Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
♥ ♕Ơ̴̴̴̴̴̴͡.̮Ơ̴̴͡ ♕ ♥
Prolog!
Kehidupan Lily Caloratte bagaikan di neraka, jika saja dia tidak mencuri dompet milik pria bernama Aaric Obberron. Kisah Lily di mulai pagi ini.
Kota Paris di Negara Perancis begitu indah. Kota Paris adalah pusat tujuan utama para Turis paling popular di Dunia. Banyak bangunan dan tempat - tempat indah di Kota Paris.
Paris adalah kota yang romantis, dan menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan yang ingin membuat kenangan indah bersama pasangan. Paris dikenal dunia sebagai kota romantis, Salah satu alasan utamanya karena atmosfir romantis yang sangat kental terasa di setiap penjuru kota Paris, yang dihadirkan melalui berbagai bangunan klasik. Selain itu Kota Paris juga dijuluki sebagai pusat mode Dunia. Brand terkenal lahir dari kota Paris.
Lily jatuh cinta pada pandangan pertama pada kota Paris, sejak dia menginjakan kaki di kota ini dua minggu yang lalu. Dia tidak pernah berhenti berdecak kagum memandangi kota Paris. Bahkan dia berdoa kepada Tuhan agar menemukan jodohnya di Kota Romantis ini. Bibirnya tidak pernah berhenti tersenyum memandangi sekitarnya. Saat ini Lily berada di satu tempat wisata terkenal di Paris, yaitu Place De La Concorde. Dan tempat ini begitu ramai dipengui oleh wisatawan lokal dan non lokal.
Place De La Concorde adalah tempat wisata di Perancis lainnya yang akan menyajikan pemandangan Perancis yang khas. Alun - alun berbentuk oktagon yang berada di antara Tuileries Gardens dan jalan Champs Elysees ini dirancang cantik dengan keberadaan ornamen taman, air mancur, hingga yang indah, terutama saat di malam hari. Tak jauh dari tempat wisata ini, terdapat kincir raksasa. Lily mengabadikan keindahan kota Paris dengan kameranya, senyumnya tidak pernah pudar memandangi kota Paris yang sangat indah. Kadang Lily berfoto selfie dengan kameranya, sendirian di kota Paris tidak terlalu menyedihkan setidaknya dia bisa menikmati keindahan Paris dengan penuh kebahagian.
Sedetik kemudian perut Lily berbunyi, dia memegang perutnya yang terasa lapar. Sejak sore kemarin dia belum makan apapun hingga pagi ini. Dia kehabisan uang, uangnya kini tersisa 5 euro atau sekitar 80.000 rupiah. Uang segitu hanya cukup untuk membeli sepotong roti di pinggir jalan. Lalu Lily melangkahkan kakinya menjauh dari tempat wisata, dia menyusuri kedai pinggir jalan untuk mencari makan yang murah meriah. Tetapi tidak dia temukan satu pun kedai yang menjual makanan murah, sedangkan perutnya sudah tidak bisa di ajak berkompremi lagi. Apalagi udara di Paris begitu dingin dan membuatnya selalu merasa lapar. Jika dia tidak makan hari ini, bisa – bisa dia mati kelaparan.
Napas Lily berhembus kencang, kedatangan dia ke Kota ini untuk menemui ayahnya yang bekerja di Paris. Sudah sepuluh tahun ayahnya tidak pernah kembali menemuinya dan juga ibunya. Bahkan ayahnya juga tidak pernah mengirimkan uang kepada ibunya untuk kebutuhan hidup keluarganya di Jakarta. Ayahnya bekerja di sebuah perusahaan ternama di Kota ini dan Lily sudah mencari ayahnya di perusahaan itu. Namun, ayahnya sudah tidak lagi bekerja disana, bahkan alamat rumah yang pernah ayahnya beritahu kepada ibunya adalah alamat palsu. Lily sudah ke alamat yang pernah ayahnya berikan kepadanya, tetapi pemilik alamat rumah tersebut mengatakan bahwa dia sudah tinggal dua puluh lima tahun di rumah itu dan tidak pernah ada yang bernama Irwan Andreas. Tubuh Lily begitu lemas seketika mengetahui hal itu, padahal dia begitu semangat datang ke kota ini untuk menemui ayahnya.
Lily begitu sedih dan kecewa mendengarnya. Jauh - jauh dia datang dari Indonesia ke Negara ini hanya untuk bertemu dengan ayahnya. Dia ingin memberitahu kepada ayahnya bahwa ibunya telah tiada empat bulan yang lalu akibat penyakitnya. Dan kini Lily hidup bersama nenek tercintanya. Lily bisa ke kota Paris menemui ayahnya menggunakan uang tabungan milik ibunya. Namun, dia sia - sia datang ke kota Paris ini karena dia tidak bisa menemukan ayahnya.
Sekarang dia kebingungan untuk pulang ke Indonesia, uangnya begitu menipis. Jangankan untuk membeli tiket pesawat kembali ke Indonesia, untuk makan saja dia sangat kekurangan. Ingin rasanya Lilly menangis saat ini.
Lily juga sangat fasih berbahasa Perancis, dia belajar mati - matian agar bisa berbahasa Perancis hanya untuk bertemu dengan ayahnya di Kota Ini. Dia juga menjadi pengajar les bahasa Perancis untuk memenuhi kebutuhannya sehari - hari. Selain pengajar Les, Lily juga bekerja serabutan di Jakarta.
"Oh Oma, aku sangat merindukanmu!" gumam Lily tertunduk sedih, lalu dia duduk di pinggir jalan sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya. Pasti sekarang neneknya sangat mengkhawatirkannya karena tidak ada kabar darinya.
Lily memandangi sekitarnya yang yang begitu ramai dengan hiruk pikuk, wajah – wajah disana penuh dengan kebahagian, tidka sepertinya yang terlihat sangat menderita sekarang.
Sedetik kemudian Lily tidak sengaja melihat sosok pria tampan lengkap dengan stelan jas tuxedo berwarna hitam yang membaluti tubuhnya. Senyum Lily mengembang tipis memandangi pria itu. Tampan, itulah yang Lily pikirkan tentang pria itu. Lily menebak umur pria itu di atas dua puluh lima tahun, mungkin hampir memasuki kepala tiga. Tubuh pria itu begitu propersional dengan tinggi menjulang.
Wajah pria itu terlihat tampan dan nyaris sempurna, sepertinya pria itu mempunyai darah keturunan. Itu bisa terlihat jelas dari wajahnya yang blasteran. Kulit pria itu terlihat sedikit kecokelatan. Sepertinya pria itu adalah business man, pria itu terlihat sibuk dengan laptop dan juga ponselnya. Pria itu kini sedang menikmati kopi hangat dan waffle di teras café ternama. Tiba - tiba ada wanita yang menghampiri pria itu, wanita itu terlihat cantik dengan balutan dress merah marun. Wanita itu mengecup mesra pipi pria itu. Dan tidak lama wanita itu pergi menjauh dari pria itu memasuki dalam cafe.
"Pasangan sempurna, pria tampan sepertinya mempunyai kekasih yang cantik...," gumam Lily, lalu dia memperhatikan penampilannya yang jauh dari kata cantik dan juga modis.