Cinta yang Tersulut Kembali
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Terpesona oleh Istri Seribu Wajahku
Gairah Citra dan Kenikmatan
Hamil dengan Mantan Bosku
Hati Tak Terucap: Istri yang Bisu dan Terabaikan
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Suamiku Nakal dan Liar
Dooor doorr doorrr
Suara letusan timah panas bersahut-sahutan menggantikan suasana hening pegunungan yang mencekam siang ini.
Baku tembak terjadi tak bisa dihindari.
Ada tujuh pria sedang mengejar sesosok tubuh berpakaian serba hitam yang berlari dengan begitu lincah. Selain bersenjata, mereka semua juga mempunyai kemampuan bela diri yang tidak biasa.
Namun, sosok yang sedang dikejar juga bukan orang biasa. Kecepatan gerak yang begitu lincah meliuk-liuk menghindari peluru yang datang bertubi-tubi tanpa rasa takut, sangat mengagumkan. Hal tersebut menandakan bahwa dia mempunyai kemampuan bela diri dan ilmu peringan tubuh yang tinggi.
Sosok yang dikejar itu jelas seorang wanita. Tubuh yang terbungkus setelan celana cargo dan kaos hitam lengan panjang berlapis jaket anti peluru membentuk lekuk tubuh indah yang hanya dimiliki wanita.
Meskipun wajahnya tertutup masker hitam, alis yang panjang dan sepasang manik yang mempunyai bulu mata lentik tak bisa menyembunyikan kecantikan yang ada di balik masker. Rambut panjangnya diikat ekor kuda terjuntai dibalik topi warna hitam pula.
Sosok gadis mempunyai tinggi 170an cm terus berlari menghindari kejaran para pria di belakang.
"Xin Qian, menyerah saja. Kamu tidak akan bisa lari dari tempat ini!" Terdengar pekikan suara yang mencoba melemahkan mentalnya.
"Sial, kenapa kalian menjebakku!" Xin Qian menggertakkan gigi. Dia sedang memarahi dua rekannya yang telah berkhianat.
"Jangan salahkan kami. Xin Qian, kamu memang pantas mati!"
"Dendam apa kalian berdua denganku?" dengusnya penuh amarah. Dua rekannya sudah bergabung dengan musuh untuk membu*uhnya.
Benar-benar keterlaluan.
Xin Qian dan dua rekannya adalah anggota agen pe*bun*h profesional yang cukup bergengsi di kalangan jaringan bisnis hitam. Belum pernah gagal dalam menjalankan tugas.
Seharusnya mereka bekerja sama untuk membunuh pimpinan Mafia, Lin Chao Feng. Namun, sekarang semua justru berbalik arah. Bukan Lin Chao Feng yang akan mereka bunuh, tapi justru dirinya.
Padahal dia begitu mempercayai dua rekannya. Ternyata, mereka malah menginginkan nyawanya.
Sebelumnya, mereka sudah berhasil menyusup menjadi penjaga villa tempat menginap Lin Chao Feng. Pimpinan Mafia yang harus dibu*uhnya hari ini.
Xin Qian dan dua rekannya sudah berbagi tugas untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan cepat. Dua rekannya harus mengalihkan perhatian para pengawal pribadi sang Mafia. Sedangkan dirinya langsung mengeksekusi target.
Faktanya, ketika dia sampai di tempat. Semua pengawal sang Mafia dan dua rekannya berkumpul di sana menyiapkan jebakan untuk Xin Qian.
Tidak disangka, dua rekannya telah berkhianat untuk menjebaknya menemui jalan buntu. Dia sendiri yang akan menjadi target pembunuhan hari ini.
"Menyerah saja Xin Qian. Aku akan memberi kema*ian yang indah untukmu! Ha-ha-ha." Suara seorang pria terdengar dingin.
Siapa lagi, dia pasti Lin Chao Feng ketua Mafia yang harus dibunuhnya hari ini.
"Jangan harap bisa mudah membu*uhku!"
Sosok wanita itu terus berlari dengan gerakan lincah. Memiliki ilmu meringankan tubuh yang cukup tinggi sehingga bisa begitu cepat menghindari tembakan yang bertubi-tubi.
Sesekali dia juga melepaskan tembakan ke arah para pria yang mengejar di belakang.
Doorr Doorr
Doorr Door
Ceklek
"Sial, peluru habis!" umpat wanita itu kesal. Di saat kritis senjatanya kehabisan peluru. Mana sempat dia membuka ransel untuk berganti senjata lain. Mereka sama sekali tidak akan memberi kesempatan.
Sungguh sial.
Tak ada pilihan lain baginya kecuali terus berlari ke depan. Namun, dia sekarang berdiri di atas tebing. Di depannya hanya tersisa jurang yang begitu dalam.
"Shit! Jalan buntu!" Di depannya, jurang yang begitu dalam. Kecuali melompat ke dasar tebing, Xin Qian tidak mempunyai jalan lain. Namun, jika melompat ke dalam jurang sedalam ini dia juga akan mati.
"Tidak disangka kamu akan mati di usia semuda ini, Xin Qian. Sungguh sayang, kamu memilih kematian yang buruk. Ha-ha-ha." Sekelompok pria itu terus merangsek ke depan. Sementara Xin Qian hanya bisa mendenkus penuh amarah mengutuk kesialannya hari ini.
"Apakah sekarang tiba kematianku? Sialan, aku masih ingin hidup lebih lama," geramnya.
Jarak antara mereka semakin terpangkas.
"Mau kemana lagi kamu, Xin Qian? Bersikap baik, akan kuberi kematian yang indah!" Suara Lin Chao Feng yang mengejarnya terdengar begitu mengerikan.
Suara tawa menggelegar dari para pria yang mengejarnya. Masing-masing dari para pria itu menodongkan pis*ol ke arahnya.
"Bukan kami yang mendapatkan bayaran karena membu*uhku, tapi aku yang akan mendapatkan bayaran satu juta dollar untuk menghilangkan nyawamu, Xin Qian," sindirnya.
"Benarkah semahal itu harga dari nyawaku?" Xin Qian bahkan memiliki nyawa dengan harga mahal. Apakah dia harus bangga?
Wanita yang bernama Xin Qian terus waspada. Saat ini nyawanya sudah di ujung maut. Dia tidak menemukan celah sama sekali untuk melarikan diri kali ini.
"Berbanggalah sebelum aku mencabut nyawamu!"
Xin Qian menghela napas.
Saat ini, dia hanya bisa bertaruh. Di dalam ranselnya, ada mesin kecil yang saat ini sedang dikembangkannya.
Xin Qian meraba benda bulat yang melingkar di pergelangan tangannya. Menekan salah satu tombol yang ada di sana untuk mengaktifkan. Alat ini akan membawanya ke tempat persembunyian rahasia yang telah dia siapkan sebelumnya.
Tiba-tiba suara embusan angin begitu ribut dari arah tebing. Xin Qian menoleh ke belakang. Di sana terlihat pusaran angin yang berputar-putar di udara.
Sudut bibir Xin Qian terangkat membentuk lengkungan tipis. Ini adalah pertama kalinya dia menggunakan alat canggih yang telah dikembangkannya, mesin waktu. Belum sempurna, alat canggih yang baru dikembangkannya ini bisa memangkas ruang dan waktu.
Kendati ini pengalaman pertama menggunakan mesin waktu ciptaannya, dia berharap alat ini bisa mengantarkan dirinya berteleportasi ke tempat persembunyian rahasianya.
"Badai tornado!" pekik para pria yang tak jauh darinya.
Tubuh Xin Qian ditarik masuk ke dalam pusaran badai tornado. Selama beberapa saat Xin Qian berputar-putar di dalam pusaran angin yang membuatnya tidak bisa lagi membuka mata.
"Lin Chau Feng, selamat tinggaaaal."
***
Musim dingin di perbatasan Da Liang Dinasti Murong.
Weng weng weng
Suara dengungan yang pertama masuk di indra dengar Xin Qian. Perlahan bulu mata yang panjang dan lentik miliknya bergetar sebelum akhirnya sepasang mata bulat itu terbuka perlahan.
Belum sempat dia menyadari keberadaannya, hal pertama yang dilihatnya adalah beberapa bilah pedang panjang menghunus ke lehernya.
Apa-apaan ini?
Sejenak, Xin Qian merasa linglung.
Bukankah seharusnya dia berteleportasi ke ruangan rahasia miliknya, tapi kenapa ... di depannya saat ini ada tiga pria yang menghunuskan pedang dan menatapnya dengan dingin.
"Sial, apa alat sialan ini tidak bekerja?" gumamnya linglung.
Sialan, salah alamat. Dia terlempar di tempat lain.
"Kamu siapa?" tanya salah satu dari mereka sambil menatap tajam pada tubuh Xin Qian dengan jijik.
"Tuan, ini dimana?" tanya Xin Qian hati-hati. Mungkinkah dia sekarang benar-benar telah mati? Pemandangan di depannya benar-benar aneh.