Love Scenario
an mengenai jendela D`Moon cafe. Memantulkan waj
jan yang mengguyur kota Surabaya sejak sore tadi. Rupanya ia masih memikirkan
ampirinya. Sebelum duduk, ia masih sempat mengecup puncak
ang kurang lebih satu tahun ini menjalin kasih dengannya
ng ia cintai. "Sudah pesan makan?" tanyanya yan
emiliki kekuatan untuk mendengarkan p
Kamu suda
nggeleng pelan dengan tatapa
kantor Guru tadi salah? Kakak mau pergi dari sini?" serun
antinya. Tapi juga dirinya. Jauh dari orang yang dicintainya tidak pernah terbayangkan dalam benaknya. Na
ina di atas meja. Namun dengan cepa
erhubungan. Ada media elektronik untuk tetap bertatap muka. Jangan pasang wajah sedihmu, Sayang. Kakak berjanji akan
ni berat baginya. Namun, ia juga tidak bisa b
kankah kita harus mendukungnya
n, aku akan mendukung keputusanmu. Aku harap kakak di sana bisa belajar dengan tenang, raihlah cita-citamu setinggi mungkin.
up punggung tangan Elvina sek
ar bisa segera bertemu denganmu dan membuatmu bangga. Sekarang, Ayo makan dulu! Setelah itu aku akan menga
iak untuk mencegah kepergian sang kekasih. Tapi urung ia lakuka
motor bebek bututnya. Beruntung hujan sedikit l
n erat. Bersandar di punggungnya, menyembunyikan bul
zinkan malam ini, ia memeluknya dengan erat. Se
erutnya dengan sebelah tangannya yang bebas. Menge
gi. Semua sudah menjadi sebuah perjanjian dan impiannya. Egha yakin
entikan motor bebek bututnya tepat di dep
matanya. Berdiri di sisi Egha yang masih d
Jangan makan pedes kalau nggak mau di rawat lagi," omel laki-laki itu sambil
yang tak bisa ia sembunyikan lagi. Seraya menatap
il menarik kedua sisi wajah Elvina dan mengecup keni
itnya yang hanya di an
n di dalam kerongkongannya. Terlalu sulit untuk membuka mulutnya.
epergian Egha dengan isakan tangisnya. Kedua tangannya
simpuh di depan pagar. Menangis terisak-isak s
*
demam. Saat ini, gadis itu hanya duduk di sebelah kaca
m obatnya. Mama suapi, yah?" tawar
a, Ma. Nanti Vina makan," sahutnya tanpa me
mamanya sebelum akhir
. "Hallo! Iya, dia sakit. Sepertinya kita tunda dulu
Iya, kamu sabar, yah? Aku juga mau izin tidak kerja hari ini. Sepertinya aku tidak bisa meninggalka
ng sejak tadi ia genggam. Tak
umamnya berusaha menenangka
cat. "Baru semalam, tapi aku sudah tidak yakin pad
*
Elvina sama sekali. Entah apa yang terjadi pada laki-laki tersebut. Hingga lupa
mpat yang selalu mereka datangi dulu. Hanya untuk sekedar meliha
satu cup es krim rasa vanilla kesukaannya serta satu cup cake vanilla. Keduanya
Laki-laki yang selalu bisa menenangkan dan menjadi sandarannya selama i
memutuskan untuk pulang. Jika tid
uduk dan bercanda bersama Mamanya. Tidak ingin berpikiran buruk
pa mamanya saat melihat El
enjadi papa kamu," jelas Davina s
pa