Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
[Anda ditangkap atas dugaan kekerasan dan pelecehan seksual, dengan surat penangkapan ini anda boleh diam sampai di kantor polisi dan memanggil pengacara anda]
Itulah kata-kata yang terus mengusik pendengaranku sejak dua hari yang lalu.
Ahhh! Nasib yang sangat buruk.
Seorang polisi membuka sel tahanan dan berkata padaku. “Nona Cassandra, silahkan ikuti saya.”
“Kemana lagi? Apakah saya sudah mendapatkan pengacara? Kapan saya dibebaskan dari sini?" Aku berkata dengan penuh harapan.
"Kasus anda masih berlanjut." Dia berkata dengan sangat tenang, lalu membuka pintu ruangan interogasi.
“Interogasi lagi?!” Aku hampir berteriak sangat kencang karena merasa tidak terima dengan keadaan yang terjadi.
Aku sudah diinterogasi selama lima kali, dengan semua pertanyaan-pertanyaan aneh yang tidak pernah aku lakukan.
“Silahkan masuk Nona,” Ujarnya.
Aku yang sudah lelah berdebat pada akhirnya melangkah masuk, aku melihat tiga orang laki-laki yang dua diantaranya sangat asing, sedangkan satu lainnya adalah perwakilan detektif untukku.
“Duduklah Nona Cassandra.” Detektif yang seingatku bernama Herald itu berucap sangat lembut. Aku langsung duduk di bangku yang dia sediakan.
Mataku melirik sekilas kearah dua orang asing yang di depanku. Perawakan yang sangat menyeramkan dan menawan itu membuat bulu kuduk berdiri.
“Nona Cassandra, dua orang di depan anda adalah korban dari kasus anda saat ini. Apakah anda mengingat mereka?” Pertanyaan yang cukup mengejutkan itu membuatku diam beberapa saat.
“Mereka korban? Tidak salah? Apakah detektif Herald tidak melihat perbandingan tubuh mereka dengan saya? Mata yang sehat pasti bisa membandingkan mana korban dan mana tersangka. Dan saya adalah korban disini!” aku bersungut-sungut saat mengatakan hal tersebut.
“Nona Cassandra, ini beberapa video yang memperlihatkan dengan jelas bahwa anda melakukan kekerasan dan pelecehan seksual pada korban." Herald mengarahkan layar laptop kedepanku, mau tak mau aku melihat apa yang coba dia tunjukkan.
Video di dalam sana memperlihatkan bagaimana aku bertindak seperti orang aneh.
Tunggu dulu? Ini kapan? Ini aku? Bagaimana bisa aku?
Kulihat tanggal kapan dibuatnya video ini.
30 Desember.
Berarti tiga hari yang lalu. Tepat sehari sebelum aku ditangkap.
Coba kuingat-ingat..
Astaga!
Saat itu aku mabuk karena baru saja putus cinta.
"Maaf, sepertinya ada kesalahan. Saat itu aku sedang mabuk dan…"
"Jadi secara tidak langsung anda mengakui bahwa sedang mabuk saat melakukan hal tersebut?" Detektif Herald sepertinya bukan orang yang berpihak padaku, dia sepertinya berpihak pada orang yang menjebak diriku saat ini.
"Bukan, maksudku…" Aku tak mampu membalas ucapannya.
Bagaimana sekarang? Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku bahkan tidak ingat apapun yang terjadi pada malam itu. Apakah aku benar-benar melakukan tindakan bodoh?
"Tuan-tuan, mohon dengarkan penjelasanku. Aku benar-benar tidak sengaja melakukan hal seperti itu pada kalian. Aku mengaku salah, saat itu aku sedang putus cinta dan baru pertama kali minum minuman beralkohol. Jadi aku langsung mabuk begitu saja. Jadi ini sebuah kesalahpahaman." Ujarku dengan sangat yakin.
"Tidak ada kesalahpahaman dari video yang terlihat saat ini Nona Cassandra. Ini bukti yang konkret untuk membuat anda mendekam di penjara selama beberapa tahun." Sekali lagi ucapan Detektif Herald benar-benar menyudutkan diriku.