Mahasiswi Piaraan Dosen Muda
! Jiyya! Jiyaa
i pemuda berisik sambil membekap mulut
rtama kali Dean," bisiknya. "Bisakah kau sedikit ber
dimulutnya dengan sukarela. Jika sudah ada Dean disekitarnya Jiyya tidak berharap dia bisa merasakan ketenangan kembali. Pria itu terlalu berisik dan Hyperaktif. Perpustakaan dan Dean bukan ko
t ak
man
Jiyya dari belakang. Sampai mereka tiba di taman kampus yang lumayan lenggang. Jiyya memilih sebuah kursi yang letaknya berada dibawah pohon rindang. Tempat itu cukup bagus untuk mela
u memanggilku ta
e bar malam ini kau mau kan?
a untuk menerima undangan dari Dean karena dia memang selalu menjadi sang sukarelawan mengumpulkan orang sama seperti
a apa
an pergi kebar malam ini kau, ak
harus di bar? Kenapa pul
lum akhirnya memutuskan unt
ukup dewasa. Kita legal untuk minum satu atau dua gelas alkohol. Lagipula ada Sir
disitu bangsat!
wab atas segala tingkah konyol dan absurd yang pernah Jiyya lakukan semasa hidupnya. Dia pernah bertingkah diluar nalar ketika mabuk. Sudah jelas bahwa dia harus menolaknya, karena tidak mungkin dia bisa bertindak diluar
vana segalanya jadi berubah. Dia mungkin akan memandang Sir Joan dengan cara tak sama lagi. Jiyya tahu akan sangat buruk bila
aman baginya untuk menolak dengan tegas. "Aku tidak
ari hal yang membosankan. Sekali-sekali luangkan waktumu untuk hal yang menyenang
itu perempuan dan kau laki-laki jenis kelamin kalian saja berbeda ya tentu
" Ini dia salah satu hal yang Jiyya paling tidak suka dar
sib
emang sela
emintaku untuk mempelajari materi darinya.
emberenggut. "Sekarang Sir Yoga kan sudah selesai cuti
u pria tau bangka itu sudah selesai mengambil cutinya dan kembali mengajar lagi. Alasan yang di
ar dia bisa menemukan alasan lain yang lebih logis dan
." Tentu saja itu han
nya untuk menyentuh dahi Jiyya sekadar mengukur suhu tubuhnya. Pandangan mata Dean kini penuh selidik kearahnya. "Kau tidak tampak sakit. Kenapa harus berbo
Dean alasannya. Tapi bila dia mengatakan itu pasti si mulut emb
kan sesuatu yang ambigu seperti itu? kenapa kata-kata lumrah yang biasa dia ucapkan sehari-hari bisa punya konotasi yang nakal sekarang? apakah selama ini Jiyya me
kap begitu. Dia pasti tidak mengerti mengapa Jiyya tiba-tiba sa
tuk meralat ujarannya. Dia tidak boleh terlihat mencurigakan sama sekali apalagi di hadapan pria yang bodohnya kelewatan macam Dean. Sir Joan seperti
an saja jam berapa dan dimana. Lalu kau tingga
a setelah mendapati Jiyya menye
nge Bar, jam delapan malam nanti," jawab Dean,
an bukunya yang telah dia beri tanda sebelumnya sambil mengibas
tidak datang Sir Joan yang
nya pada Dean yang berjalan menjauh darinya. Sementara Dean hany
ngkan sekal
*
ukses itu sekarang sedangkan aku masih saja di titik ini. Benar-ben
guru olahraga anak sekolah dasar. Dia sedang sibuk menceritakan salah satu teman kuliah mereka dulu dengan sangat berapi-api. Meski penuturannya agak kasar tapi sem
mengumpat untuk sesuatu yang lain sebenarnya. Pengalaman yang dia lakukan dikediamannya empat jam yang lalu masih meninggalkan rasa
yang sudah dia buat terhadap wanita itu. Memikirkan sebab musabab perubaha sikap Kelly
nya kearah mereka semua sebagai bentuk antisipasi dan tanda tanya yang akan merepotkan dirinya. Dia bahkan menyalakan rokoknya sebelum benar-bena
bahwa sebenarnya dia sendiri tidak tahu apa yang membuatnya bingung. Meskipun ya dia punya beberapa gambaran jawaban, tapi Leon sedang tidak ingin memikirkannya. Sudahlah persetan! D
hnya itu? damn dia
ku ditangannya. Mungkin saja dia tahu ilmu ya
pecundang kelas teri yang besar omong, bukan pria sejati. Tapi mereka tadi sedang membicarakan tentang seorang mahasiswi kan? tanpa disadari, Leon jadi tegang. Dia tidak suka topik yang diangkat sebagai bahan pembicaraan oleh para bedebah seperti
ek fantasi seksual mereka bukanlah mahasiswi yang dia kenal. Tapi begitu menemukan kemana atensi kedua bocah itu, Leon tidak bisa untuk tidak men
a itu sudah menginjak dan mengoyak rokok yang dia buang beberapa saat lalu dengan kakinya. Kemudian ber
diucapkan oleh anak laki-laki itu langsung terpotong
Leon lakukan, meski memang tindakan Leon ini agak implusif tapi pria itu tidak men
an muak. Kau tahu?" Leon menghardik mereka berdua. Suaranya baritonenya meninggi, pandangan matanya menajam. Dia jelas lebih mirip seekor singa mengamuk ket
mangsa benar-benar pemandangan yang menarik bagi Leon. Mereka yang menganggukan kepala dengan mata yang sarat de
i mendengar ada omong kosong seperi itu dari kalian. Jika aku bertemu dengan kalian dan ka
" Salah satu dari mereka
Pak," sahut
ereka, keduanya langsung lari terbirit-birit. Pria itu menatap pungg
ntan untuk membela harga diriku seperti itu sebelumnya.
asa. Gadis itu bertolak pinggang dengan pandangan mata yang penuh dengan kepercayaan diri. Merasa mendapatkan perhatian dari Leon, dia kemudian m
p dikepalanya kembali berterbangan bagai lalat. Fuck,