Mengejar Dosen Duren
orang pria muda nan tampan. Netra gadis ini merem melek keenakan menikmati setiap henta
an kelembutan itu tidak berarti lagi, lebi
dang dan perut dadu itu sungguh energic da
mana orang-orang sedang sibuk bekerja atau pulang kerja, sibuk mem
ab si pria sambil memperc
reka semakin aktif hingga tidak terasa sudah dua puluh menit mereka melakuka
gga kenikmatan si gadis, ada suara dering telepon yang sangat mengganggu sekali. Tidak hanya sekali, benda pipih denga
gu saja." Kegiatan panas ini jadi
sang gadis sambil mengusa
Alis hitam lebat itu mengkerut, dia membaca nama orang yang menghubunginya. Telepon in
nya sendiri, setelah disapa, ditanyakan tujuan
adahal dia sedang tidak bersama dengan sang ayah, malah bersama dengan seorang g
panas kembali berlangsung lagi hingga m
lagi, dia benar-benar tidak ingin menyudahi kegiatan penuh kenikma
vodka menjadi penutup kegiatan ini. Kepala sang gadis bersandar di paha David, satu t
ia melihat kantung jenazah yang sedang dibawa oleh tim sar. Kata pe
h gadisnya. Rupanya televisi lebih menarik dar
k lepas dari layar sel
at-alat berat, ada plat nomor dan ciri-ciri mobil seperti yang sering dikendarai oleh Elizabeth
otomatis bertanya karena Dav
kakakku, orang ya
am langsung bangun. "Kalau begitu, segeralah
gadis pemuas napsunya, takut pulang kenapa-napa di jalan jika tid
ah, jangan mengkhawatirkanku!" jawab gad
elihat ayahnya sedang duduk lemas di ruang T
sudah tidak lama lagi. Pria tua itu tidak bisa mendenga
yang sedang menunjuk televi
It- itu bukan E
*
hari ke
Ak
, aaaaaaaa, eung,
... iaaahhh iaaa
t Jelita lompat dari tidurnya. Wanita muda yang masih menggunakan kaos oblong dan celana pen
buatnya panas dingin. Tidak merinding bagaimana? Ini lebih menyeramkan dari pada setan. Jelita kira di samping
pukul delapan. Atau, nilai D lah yang akan diberikan dosen untuk Jelita. Luna tidak mau Jelita bahan ledekan atau sampai mengulang SKS, sehingga ia dengan usil memasang suara yang dire
menit sampai akhirnya Jelita benar-benar siap untuk berangkat ke kampusnya di daerah pusat kota Bandung. Menggun
arin aja," kata Jelita pad
ernyitkan kening. Sembari mengibas-ngibaskan uang sepuluh ribuan yang baru saja diberikan oleh
n giginya yang rapih. "Hehe, yaudah
g melengkapi penampilannya dengan jaket denim dan ripped jeans semata kaki itu segera melangkah masuk ke dalam gerbang kampusnya.
enita j
batan menjadi bestie di kampus. Luna dan Jelita kebetulan diterima di fakultas dan jurusan yang sama. E
ggak tela
anjutkan langkah. "Semua berkat jasa ibu Luna yan
anet." Luna tertawa puas, tidak s
eran jadi penyanyi dangdut?" Wajahnya yang imut memang mirip Jenita Janet
anik yang dibuat-buat. "Napasmu aja kedengarannya fals, apalag
banget sih,"
sudah tahu jika Jelita dan Luna adalah sahabat dekat, kemana-mana selalu bersama bagaikan upin dan ipin yang berbeda orang tua. Jika
a dosen baru yang bakal gantiin Pak Tata
ya penasaran. "Masa? Emang ada yang bisa
mbut pendek itu lantas tertawa. "Tapi katanya, Pak Tatang itu emang mau d
is orang?" Otak Jelita masih
Lah si Luna pake sebutan asing saja, bikin otak Jeli
" koreks
dan duduk begitu saja. "Ya pokoknya gitulah. Katanya d
a menyilang kedua tangannya di depan dada dan menggumam panjang. "Tapi kok kamu t
a diri mengangkat dagunya ke atas. "Plis deh, Janet. Kalau gosip terbaru udah
l alis milik Jelita terangkat naik. Ia mulai mena
ak habis pikir, ternyata ibu kantin kampus
mak-emak
na, yang lalu diakhiri d
di kelas mereka pun segera memenuhi ruangan. Selain itu, dos
berjalan penuh percaya diri ke dalam ruangan. Sementara Jelita justru mengernyitk
nya yang tegas dan tampak cool, berhasil menarik perhatian mahasiswi-mahasiswi, tapi tidak dengan Jelita. "Janga
ni kok malah dosen baru yang masuk kela
menyenggol tangan wanita berambut panjang itu dengan lengannya. "Sia
nita berambut panjang dengan gaun putih selutut di belakangnya. Sejak awal kedatangannya, sosok itu telah mencuri perhatian. Bukan hanya karena penampilannya yang sedikit 'gotik
sana dan kemari. Dari gesturnya, Jelita menebak bahwa wanita itu i
esedihan yang dirasakan oleh wanita itu. Ia sama sekali tidak bergeming, sampai akhirnya wanita itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan bertemu pandang dengan netra hitam
HHH
iba di depan muka Jelita. Barulah beberapa saat kemudian mahasiswi muda itu menyadari bahwa kemampuan lamanya telah kem
? Susah payah minta nenek nutup mata batinku biar n
araku kan?" tanya Elizabeth, si hantu be
tmosfer di sini semakin berubah. Jeli
, jangan p