Di Balik Topeng Bodyguard
bungan kita. Tubuhku rasanya sakit sekali. Tapi,
lan kem
!" teriak Alice membuat seluruh rumah mendengar teri
idak, kalau mulutmu tidak teriak!" bentak Nyo
Ia tak bisa melanjutkan langkah kakinya karena
ng ke sini! Keluar dari kamarku!"
Alice dengan lantang selalu memanggil namanya. Bukan Mami, Mama, atau Ib
idak memanggil namaku!" bentak Deborah menendang pintu kamar Alice.
yang muntah. Deny berlari mengikutinya dari belakang. D
tanya Deny panik. Tak berselang
rdengar sampai ke bawah.
sepertinya Nona Alice kurang
erjatuh. Dengan sigap, Deny dan Leo menyanggah tubuhnya. Air mata keluar
ilkan Dokter?" Deny mencoba
Papi khawatir. Papi, masih sibuk
e di samping tempat tidurnya. Ia tidak tega melihat Alice yang mondar mandir k
malam itu aku sempat lalai? Seperti
cat. Ia sesekali mengelus perutnya yang terlihat sedikit buncit.
ertinya tidak. Dia sering olahraga dan p
ku tidak bena
sanya kayak mau mati!" seru A
rkali-kali akan membuat Nona semakin lem
lam sekejap terlihat lemah, rapuh, dan putus asa. Siapa pu
muntah! Gak ada yang keluar dar
an kepala tanpa sadar juga menepuk dahinya pelan. Alice melirik Deny
, ya?" izin Deny berharap disetujui
Kalau aku mati, gimana?" liri
ya memerah saat menahan tawa atau tertawa. Dalam keadaan s
, hanya kurang istirahat saj
a kamu ingin melihat wajah bahagia Debor
senang sekali kalau a
an. Seorang Ibu sambung yang diharapkan bisa menggantikan posisi Ibu kandungnya ternyata meleset seratus persen. Bisa dikatakan kalau Tuan Alfred
ikit saja." Deny masih te
anan yang enak-enak," kata P
g berpandangan. "Den, Nona Alice masih muntah? " tanya
t dan kembung. Muntah tidak keluar apa pun dari
suapi ya, Den? Makanan saya taruh di si
a tangannya ditarik ke dalam kamar. Pamela
n dia bagaimana?" tanya Deborah pen
mual, lemas. Tapi, waktu muntah ti
menyuruh Pamela keluar dari kamarnya. Sen
ice. Hingga Alice menoleh ke arah pintu. Deny melirik den
rah dengan kasar. Melemparkan benda kecil panjang ke atas tubuh Al
mbolak balik berkali-kali tidak menemukan jawaban dan tet
pakainya, gimana?" Alice
u? Batinnya sedang berperang. Satu sisi tidak ingin memberitahukan pada Alice, khawatir ji
u kegunaan alat ini untuk apa?
tadi juga sedang memikirkan kegu
ut?" Alice mempraktekkan. Deny memalingkan
lat itu
. Ia sama sekali tak berkedip. Alat kecil it
" tanya Alice sa
itu untuk
mong yang jelas
n," lanjut Deny den
berdebar kencang merasakan emosi yang membuncah. Ta
g tengah. Dua koki, lima asisten rumah tangga, tiga supir pribadi, dan tak ketinggalan
bor
bor
bor
nenek
il mama sambungnya. Hanya ingin berteriak menumpahkan kekesalannya. Teriaka