Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Dosa apa yang hambamu ini lakukan ya Tuhan, mengapa bisa terus-terusan berurusan dengan pria ini, apa dia sengaja membuntutiku atau memang sudah takdir untuk terus berurusan dengannya? "Setakut apapun saat ini ana pada majikannya itu, namun dia tetap bisa membuat ekspresi wajahnya setelah mungkin untuk menutupi ketakutannya itu.
Ehenm…ehenm
Ana langsung berdehem untuk mencoba mencairkan suasana yang seketika langsung berubah terasa mencekam di sekitarnya itu, seakan-akan ada aura jahat yang berada di sekelilingnya saat ini, sampai-sampai bulu tengkuknya langsung bangun karena merinding.
"Hei, kenapa sekarang kedua pria ini malah saling bertatapan seperti permusuhan begitu? Mereka tampaknya sudah saling mengenal "batin ana saat melihat ulah keduanya itu.
"Sepertinya aku harus menghindar dari sini secepatnya," batinnya lagi.
Ehenm…
" Maaf kak Al, sepertinya perut ana tiba-tiba sakit, ana ingin pergi ke toilet sebentar ya? "Ujar ana meminta izin.
"Ya, jangan lama-lama ya ana," pesan Aldo, Semarang apapun dia saat ini saat bertemu pria yang menabrak anak barusan, Aldo masih bisa berusaha untuk bersikap lembut kepada gadis itu.
"Iii…iya kak,"sahur ana. Lalu langsung berlarian ke arah toilet demi meninggalkan kedua pria yang tengah saling melemparkan tatapan permusuhan itu.
"Huh tanda kok seru benar-benar kekanakan, aktingmu benar-benar hebat, bisa bersikap selembut itu kepada seorang gadis!" Ejek Aris.
"Hahahaha kau terlalu memuji teman, "sahut Aldo seraya tersenyum menyeringai.
"Hah aku rasa aku tak sedang memujimu, akan tetapi aku sedang memojokkanmu!" Sahur hari seraya melemparkan tatapan membunuhnya ke arah Aldo.
Prok…prok …prok…
Aldo langsung bertepuk tangan saat mendengar ucapan pria itu.
"Hahaha benarkah? Salam pertemuan wahai teman tapi musuh! Aku benar-benar tidak menyangka bisa bertemu dengan seorang direktur CTIA group di sini, yang begitu terkenal dengan sebutan panggila kerja, sampai-sampai begitu jarang menampakkan batang hidungnya di tempat umum, hanya karena sibuk mengurus pekerjaannya, kau takut bisnismu akan dikalahkan oleh perusahaan 6 gong group bukan? Aku tahu kau dan juga semua karyawanmu tak memiliki otak jenius seperti orang-orang yang ada di perusahaan Samgong group "eject Aldo, lalu tersenyum menyaringnya ke arah alis sambil bersedekap.
Sementara Aris tampak semakin menegaskan rahangnya dan juga mengepalkan kedua tangannya saat mendengar ucapan Aldo barusan, yang begitu meremehkan dan juga menginjak-injak harga dirinya itu, ditambah lagi malam ini Aris benar-benar tak menyangka bisa melihat pemandangan seorang anak pembantunya itu, tengah berjalan dengan salah satu anggota keluarga musuh bebuyutannya itu di tempat seperti ini.