icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mengejar Dosen Duren

Bab 3 Si Gadis Indigo

Jumlah Kata:1962    |    Dirilis Pada: 03/03/2023

orang pria muda nan tampan. Netra gadis ini merem melek keenakan menikmati setiap henta

an kelembutan itu tidak berarti lagi, lebi

dang dan perut dadu itu sungguh energic da

mana orang-orang sedang sibuk bekerja atau pulang kerja, sibuk mem

ab si pria sambil memperc

reka semakin aktif hingga tidak terasa sudah dua puluh menit mereka melakuka

gga kenikmatan si gadis, ada suara dering telepon yang sangat mengganggu sekali. Tidak hanya sekali, benda pipih denga

gu saja." Kegiatan panas ini jadi

sang gadis sambil mengusa

Alis hitam lebat itu mengkerut, dia membaca nama orang yang menghubunginya. Telepon in

nya sendiri, setelah disapa, ditanyakan tujuan

adahal dia sedang tidak bersama dengan sang ayah, malah bersama dengan seorang g

panas kembali berlangsung lagi hingga m

lagi, dia benar-benar tidak ingin menyudahi kegiatan penuh kenikma

vodka menjadi penutup kegiatan ini. Kepala sang gadis bersandar di paha David, satu t

ia melihat kantung jenazah yang sedang dibawa oleh tim sar. Kata pe

h gadisnya. Rupanya televisi lebih menarik dar

k lepas dari layar sel

at-alat berat, ada plat nomor dan ciri-ciri mobil seperti yang sering dikendarai oleh Elizabeth

otomatis bertanya karena Dav

kakakku, orang ya

am langsung bangun. "Kalau begitu, segeralah

gadis pemuas napsunya, takut pulang kenapa-napa di jalan jika tid

ah, jangan mengkhawatirkanku!" jawab gad

elihat ayahnya sedang duduk lemas di ruang T

sudah tidak lama lagi. Pria tua itu tidak bisa mendenga

yang sedang menunjuk televi

It- itu bukan E

*

hari ke

Ak

, aaaaaaaa, eung,

... iaaahhh iaaa

t Jelita lompat dari tidurnya. Wanita muda yang masih menggunakan kaos oblong dan celana pen

buatnya panas dingin. Tidak merinding bagaimana? Ini lebih menyeramkan dari pada setan. Jelita kira di samping

pukul delapan. Atau, nilai D lah yang akan diberikan dosen untuk Jelita. Luna tidak mau Jelita bahan ledekan atau sampai mengulang SKS, sehingga ia dengan usil memasang suara yang dire

menit sampai akhirnya Jelita benar-benar siap untuk berangkat ke kampusnya di daerah pusat kota Bandung. Menggun

arin aja," kata Jelita pad

ernyitkan kening. Sembari mengibas-ngibaskan uang sepuluh ribuan yang baru saja diberikan oleh

n giginya yang rapih. "Hehe, yaudah

g melengkapi penampilannya dengan jaket denim dan ripped jeans semata kaki itu segera melangkah masuk ke dalam gerbang kampusnya.

enita j

batan menjadi bestie di kampus. Luna dan Jelita kebetulan diterima di fakultas dan jurusan yang sama. E

ggak tela

anjutkan langkah. "Semua berkat jasa ibu Luna yan

anet." Luna tertawa puas, tidak s

eran jadi penyanyi dangdut?" Wajahnya yang imut memang mirip Jenita Janet

anik yang dibuat-buat. "Napasmu aja kedengarannya fals, apalag

banget sih,"

sudah tahu jika Jelita dan Luna adalah sahabat dekat, kemana-mana selalu bersama bagaikan upin dan ipin yang berbeda orang tua. Jika

a dosen baru yang bakal gantiin Pak Tata

ya penasaran. "Masa? Emang ada yang bisa

mbut pendek itu lantas tertawa. "Tapi katanya, Pak Tatang itu emang mau d

is orang?" Otak Jelita masih

Lah si Luna pake sebutan asing saja, bikin otak Jeli

" koreks

dan duduk begitu saja. "Ya pokoknya gitulah. Katanya d

a menyilang kedua tangannya di depan dada dan menggumam panjang. "Tapi kok kamu t

a diri mengangkat dagunya ke atas. "Plis deh, Janet. Kalau gosip terbaru udah

l alis milik Jelita terangkat naik. Ia mulai mena

ak habis pikir, ternyata ibu kantin kampus

mak-emak

na, yang lalu diakhiri d

di kelas mereka pun segera memenuhi ruangan. Selain itu, dos

berjalan penuh percaya diri ke dalam ruangan. Sementara Jelita justru mengernyitk

nya yang tegas dan tampak cool, berhasil menarik perhatian mahasiswi-mahasiswi, tapi tidak dengan Jelita. "Janga

ni kok malah dosen baru yang masuk kela

menyenggol tangan wanita berambut panjang itu dengan lengannya. "Sia

nita berambut panjang dengan gaun putih selutut di belakangnya. Sejak awal kedatangannya, sosok itu telah mencuri perhatian. Bukan hanya karena penampilannya yang sedikit 'gotik

sana dan kemari. Dari gesturnya, Jelita menebak bahwa wanita itu i

esedihan yang dirasakan oleh wanita itu. Ia sama sekali tidak bergeming, sampai akhirnya wanita itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan bertemu pandang dengan netra hitam

HHH

iba di depan muka Jelita. Barulah beberapa saat kemudian mahasiswi muda itu menyadari bahwa kemampuan lamanya telah kem

? Susah payah minta nenek nutup mata batinku biar n

araku kan?" tanya Elizabeth, si hantu be

tmosfer di sini semakin berubah. Jeli

, jangan p

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka