Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Catatan Harian Jo

Catatan Harian Jo

devidasti

5.0
Komentar
134
Penayangan
28
Bab

Jo sosok makhluk tidak halus yang menginginkan cinta tulus meski selalu tidak berjalan mulus.

Bab 1 Inikah Jodoh

DIARY JO #JoyJadiBuku

Di suatu siang yang terik, Jo terlihat sedang bergulat dengan nilai-nilainya yang hancur dan hampir bisa di pastikan ia harus mengulang mata kuliah bu Dandi semester depan.

"Selamat siang bu," ucap Jo di depan ruangan dosen.

"Siang, oh iya iya kamu yang gantiin mang Udin ya, sini masuk," ujar Bu Dandi.

"Bu...bukan bu, saya mahasiswa mau minta perbaikan nilai," jawab Jo.

"Alah gak usah bohong, kamu bisa kerja mulai hari ini ya, tolong ini bawa ke pantries terus bikinin saya teh tawar manis ya," ujarnya sembari memberikan gelas kosongnya pada Jo.

Jo pun segera pergi menuju pantries berharap dosennya itu segera sadar bahwa Jo adalah mahasiswanya yang mengharapkan perbaikan nilai. Nasib Jo selalu berakhir mengenaskan tiap di hadapkan pada sebuah cobaan.

Setibanya Jo di pantries Jo segera mencari gelas dan membuat teh yang di suruh Bu Dandi.

"Bentaaaarrrr, bikinin saya teh tawar manis, teh tawar manis? Manis?" Jo berpikir keras.

Jo yang tak suka berpikir terlalu lama akhirnya membuatkan teh tawar itu dengan santainya.

Ketika Jo sedang menikmati proses membuat teh tawar manis itu, Alex dan Budi yang tak sengaja melewati pantries melihat Jo yang tengah sibuk di sana.

"Jo, Sujono ngapain lu malah di sini, bukannya minta perbaikan nilai," ucap Alex di depan pintu.

"Gue tadi udah ke ruangannya, eh malah di kira OB terus sekarang di suruh bikin teh tawar manis coba," ujar Jo yng masih mengaduk teh nya.

"Ahahaha tampang lu emang meyakinkan jadi OB sih," timpal Budi.

"Kampret lu pada," Jo meletakan sendok dan akan segera pergi mengantar teh.

"Jo kita balik duluan ke kosan yak, tar lu kalo udah beres berurusan sama Bu Dandi buruan balik kosan, sodaranya Budi mau maen ke kosan, cewek lagi Jo, gak penasaran lu," ujar Alex.

"Iya Jo tar gue kenalin lu sama dia," ucap Budi.

"Lu pada masih inget gak terakhir kali ngenalin cewek ke gue, apa yang terjadi?" Ucap Jo.

POV

Jo di kenalkan Alex pada seorang wanita posesif yang tiap detik selalu menanyakan kabarnya, sedang apa, di mana, sama siapa, bahkan untuk urusan kucingnya diare pun tetap mengandalkan Jo, alih-alih menjadi pacar yang romantis Jo malah di jadikan babu oleh wanita itu. Dan hal itu membuat Jo trauma mengenal wanita yang di kenalkan oleh Alex atau Budi

"Yaelah gitu aja di masukin ati lu mah, ini beneran sodaranya Budi, lu liat kan Budi bentukannya begini, produk jadi lah kalo gue kan gak jadi-jadi banget, apa lagi elu Jo produk gagal, dah percaya deh sama Budi," Alex meyakinkan.

"Ya udah atur-atur aja, gue mau anter ni teh tawar manis ke Bu Dendi, belum sehari jadi OB tar di pecat gue kalo salah lagi," ujar Jo berjalan pergi.

"Abis itu bikinin gue es teh anget yaaa woi," teriak Alex aada Jo yang sudah jauh di depan nya.

Setibanya Jo di ruang dosen, segera ia meletak kan teh itu di atas meja Bu Dandi yang masih sibuk di depan laptopnya.

"Misi bu, ini teh nya," ujar Jo.

"Oke makasih, terus kamu ngapain masih di sini?" tanya Bu Dandi.

"Bu saya mau perbaikan nilai mata kuliah ibu," jawab Jo dengan senyum menyeringainya.

"Loh kamu beneran mahawsiswa saya?" Bu Dandi masih tidak percaya.

"Beneran bu, sumpah lah gak bohong saya, nih KTM saya bu kalo gak percaya," Jo menyodorkan KTMnya.

"Oalaahh, kenapa gak bilang dari tadi, lagian muka mu meyakinkan banget jadi OB, maap ya, jadi kamu mau perbaikan?" tanya Bu Dandi.

"Ii..iya bu, jadi tugas saya apa bu?" tanya Jo.

"Bikin jurnal tentang bab terakhir buku saya deadline besok jam dua belas siang ya," ujar Bu Dandi.

"Bu mending saya bikin teh tawar manis lagi deh bu," ucap Jo.

"Oke ibu kasih keringanan kalo gitu sampe jam 12.10 siang ya," ujar Bu Dandi.

"Oke deal bu, makasih bu kalo gitu saya pulang dulu, assalamualaikum," Jo mencium tangan Bu Dandi dan berlari secepat kilat.

"Walaikumsalam," Bu dandi meminum teh buatan Jo dan seketika memuntahkannya.

"Hhhuueeekkkkk ccuuiiihhh cuuuiiihh ini teh apa aer laut hhhuueeekkkk, JJJOOOONNNOOOO," Teriak Bu Dandi.

Jo yang mendapat tugas itu pun sangat semangat untuk mengerjakannya, entah karena ia bersungguh-sungguh untuk lulus pada mata kuliah Bu Dandi atau agar ia tak mengulang di semester depan.

"Selamat siang babu (dengan nada upin ipin)," ucap Jo di depan kamar Alex.

"Eh udah balik lu, gimana teh tawar manisnya? Aman?" ledek Alex.

"Aman dong, gue jadi dapet keringanan ngumpulin tugas extend sepuluh menit," ujar Jo dengan bahagia.

"Hadeeuuuhh serah lu dah Sujono, eh si J*mbud lama bener jemput sodaranya, gak sabar gue liat lu di tolak mentah-mentah sama cewek lagi," ledek Alex.

"Kampret lu, gue sebenernya gak minat-minat banget sih kenalan cuman kalo lu pada maksa sih apa boleh buat, Jo yang tamvan ini gak bisa menolaknya," ujar Jo dengan senyum menyeringainya.

"Najisss, mual banget gue denger lu ngomong, dah sana lu jangan ngalangin fengsui gue di depan pintu kamar," usir Alex.

"Oke gue mau mandi dulu, jangan lu ngintipin gue ya, biji gue suka kedutan kalo di intipin," celoteh Jo sembari berjalan ke kamarnya.

"Najisss woii najisss, biji lu bentuknya segita juga ge er banget," teriak Alex.

Geng ABJ adalah tiga sekawan yang sering di jadikan bahan candaan di kampusnya. Namun image itu tertolong oleh Budi yang begitu tampan dan memesona.

Alex Wijaya alias kelek adalah salah satu sahabat Jo yang paling tidak bisa diam, ia bisa berbicara hingga satu malam suntuk jika sedang galau atau sedang memikirkan nasibnya yang selalu di tinggal menikah oleh mantan-mantannya. Membuat Alex tidak berani memulai hubungan serius dan jika ia bertemu wanita pun hanya sebatas hubungan satu malam.

Budi Saptadji alias j*mbud adalah sahabat Jo yang bisa di bilang penyelamat geng ambyar mereka. Bagaimana tidak, sosok lelaki sempurna semua ada pada Budi. Perawakan yang bagus, wajah tampan, kepribadian yang hangat membuat setiap wanita di dekatnya meleleh seketika hanya dengan menatap mata dan senyumannya.

Terakhir adalah Sujono alias Jo, sosok manusia setengah alien yang sangat populer di kampus. Bukan karena prestasinya, namun karena rekornya yang telah di tolak hampir dua puluh delapan wanita di kampusnya. Namun itu tak membuat Jo patah semangat mencari cinta sejatinya, meski ke dua sahabatnya memperingatkan Jo agar tidak terlalu memaksakan kehendak agar tidak kecewa lagi dan lagi.

Budi pun datang membawa saudaranya bernama Pricilla yang baru ia jemput dari stasiun tak jauh dari kosannya.

"Masuk Cill, bentar gue kenalin sama temen-temen abang dulu," ucap Budi.

"Yuuuhhuuuu I'm coming, alamak," Alex terdiam melihat Pricilla dengan mata membelalak.

"Halo, kenalin aku Pricilla biasa di panggil Cilla," menyodorkan tangan.

Alex yang masih dengan kekagumannya tak bisa berkutik setelah menatap Cilla.

"Udah biarin aja, dia kalo bengong bisa sejam," ucap Budi.

"Bang aku pengen pipis di mana, aku ga tahan ini," Cilla merapatkan kakinya.

"Wc luar lagi mampet kemaren, pake wc Jo aja itu di kamar tengah, dia lagi di kampus tadi," ujar Budi.

Cilla tak berpikir lama langsung menerobos masuk kamar Jo yang tak pernah ia kunci kecuali sedang menonton anime favoritnya.

Ketika Cilla membuka kamar mandi yang ternyata tak di kunci juga, seketika Cilla berteriak sejadi-jadinya.

"Aaaaaaaa ssseeetttaaannnnnn," Cilla yang kaget melihat Jo yang sedang mandi langsung jatuh pingsan.

"Cill, cill lu kenapa tiduran di sini aduhhh," ujar Budi membangunkan Cilla.

"Siapa sih, pada teriak-teriak," Jo keluar dengan rambut penuh busa hingga matanya nengkrenyip.

"Ya Tuhan, lu Jo ngapain mandi gak lu kunci, pantesan aja Cilla kaget sampe pingsan gini, cepet selesein mandi lu, mending bagus isinya, ini item semua," ledek Budi yang langsung membopong Cilla keluar dari kamar Jo.

"Iya iya gue bilas sekarang, ganggu aja orang lagi mandi aja," gumam Jo.

"Cill Cill, bangun hei cill," Budi mengoleskan minyak angin di hidungnya.

"Lex bantuin gue napa, jangan bengong doang," ujar Budi.

"Ehhh iya iya, sorry sorry, gue ambilin minum dulu bentar yak," ucap Alex yang tidak terkejut bila ada wanita pingsan setelah melihat Jo.

Jo yang telah selesai mandi pun bergegas menuju ruang tamu untuk memastikan siapa yang di buatnya jatuh pingsan ketika melihatnya mandi.

"Mbud, sia......ppaaa... yang kirim bidadari ke sini," ucapan Jo terbata-bata setelah melihat Cilla yang begitu cantik tengah pingsan di atas sofa.

"Udah gak usah banyak ngomong, ini bantuin bangunin dia gimana," Budi panik.

"Tenang gue ada ide, kasih napas buatan aja, gue abis gosok gigi inih masih seger bat dah nih cium hhhhaaahhhh," Jo mengetes nafas nya di depan muka Budi.

"Anjir lu jorok amat kampret, uhhhuukkk uuhukkk," Budi spontan menjauh.

"Bissmillahirohmanirohim, misi ya mbak," ketika Jo akan mencium Cilla untuk memberinya napas buatan, seketika Cilla membuka matanya dan kembali berteriak.

"Aaaaaaaaa ssseeetttaannnnn,"

Cilla seperti itu hampir lima kali, dan kini Budi sudah habis kesabaran menghadapi Jo.

"Udah, udah mending lu jauh-jauh dulu Jo, keknya dia sawan tiap liat lu, jaga jarak dua meter," suruh Budi.

Bersambung...

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh devidasti

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku