/0/20791/coverorgin.jpg?v=e65667aa7d62f9ca14b86f6ae32ad138&imageMogr2/format/webp)
"Peserta nomor dua belas, silakan masuk," ujar seorang pria berwajah kelimis dari ambang pintu.
Bersamaan dengan itu, seorang gadis dengan tampilan trendy dan tubuh tinggi masuk ke dalam ruangan. Sejak tadi, wanita ini sudah mencuri perhatian Putri karena pembawaannya sangat berbeda dari peserta lain.
Selain terlihat santai, tubuhnya pun mengenakan barang branded dari atas sampai ke bawah yang tak mungkin bisa dijangkau oleh artis yang tengah merintis karir.
Putri kembali menatap nomor antriannya dengan gelisah. Di atas kartu itu tertulis angka tiga puluh dua, yang berarti ada dua puluh kandidat lagi yang mesti maju sebelum tiba gilirannya.
"Eh, dengar-dengar kita casting cuma formalitas lho. Semua peran yang dibutuhkan sudah terisi." Seorang peserta yang kebetulan duduk di sebelah Putri mulai bergosip dengan rekannya.
"Ah, masak sih sekelas Bharata group curang?" Temannya menanggapi skeptis.
"Pelankan suaramu, bodoh."
Setelah itu keduanya bicara sangat pelan hingga suara mereka menyerupai desau angin. Namun percakapan sekilas tadi sudah cukup bikin hati Putri ngilu.
Dia menarik nafas panjang sambil memikirkan betapa sulit hidupnya biar bisa sampai kemari. Mati-matian membujuk Sophia, cuti dari pekerjaan -- yang sudah pasti dikenai denda --, dan harus merelakan uang lima puluh ribunya untuk ongkos kemari.
'Semoga aku punya kesempatan untuk unjuk gigi.' Putri membatin lagi seraya menatap sekeliling. Ada banyak hal menarik yang bisa dilihat saat ini.
Ketika dia sedang asyik mengamati segalanya, pintu yang tertutup rapat itu tiba-tiba terkuak diikuti oleh pengumuman yang langsung mematahkan hati semua orang.
"Baiklah kakak-kakak, terima kasih atas partisipasinya. Dengan sangat menyesal kami umumkan, semua peran yang kami cari sudah terisi, sampai ketemu di lain waktu. Semoga berhasil."
Dan "baam!" Pintu itu kembali tertutup rapat.
Sontak semua yang menunggu tadi kasak-kusuk. Ada yang protes, ada yang saling tatap dengan ekspresi 'kubilang juga apa' tertempel di wajahnya, ada juga yang langsung menitikkan air mata. Dan Putri termasuk salah satu dari kategori terakhir ini.
Bagi mereka yang di dalam sana, ini mungkin cuma casting biasa, tapi bagi Putri beda lagi ceritanya. Harapannya, kesembuhan neneknya, sangat bergantung pada kesuksesannya dalam meniti karir.
"Ssstttt, lihat ke sana deh... ."
/0/17868/coverorgin.jpg?v=8203640a57faef12a0e2fecc1f55cabb&imageMogr2/format/webp)
/0/28732/coverorgin.jpg?v=e8a0b4534d7994c926bb454fbf8339ea&imageMogr2/format/webp)
/0/14731/coverorgin.jpg?v=927f4fb1d364819af2fa48c52b77907e&imageMogr2/format/webp)
/0/25602/coverorgin.jpg?v=f78608e96138309796e790df68c40154&imageMogr2/format/webp)
/0/26476/coverorgin.jpg?v=0c2ae0be9b08664277b4766abce9db44&imageMogr2/format/webp)
/0/13831/coverorgin.jpg?v=83b5babe054d5e45caa619544604e536&imageMogr2/format/webp)
/0/4019/coverorgin.jpg?v=20250121182013&imageMogr2/format/webp)
/0/18460/coverorgin.jpg?v=6dedeacbb89bc1b76f435c2f5f90369e&imageMogr2/format/webp)
/0/4140/coverorgin.jpg?v=96bc234aca65def409292e6bc0e5257a&imageMogr2/format/webp)
/0/2983/coverorgin.jpg?v=0b1e8dbecc33d2678ce9ef94a4c0ded1&imageMogr2/format/webp)
/0/3219/coverorgin.jpg?v=606f0564742a6b0348dac03529c35ba8&imageMogr2/format/webp)
/0/29608/coverorgin.jpg?v=20251111135717&imageMogr2/format/webp)
/0/15108/coverorgin.jpg?v=fa08f31ad4cfd5743a6f2b10fcef2b17&imageMogr2/format/webp)
/0/14323/coverorgin.jpg?v=cfad8d859d26bba1fb8bbedcbc187141&imageMogr2/format/webp)
/0/12469/coverorgin.jpg?v=b8d7d38e4d62e91a93565f9810b22e9d&imageMogr2/format/webp)
/0/30638/coverorgin.jpg?v=483e73c3f98310e9bbfe3468bbac7c51&imageMogr2/format/webp)
/0/3505/coverorgin.jpg?v=48b097c2acb747a9b33ef3da91a5291a&imageMogr2/format/webp)
/0/29607/coverorgin.jpg?v=51558a529974c1a02f54eeb50ac32aec&imageMogr2/format/webp)
/0/27225/coverorgin.jpg?v=afa14fbaade9b3a9d0c65a8433138a3b&imageMogr2/format/webp)