan Problematika51 Bab 51 Pembicaraan Antar Pria52 Bab 52 Kekasih yang Saling Merindu53 Bab 53 Curahan Kerinduan54 Bab 54 Ronde Dua55 Bab 55 Terpaksa Mengakui56 Bab 56 After57 Bab 57 Come Here, Joan58 Bab 58 Cheers!59 Bab 59 She Knows60 Bab 60 Titah sang Ibu61 Bab 61 Penyampaian62 Bab 62 Isolasi diri63 Bab 63 Curhat 64 Bab 64 Whatever65 Bab 65 Are You Mad at Us 66 Bab 66 Kemelut67 Bab 67 Akhir Kisah Masa Lalu68 Bab 68 Are You Ready 69 Bab 69 Play & Out70 Bab 70 How had He Lived Without Her 71 Bab 71 Last Farewell72 Bab 72 Harus Bahagia73 Bab 73 Jiyya's Final Decision74 Bab 74 Finally