Naughty Neighbor

Naughty Neighbor

tami ilmi

5.0
Komentar
126
Penayangan
10
Bab

'Terpaksa' begitulah Rania Swaraswati membenarkan pekerjaan yang dia lakukan. Di saat mendapatkan pekerjaan tidak mudah, dan juga dia selalu menjadi pembicaraan tetangganya, Rania diam di rumah meretas dan menghasilkan uang dalam jumlah yang besar. Perempuan itu tidak menyadari jika dia sedang diawasi oleh tetangga barunya. Zean adalah tetangga depan rumah Rania yang memiliki tampilan fisik sempurna. Masalahnya pekerjaan yang lancar dan juga kedekatan Rania dengan Zean yang begitu mudah membuat Rania tidak waspada dengan hal yang paling dia perhatikan. Rania lupa jika pekerjaannya memiliki resiko yang besar untuk hidupnya.

Bab 1 Keahlian

"Mba Rania sibuk apa di rumah?" Seorang tetangga menyapa perempuan berusia 25 tahun ketika dia pergi ke warung di depan rumahnya. Perempuan itu hanya tersenyum meski tentu saja tidak menyukai pertanyaan dari ibu-ibu yang menatapnya dan tersenyum seolah pertanyaannya adalah sebuah hal yang sangat wajar. Tentu saja wajar, jika pertanyaan itu tidak pernah diucapkan oleh orang lain tentu itu adalah hal yang sangat wajar. Tapi Rania tahu, pertanyaan itu adalah satu dari sekian banyak pertanyaan yang ingin tetangganya ucapkan ketika melihat wajah perempuan itu.

"Ada Bu, kan bisa kerja dari rumah." Rania menjawab ringan dan masih berusaha tersenyum sebelum pertanyaan berikutnya dia dengar. Perempuan itu mencoba mempercepat belanja gorengan dan juga lontong meski dia menutupi gerak-geriknya yang sudah tidak nyaman itu.

"Bisnisan begitu ya? Jualan?" Ibu tetangga Rania kembali bertanya membuat perempuan itu tersenyum memasukkan lima buah lontong ke tas plastik meski masih menunggu mendoan yang masih di goreng di belakang.

"Bisa dikatakan seperti itu." Rania menjawab dengan jelas dan masih mengembangkan senyum di wajahnya itu.

"Iya juga ya, kalau bisa kerja di rumah kenapa juga harus keluar rumah. Lagi pula Mba Rania kan tetap dapat uang saku dari Ibu Bapak." Sebuah kata yang cukup membuat perempuan itu terdiam sejenak meski masih berusaha menyunggingkan senyum. Dia memeriksa sebentar ke dalam warung, tapi mendoan masih belum selesai di goreng.

"Engga juga Bu, saya kalau bisa cari uang sendiri ya sendiri saja, tidak dapat dari siapa-siapa." Rania seolah memperjelas posisi sumber keuangannya. Ibu tadi sepertinya mendengarkan Rania sambil memeriksa sayuran yang akan dia beli.

"Gak masalah juga untuk Mba Rania digaji oleh adik sendiri, kan ngurus ponakan." Kalimat lain yang rasanya membuat Rania sungguh ingin berontak dan berteriak sekeras mungkin untuk membela dirinya. Meski begitu dia masih tersenyum.

"Enggak kok Bu, saya cari uang sendiri." Rania akhirnya memperjelas jawabannya.

"Mba Rania ini mendoannya sudah selesai di goreng." Rania tersenyum menerima plastik putih yang berisi sepuluh buah tempe mendoan yang masih panas. Dia kemudian memberikan sejumlah uang dan menundukkan kepalanya sedikit untuk undur diri dari Ibu tetangga yang masih memilih sayur tadi.

Rania masuk ke dalam rumah, tentu saja kedua orang tuanya sudah menunggu karena Rania membeli lontong dan mendoan untuk sarapan ketiga orang yang tinggal di rumah itu.

"Masa tadi si Ibu yang tinggal di ujung jalan sana dekat kuburan mengira kalau aku dihidupi oleh adikku." Rania terlihat menyampaikan apa yang dia dengar baru saja. Perempuan ini selalu saja kesal dengan komentar-komentar tetangganya.

"Terus kamu jawab apa?" Laki-laki yang sedang membuka lontong dan bersiap mengambil gorengan itu terlihat kesal sama seperti Rania.

"Ya jawab cari uang sendiri lah." Rania menjawab dengan suara yang lebih lantang untuk melampiaskan kekesalannya.

"Mungkin karena di sekitar sini semua orang yang membantu keluarganya selalu saja diukur dengan uang?" Rania kembali mengatakan seuatu yang kali ini membuat wanita yang menjadi Ibunya selama 25 tahun itu tersenyum.

"Memang gak semua orang seperti kamu, jadi ya sudah tidak perlu kamu pikirkan." Ibunya membuat Rania kembali berbesar hati meski dia masih terlihat kesal.

"Masalahnya aku sama sekali tidak pernah menerima uang dari adikku, untuk jajan saja aku cari uang sendiri. Kenapa seolah-olah dia menghidupi aku?" Rania kembali berkomentar dengan kesal.

"Gak perlu dipikirkan omongan tetangga begitu, mereka juga pernah bertanya pada Bapak. Tapi Bapak juga menjawab santai jika kamu melakukan banyak pekerjaan yang mungkin tidak bisa dipahami oleh mereka." Laki-laki yang sudah menghabiskan lontong dan mendoan itu kemudian menggeser gelas berisi teh manis miliknya.

"Benar, mau dijelaskan seperti apapun juga mereka tidak mengerti." Ibu Rania membuat perempuan itu kemudian berjalan menuju ke kamarnya.

Keahlian yang dimiliki Rania memang bukan hal yang terlalu baik meski sebenarnya dia juga bisa menggunakannya di jalan yang benar. Rania lebih memilih merasa benar melakukan beberapa hal dengan orang-orang yang satu pemikiran dengannya di dunia maya.

[Kenapa belum on?] Rania mendapatkan pesan dari sebuah aplikasi rahasia yang dia gunakan bersama empat orang lainnya. Mereka bekerja bersama-sama di dunia maya meski belum pernah bertemu di dunia nyata satu sama lainnya. Rania meraih laptopnya dan kemudian menyalakannya. Perempuan itu mengunci pintu kamarnya seolah bersiap melakukan sesuatu dengan temannya yang lain.

[Semua sudah bersiap?] Sebuah pesan kembali diperoleh oleh Rania dalam sebuah grup.

{Bukankah hari ini kita tidak punya rencana seperti ini? Kita masih memilih target?} Seorang dengan ID Ze mengirimkan pesan. Rania juga menyadari jika ini bukanlah hari dimana mereka akan melakukan operasi.

[ Ze benar, kita bahkan belum menemukan target. Ketika kita lebih cermat menentukan target maka kita akan lebih aman. Seperti sebelumnya. Kita hanya menatap jauh tempat yang penuh dengan debu.] Seseorang dengan ID Ranger 99 mengungkapkan sesuatu yang membuat Rania tersenyum.

[R99 benar, maka bantulah untuk menemukan target seperti biasa, kita semua harus memeriksa sampai kemungkinan yang tidak pernah dilihat oleh orang lain. Para tikus menyembunyikan keju bahkan sampai lubang yang tidak bisa dilihat manusia.] Orang lain dengan ID Aida00 membenarkan anggota lainnya. Rania tersenyum karena chat yang dia baca. Mereka memang masih saling mendukung satu sama lain dan hampir tidak pernah terjadi salah paham meski mereka hanya berkomunikasi tanpa melihat seperti apa mereka satu sama lain.

Baru sekitar lima bulan ini dan mereka berlima baru mengerjakan dua proyek besar dalam kurun waktu lima bulan. Tidak ada tanda mereka di curigai oleh siapapun.Mereka selalu berbagi informasi jika kemungkinan bertemu atau ada orang yang mengawasi mereka. Bahkan Rania merasa dia aman berada di lingkungannya meski dia mendengar berbagai celoteh tetangganya yang selalu membuatnya kesal.

[Hei Naughty? Apa kamu sama sekali tidak ingin mengatakan apapun? Biasanya kamu punya banyak informasi tentang beberapa target.] Chat kembali masuk dan memanggil Rania untuk ikut berkomentar di grup tersebut. Rania memeriksa laptop yang tadi dia nyalakan. Beberapa informasi yang dia kumpulkan memang ingin dia sampaikan kepada rekannya di grup tersebut.

"Nyalakan microfon? Aku tidak suka berbagi informasi dengan teks." Rania memulai pembicaraan lima arah. Tidak terdengar jawaban itu artinya mereka semua siap mendengarkan.

"Ada dua orang yang aku rekomendasikan, mereka orang besar di negara ini. Tapi mereka pasti tidak akan melaporkan karena keju itu terlalu mahal dan langka." Rania tersenyum di sambungan alat komunikasi.

"Kirimkan saja datanya supaya kita bisa langsung voting?" Seseorang berkomentar membuat Rania tersenyum lagi.

"Kita punya banyak waktu, jadi sebaiknya jangan langsung voting, tapi kalian bisa mendalami informasinya lagi. Kita butuh waktu yang paling pas untuk proyek ketiga ini." Rania menutup pembicaraan dan kemudian menutup semua tampilan layar setelah dia mengirimkan file ke grup tadi. Perempuan itu kemudian mematikan laptopnya dan memeriksa saldo di rekeningnya. Dia tersenyum melihat angka yang tertera di sana. Setidaknya dia tidak perlu memikirkan banyak hal untuk saat ini.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Mengandung Anak Tuan Serigala

Mengandung Anak Tuan Serigala

Linsing
5.0

Deskripsi [Gadis jenius yang tangguh×Manusia serigala + Mafia Kejam+ONS Jadi Cinta Sejati+Cinta Manis]Fang Yi Lan adalah seorang mahasiswi jenius dari jurusan kedokteran. Walaupun memiliki otak yang jenius, tetapi Yi Lan benar-benar buruk dalam menilai seorang pria. Di hari ulang tahunnya yang ke-20, Yi Lan tidak sengaja memergoki kekasihnya sedang berselingkuh dengan adik tirinya. Belum cukup sampai disana, Ayahnya malah menyuruhnya untuk merelakan kekasihnya untuk adik tirinya itu. Selain itu, dia malah dipaksa untuk menerima lamaran dari seorang pria hidung belang. . Yi Lan tentu saja tidak bisa menerima keputusan Ayahnya. Dia langsung memberontak sejadi-jadinya. Dia merasa takdirnya benar-benar kejam dan tidak adil. Dengan segala daya upaya, Yi Lan akhirnya berhasil melarikan diri dari rumah Ayahnya. . Di dalam pelariannya, Yi Lan tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang sedang terluka parah. Pria itu berwajah sangat tampan dan dingin. Tubuhnya juga terlihat sangat kekar dan kuat. Tetapi sayangnya, ketika pria itu pingsan, pria itu tiba-tiba berubah wujud menjadi seekor serigala hitam yang berbulu lebat. . Yi Lan benar-benar terkejut saat melihat perubahan pria itu. Dia refleks langsung berusaha untuk melarikan diri. Tetapi sayangnya, hati nuraninya sebagai seorang dokter melarangnya untuk meninggalkan pria itu. Karena dibebani oleh rasa iba, Yi Lan akhirnya menolong pria itu. . Setelah luka-lukanya diobati, pria itu akhirnya kembali berubah wujud menjadi manuisa. Tetapi sayangnya, bukannya berterima kasih kepada Yi Lan, pria itu malah mengigit leher Yi Lan sampai meninggalkan jejak. Setelah itu, pria itu langsung memperkos4 Yi Lan dengan ganas. . " Wangimu benar-benar enak Nona..., mulai malam ini, kau adalah pasanganku, aku akan membuatmu mengandung anak-anakku... !!" . Yi Lan hanya bisa menangis histeris saat diperkos4 oleh pria itu. Dia merasa nasibnya benar-benar sangat buruk. Kesialan menimpanya tanpa henti. Seandainya memungkinkan, dia ingin mati sekarang juga.

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Juliana
5.0

21+ Dia lupa siapa dirinya, dia lupa siapa pria ini dan bahkan statusnya sebagai calon istri pria lain, yang dia tahu ialah inilah momen yang paling dia tunggu dan idamkan selama ini, bisa berduaan dan bercinta dengan pria yang sangat dia kagumi dan sayangi. Matanya semakin tenggelam saat lidah nakal itu bermain di lembah basah dan bukit berhutam rimba hitam, yang bau khasnya selalu membuat pria mabuk dan lupa diri, seperti yang dirasakan oleh Aslan saat lidahnya bermain di parit kemerahan yang kontras sekali dengan kulit putihnya, dan rambut hitammnya yang menghiasi keseluruhan bukit indah vagina sang gadis. Tekanan ke kepalanya Aslan diiringi rintihan kencang memenuhi kamar, menandakan orgasme pertama dirinya tanpa dia bisa tahan, akibat nakalnya lidah sang predator yang dari tadi bukan hanya menjilat puncak dadanya, tapi juga perut mulusnya dan bahkan pangkal pahanya yang indah dan sangat rentan jika disentuh oleh lidah pria itu. Remasan dan sentuhan lembut tangan Endah ke urat kejantanan sang pria yang sudah kencang dan siap untuk beradu, diiringi ciuman dan kecupan bibir mereka yang turun dan naik saling menyapa, seakan tidak ingin terlepaskan dari bibir pasangannya. Paha yang putih mulus dan ada bulu-bulu halus indah menghiasi membuat siapapun pria yang melihat sulit untuk tidak memlingkan wajah memandang keindahan itu. Ciuman dan cumbuan ke sang pejantan seperti isyarat darinya untuk segera melanjutkan pertandingan ini. Kini kedua pahanya terbuka lebar, gairahnya yang sempat dihempaskan ke pulau kenikmatan oleh sapuan lidah Aslan, kini kembali berkobar, dan seakan meminta untuk segera dituntaskan dengan sebuah ritual indah yang dia pasrahkan hari ini untuk sang pujaan hatinya. Pejaman mata, rintihan kecil serta pekikan tanda kaget membuat Aslan sangat berhati hati dalam bermanuver diatas tubuh Endah yang sudah pasrah. Dia tahu menghadapi wanita tanpa pengalaman ini, haruslah sedikit lebih sabar. "sakit....???"

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Gavin
5.0

Suamiku, Banyu, dan aku adalah pasangan emas Jakarta. Tapi pernikahan sempurna kami adalah kebohongan, tanpa anak karena kondisi genetik langka yang katanya akan membunuh wanita mana pun yang mengandung bayinya. Ketika ayahnya yang sekarat menuntut seorang ahli waris, Banyu mengusulkan sebuah solusi: seorang ibu pengganti. Wanita yang dipilihnya, Arini, adalah versi diriku yang lebih muda dan lebih bersemangat. Tiba-tiba, Banyu selalu sibuk, menemaninya melalui "siklus bayi tabung yang sulit." Dia melewatkan hari ulang tahunku. Dia melupakan hari jadi pernikahan kami. Aku mencoba memercayainya, sampai aku mendengarnya di sebuah pesta. Dia mengaku kepada teman-temannya bahwa cintanya padaku adalah "koneksi yang dalam," tetapi dengan Arini, itu adalah "gairah" dan "bara api." Dia merencanakan pernikahan rahasia dengannya di Labuan Bajo, di vila yang sama yang dia janjikan padaku untuk hari jadi kami. Dia memberinya pernikahan, keluarga, kehidupan—semua hal yang tidak dia berikan padaku, menggunakan kebohongan tentang kondisi genetik yang mematikan sebagai alasannya. Pengkhianatan itu begitu total hingga terasa seperti sengatan fisik. Ketika dia pulang malam itu, berbohong tentang perjalanan bisnis, aku tersenyum dan memainkan peran sebagai istri yang penuh kasih. Dia tidak tahu aku telah mendengar semuanya. Dia tidak tahu bahwa saat dia merencanakan kehidupan barunya, aku sudah merencanakan pelarianku. Dan dia tentu tidak tahu aku baru saja menelepon sebuah layanan yang berspesialisasi dalam satu hal: membuat orang menghilang.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku