Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Pagar besi dengan post satpam yang ada pun menyambut indera penglihatan miliknya. Gedung sekolah yang berwarna putih di padukan dengan birunya laut membuat kesan cerah pada sekolah SMA PELITA itu. Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, akhirnya ia bisa melihat tempat yang akan ia jadikan untuk menimba ilmu berada di hadapannya.
"Bismillah," ucap Arumni sembari melangkahkan kakinya memasuki halaman sekolah.
Berusaha bersikap tak mau mendengarkan omongan orang, itu lah yang selalu Arumni tanamkan pada dirinya. Jika kita terlalu perduli dengan omongan orang, maka diri kita tak akan terus melangkah. Anggap saja omongan orang lain itu seperti hujan di kala siang hari, hanya sesaat kemudian menghilang berganti terang.
"Eh, kamu yang pakai jaket!" panggil Arumni pada siswa yang sedang berjalan mendahuluinya.
Siswa tersebut pun menghentikan langkahnya. Kemudian berbalik menatap Arumni dengan raut bingung sembari menunjuk dirinya sendiri, berusaha memastikan bahwa yang dipanggil wanita tersebut adalah dirinya.
"Iya, kamu."
"Kenapa?" tanya siswa itu dengan tatapan menusuk seperti seekor elang yang tengah membidik mangsanya.
Arumni pun dibuat bergidik ngerih dengan tatapan yang dilontarkan Malvin. Yap! siswa tersebut adalah Jonathan Malvin Andreas salah satu most wanted disekolah tersebut. Jajaran most wanted ini memang mempunyai tatapan yang begitu menusuk juga sulit untuk di dekati.
"Lo, mau pengajian atau ke sekolah?" tanya Malvin merasa aneh dengan penampilan gadis yang berada dihadapannya.
"Sorry. Mau tanya, ruang kepala sekolah, dimana, ya?" tanya Arumni bingung.
Pria itu hanya menatapnya sekilas kemudian menjawab.
"Lo lurus aja dari sini, pintu warna biru itu ruangannya" jawab Malvin.
"Oke, makasih, ya," ucap Arumni tersenyum ramah.
Tanpa membalas sepatah kata, Malvin pun berlalu begitu saja. Arumni terbeong-beong melihat tingkah tidak sopan seperti itu. Seharusnya dalam merespon seseorang itu harus lah baik bukan bertindak seperti tak punya etika seperti ini.
"Ngeselin banget sih, tuh, orang," gerutu Arumni sembari menyusuri lorong menuju ruang kepala sekolah.
******
Kondisi kelas 12 IPA 1 saat ini sedang dalam keadaan jam kosong karena kebetulan guru yang akan mengajar mereka tidak dapat hadir. Kelas itu pun sangat riuh bahkan banyak dari mereka sibuk mengobrol, ada yang memainkan ponselnya karena merasa bosan , dan memilih untuk tertidur dikelas tersebut seperti yang dilakukan Malvin saat ini, tidur dikelas merupakan kebiasaannya.
Bosan itu lah yang ia lakukan dan memilih tidur untuk mengantisipasi nya. Baginya menjaga tubuh agar tetap terjaga itu sangat baik.
"Pagi, anak-anak!" sapa Bu Dina sembari memasuki kelas.
"Pagi, Bu!" balas para murid serentak.
"Tanpa basa-basi, saya disini akan mengenalkan teman baru kalian. Arumni, silahkan masuk," perintah Bu Dina pada Arumni yang berdiri dibalik pintu.
"Silahkan Arumni, perkenalkan diri kamu," ucap Bu Dina pada Arumni.
"Asalamualaikum, perkenalankan nama saya Arumni Ashsyifa kalian bisa panggil saya Arumni. Saya pindahan dari Sekolah internasional Inggris." Arumni pun memperkenalkan dirinya pada teman sekelasnya dengan tersenyum ramah.
Teman sekelasnya pun dibuat terkejut dengan perkataan Arumni. Mereka masih belum mempercayai kalo gadis berhijab itu pernah bersekolah diluar negeri. Bahkan dari mereka pun berbisik-bisik membicarakan Arumni.
"Gila! orang kaya, tuh, anak."
"Iya, cantik lagi."
"Bidadari surga."
Begitulah kira-kira bisik dari teman-temannya tentang dirinya.
"Apa ada yang ingin ditanyakan dari Arumni?" tanya Bu Dina pada anak muridnya.
"Arumni, lo udah punya pacar?" tanya salah satu pria bertubuh gempal.
Arumni pun hanya tersenyum. Baginya ini sebuah pertanyaan yang sangat konyol. Dirinya saja tidak pernah dekat dengan laki-laki, bagaimana bisa mempunyai hubungan. Ada-ada saja.
"Gue mau tanya sama lo, kenapa lo pindah kesekolah ini?" tanya Alena sang ratu bully.
Ratu bully itu sepertinya sangat tertarik dengan gadis berhijab itu. Baginya wanita itu hanya bersembunyi dibalik jilbabnya. Walaupun dirinya sendiri adalah seorang muslim, tapi belum pernah ia mengenakan pakaian yang digunakan wanita itu. Menurutnya penampilan gadis itu sangat memuakkan baginya. Dari atas hingga bawah tak ada yang istimewa.
"Karena ayah aku dinas disini," jawab Arumni tersenyum manis.
"Sok kecakepan tuh, anak, Len," bisik teman sebangku Alena.
Alena pun tersenyum miring." Berarti lo orang kaya, dong, ya." Alena pun berkata dengan kata-kata yang mencibir.
"Aku cuman orang biasa kok," ucap Arumni.
Menurutnya ini sebuah pertanyaan tidak biasa. Jika biasanya seorang murid baru akan di berikan pertanyaan, tinggal dimana? nama sosial media apa? dan masih banyak lagi yang bukan menyangkut kepentingan pribadi. Tapi gadis berambut blonde itu menanyakan sebuah status yang menurutnya tidak perlu ia jawab.
"Berarti lo gak selevel sama gue. Secara bokap gue kan perusahaannya dimana-mana," ucap Alena tertawa remeh.
Para murid terutama geng Alena pun menertawakan Arumni. Ternyata kedatangan murid baru, tak selamanya di sambut dengan sikap yang baik. Perlu waktu untuk mengenal juga memahami karakter dari setiap orang atau calon temannya itu.
"Kita semua sama dihadapan Allah," ucap Arumni membalas perkataan orang yang mengejeknya.
Jujur saja ia merasa sakit melihat teman baru juga kelas yang tak sesuai dengan perkiraan dirinya. Ternyata teman barunya tak menerima kehadiran dirinya. Justru sebuah pertanyaan juga cacian lah yang ia dapatkan.
"Songong banget sih lo!" sentak Alena tidak terima.
"Sudah Alena! ucapan kamu sangat tidak sopan!" bentak Bu Dina.
"Arumni, kamu duduk di samping Sandra. Saya permisi dulu." ucap Bu Dina menghilang dari kelas itu.
Merasa namanya dipanggil Sandra pun mengangkat tangannya untuk memberi tahu Arumni. Sandra pun tersenyum ketika mengetahui calon teman sebangkunya itu adalah orang baik.
Arumni melangkahkan kakinya menuju tempat yang akan menjadi tempat duduknya. Namun, karena tidak hati-hati dia pun harus tersandung karena ada sebuah kaki yang dengan sengaja membuat dirinya terjatuh. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Alena sih biang rusuh.
"Aww!" pekik Arumni ketika kepalanya membentur lantai. Arumni terjatuh tepat di samping Malvin karena tempat duduk mereka yang bersebelahan.