Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Merayu Sang Single Dad

Merayu Sang Single Dad

Cassandra Davy

5.0
Komentar
146
Penayangan
5
Bab

Dale telah menjadi ayah tunggal sejak istrinya meninggal saat melahirkan putri mereka Mable ke dunia. Sejak saat itu dia tidak dapat menemukan wanita lain yang bisa mendekati kebaikan istri tercintanya. Dia sudah berkencan dengan berbagai wanita tetapi menemukan mereka semua hambar, dangkal, dan tidak sedikitpun menarik perhatiannya. Pada akhirnya Dale memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya untuk Mable dan kedai kopinya yang menurutnya itu sudah cukup baginya. Sampai suatu hari Amanda masuk ke kedai kopinya dan benar-benar bertubrukan dengannya. Sejak itu Amanda selalu ada dalam pikirannya. Padahal wanita itu benar-benar kebalikan darinya. Anak liar versus ayah tunggal yang tenang dan mapan. Apakah semua keterbalikan tersebut akan menarik mereka untuk bersatu? akankah mereka menemukan jalan tengahnya? akankah sang putrinya menyetujui hubungan baru sang ayah? Bergabunglah dan tambah buku ini dalam pustaka kalian untuk mengikut lika liku drama yang mereka alami, semua pasang surut perjuangan mereka untuk akhir yang bahagia bagi percintaan mereka. **** Peringatan! Buku ini khusus pembaca dewasa, untuk 18 tahun keatas, karena bahasa eksplisit dan konten seksual

Bab 1 Kehilangan Rumah

Amanda

Panasnya tak tertahankan, aku bisa merasakan diri ku berkeringat banyak hingga aku membuka mata dan melihat api. Aku segera waspada dan memulai mengumpat, mengeluarkan kata-kata kasar. Aku buru-buru mengambil teleponku, memakai jubah dan sandal rumahku lalu berlari secepat yang aku bisa ke luar rumah.

Namun langkahku terhenti ketika melihat kata-kata yang tetera di dinding, tanganku gemetar saat membuka ponsel dan menjepret tulisan itu, hanya beberapa detik sebelum api menghanguskan dan membakarnya. Tidak mungkin...Kupikir dia masih di penjara...setidaknya untuk satu tahun lagi...

Jantungku berdetak lebih cepat, aku tidak bisa menggerakkan kakiku, diriku membeku di depan dinding sampai aku mendengar sirene menarikku kembali ke kenyataan dan menyadari bahwa diriku telah menghirup asap, mataku berkaca-kaca tetapi akhirnya aku berhasil menggerakan kakiku dan menemukan jalan keluar dari rumah melalui pintu depan.

Petugas pemadam kebakaran dengan cepat membawaku ke truk mereka, lalu salah satu dari mereka mengambil tanda vitalku. "Nona, kamu sendirian di rumah? Apakah kamu punya hewan peliharaan?" tanya pria lain.

Aku tidak bisa menjawabnya, aku hanya menggelengkan kepalaku, mataku masih perih karena asapnya, dan tanganku masih gemetar menyadari bahwa dia pasti sudah kembali. Pria yang berbicara dengan ku mengatakan kepada krunya bahwa tidak ada orang lain dan tidak ada hewan peliharaan. Kemudian semuanya menjadi kabur saat mereka masuk ke rumah, dan aku mulai ditangani oleh paramedis.

Polisi datang beberapa saat kemudian dan mulai mengajukan pertanyaan kepadaku. Aku masih terguncang dan kata-kata yang terlontar dari mulutku terpenggal acak, tetapi pada akhirnya aku menunjukkan foto itu kepada mereka. Kemudian mereka mengantarkan ku ke mobil mereka dan membawaku ke pusat kota untuk diinterogasi lebih lanjut. Aku bahkan tidak bisa berpikir, jadi aku turut pergi bersama mereka.

Saat itu pagi ketika Gina, pengasuh lamaku datang menjemputku. Orang tuaku masih berlibur ke luar negeri setelah skandal kakakku yang pada saat itu dia hampir membunuh sahabatku Emilie secara tidak sengaja. Jadi ayah menenangkan ibu dengan membawanya dalam perjalanan singkat. Meskipun skandal itu ditutup-tutupi oleh media, tetapi masalah itu masih menjadi pembicaraan kelas atas.

Gina tidak hanya merawatku, tetapi dia juga orang kepercayaan hingga aku tumbuh dewasa. Sampai sekarang dia masih bekerja untuk orang tuaku, dan aku selalu merasa lebih dekat dengannya daripada orang tua aku sendiri. Gina menjemputku dan membawakanku semua yang aku butuhkan. Aku segera mengganti celana jins dan t-shirt kasualku dan tentu saja dia ingat hoodie favoritku yang aku simpan di rumah orang tuaku, lalu aku memakai sepatu ketsku dan berterima kasih padanya.

"Oh Amanda kamu masih saja berterima kasih padaku dalam situasi ini, kamu tahu aku akan melakukan apa saja untukmu. Aku telah merawatmu sejak kamu masih bayi. Ini perbuatan dia, bukan? jangan khawatir, ayahmu akan menelpon beberapa orang dan dia akan dibawa ke penjara lagi. Aku yakin ini akan berakhir sebelum kamu menyadarinya. Ayo aku akan antar kamu pulang, kamu harus istirahat kamu pasti sangat lelah ..." dia berbicara sepanjang perjalanan ke rumah, mengetahui bahwa aku belum bisa menjawab pertanyaan dan berkomunikasi dengannya.

Gina membantuku dan aku langsung tertidur saat kepalaku menyentuh bantal. Rasanya seperti beberapa menit kemudian ketika saya bangun karena dengungan di ponselku. Dua puluh menit berikutnya aku sibuk menjawab pesan singkat sahabat-sahabatku dan memberi tahu mereka bahwa aku baik-baik saja, mereka tahu tentang rumahku yang habis terbakar dari berita di televisi dan media sosial. Akupun akhirnya mengundang mereka untuk makan malam dengan orang tuaku, hanya untuk meyakinkan mereka dengan mata kepala mereka sendiri bahwa aku baik-baik saja.

Aku memang salah karena tidak memberi tahu manajerku untuk merahasiakan berita tragediku dari publik berikut seluruh masalah yang menyangkut berita tersebut. Dia jelas menyukai kehebohan di media, dia selalu berpikir bahwa berita apapun yang mengedepankan namaku akan menarik lebih banyak pembeli dan menjual beberapa lukisanku yang akan dipamerkan bulan depan.

"Kabar buruk juga sebuah berita Amanda, berhentilah menjadi artis yang suka bersembunyi seperti itu. Lukisanmu sangat fenomenal, kamu hanya harus percaya diri pada kemampuanmu. Aku tidak mengerti bagaimana kamu bisa berada di luar sana dengan berbagai pria tetapi sangat malu dengan kemampuanmu, pekerjaanmu..." dia terus berbicara dan menasihati aku. Tapi dia tidak tahu bahwa aku telah dibully selama bertahun-tahun oleh mantan suamiku yang psikopat, Troy. Dia sangat ahli dalam membuatku merasa buruk tentang pekerjaanku, walaupun aku tahu itu sekarang, tetapi kecaman itu sudah tertanam jauh di dalam otakku.

Aku menghela nafas ketika akhirnya aku menyuruhnya untuk menangani situasi ini, meskipun mungkin agak terlambat. Tapi dia masih senang dengan kemalanganku, mengatakan bahwa tragedi itu pasti akan membuat orang penasaran ingin tahu lebih banyak tentang ku.

Kamu tidak bisa mengatakan bahwa dia tidak becus dalam melakukan pekerjaannya, karena dia sangat ahli dalam hal tersebut. Aku sebelumnya merasa terkejut ketika dia ingin mewakiliku karena dia biasanya hanya menangani pelukis dan seniman besar. Tapi dia menginginkanku, sejak pertama kali dia melihat karya seniku di pameran kelompok yang diadakan oleh teman dari seorang teman yang memiliki galeri mewah di pusat kota.

"Aku sudah memiliki beberapa jadwal pameran untuk mu selama tiga bulan ke depan, aku akan mengirimkan email untuk daftar tersebut sekarang, Amanda." Dia terdengar luar biasa sibuk di telepon, seperti halnya manajer yang sangat ahli dan rajin dalam melakukan tugasnya. Dan dia selalu menyelesaikan pekerjaannya karena dia bekerja untuk uangnya dan dia sangat yakin kalau lukisanku akan menghasilkan uang baginya.

Memberikan jawaban ya kepada sang manajer lebih mudah dilakukan, mengetahui bahwa dia melakukan ini juga untuk kebaikan diriku sendiri. Dan uang itu benar-benar membuatku merasa cukup mandiri untuk menghidupi diriku sendiri setelah pernikahanku berakhir dengan Troy setelah dia dijatuhi hukuman dipenjara selama bertahun-tahun yang akan datang.

Itulah yang kupikirkan empat tahun lalu, hingga kejadian semalam yang membuatku kembali ke orang tuaku seperti diriku dulu yang pengecut. Meskipun jauh di lubuk hatiku aku berkata pada diri sendiri bahwa aku akan bersikap realistis, berpikir aku akan aman dengan orang tuaku.

Mantan suamiku yang psikopat tidak menunjukkan warna aslinya hingga kami menikah selama satu tahun. Aku pikir aku telah menemukan pangeranku yang menawan, dia memiliki penampilan dan kekayaan yang membuatnya menjadi pujaan hatiku. Diriku, yang dahulunya seorang gadis manis berusia dua puluh satu tahun terpesona oleh senyum dan kepribadiannya yang gagah. Hilang sudah keperawananku dari masa remajaku yang terkurung dalam sangkar emas karena aku memiliki orang tua kaya yang sombong dan terlalu protektif.

Ketika itu Troy terbiasa memukuliku dan mengatakan bahwa aku istri yang bodoh. Tidak ada yang mengetahui hal tersebut hingga Gina memperhatikan lukaku dan mulai bertanya tentang memarku sampai pada akhirnya aku menangis di pelukannya. Aku terlalu takut untuk datang ke orang tuaku karena mereka sangat memuja suamiku pada saat itu. Aku takut aku akan disalahkan dan akan membuat diriku dipukuli oleh Troy karena aku percaya aku memang tidak cukup baik untuknya.

Tapi Gina berdiri di sisiku ketika akhirnya aku mengakui segalanya kepada orang tuaku. Mereka ragu-ragu tetapi kemudian Gina memberi tahu mereka tentang luka-lukaku, dan menunjukkan kepada mereka memar terakhir yang aku dapatkan, saat itulah ayahku percaya dan memanggil pengacaranya dan Troy ditangkap beberapa jam kemudian.

Jadi, di sinilah aku bertahun- tahun kemudian kembali ke orang tuaku ketika Troy kembali bebas. Aku tidak tahu bagaimana dia melakukannya tapi aku yakin dia telah bebas. Ayah dan ibu sedang dalam perjalanan pulang. Aku memiliki satu hari lagi untuk bersantai dan menenangkan sarafku, sebelum serangkaian pertanyaan dari mereka dan pengacara mereka.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku