/0/23608/coverbig.jpg?v=20250429182639&imageMogr2/format/webp)
Berawal dari sebuah kesalahpahaman, Raiden harus menikahi Elara demi menjaga reputasi rumah sakit serta kehormatan keluarga Valen. Raiden Valen, pria dengan wajah tampan yang dihiasi sikap dingin dan tajam, dikenal sebagai sosok yang tegas, kejam, dan tidak kenal ampun. Dalam hidupnya, Raiden tidak pernah tahu apa itu cinta, kecuali saat ia bertemu dengan seorang gadis di masa sekolah menengah. Namun, kisah cintanya hancur begitu saja karena pengkhianatan sahabatnya. Segalanya berubah ketika sebuah pernikahan yang dipaksakan datang tanpa diduga. Elara Maylen, seorang gadis dengan sifat yang liar dan tak terkendali, berhasil membuat hidup Raiden berantakan. Keberaniannya, kekacauan yang ia bawa, dan ketidakpastiannya menjadi sumber ketegangan yang tak ada habisnya. Raiden, yang selalu menghindari kekacauan, justru terjebak dalam permainan yang sangat berbahaya, di mana perasaan dan keputusan-keputusan besar saling bertabrakan.
Raiden Valen berdiri tegak di balik meja kerjanya, menatap ke luar jendela ruangannya yang menghadap pemandangan kota metropolitan yang sibuk. Malam itu, langit terlihat gelap, hanya dihiasi oleh kerlip lampu-lampu kota yang tak pernah padam. Di atas meja, sebuah tumpukan berkas menunggu untuk dipindahkan atau diselesaikan. Namun, pikirannya tak berada di sana.
Selama bertahun-tahun, ia telah belajar untuk tidak terlibat dalam kehidupan pribadi orang lain, lebih memilih untuk menyelam dalam dunia bisnis yang keras dan penuh tekanan. Tapi malam itu, sesuatu yang tak terduga datang menghampirinya-sesuatu yang tak bisa ia hindari lagi.
"Raiden..." suara ayahnya yang berat dan penuh otoritas terdengar dari telepon di atas meja.
Raiden menghela napas, lalu mengangkat teleponnya. "Ada apa, Ayah?"
"Kita perlu bicara, anakku," suara ayahnya terdengar lebih serius dari biasanya, seperti suara yang tidak ingin dibantah. "Aku sudah membuat keputusan besar."
Raiden merasa dadanya tiba-tiba sesak. Ayahnya, Viktor Valen, adalah pria yang tak pernah mengenal kompromi dalam hidupnya. Semua keputusan besar dalam keluarga ini selalu diambil oleh Viktor, tanpa melibatkan siapapun, termasuk anak-anaknya.
"Apa yang Ayah maksud?" Raiden mencoba tetap tenang, meskipun sesuatu dalam dirinya mulai merasakan ketegangan.
"Kau akan menikah."
Raiden terdiam sejenak, mencoba mencerna kalimat yang baru saja ia dengar. Ia hampir tidak bisa mempercayainya.
"Apa?" suara Raiden terdengar tegang, hampir seperti seruan tak percaya.
"Kau akan menikah, Raiden." Suara Viktor terdengar lebih tegas lagi, seperti sebuah perintah yang tidak bisa dibantah. "Aku sudah membuat kesepakatan dengan keluarga Maylen. Mereka membutuhkan kita untuk menjaga reputasi rumah sakit kita."
Raiden tidak tahu harus berkata apa. Pernikahan? Dengan siapa? Ia tidak pernah membayangkan ada yang bisa memaksanya menikah, apalagi dengan alasan seperti ini. "Kenapa?" Ia bertanya dengan nada kesal.
"Karena situasi yang tidak bisa kita hindari, anakku. Ada sebuah masalah yang harus diselesaikan. Nama baik rumah sakit ini, dan keluarga kita, berada di ujung tanduk. Kami membutuhkan pernikahan ini agar semuanya bisa kembali berjalan dengan baik."
Raiden merasa panas di wajahnya. "Jadi, ini bukan tentang cinta, Ayah. Ini tentang reputasi, tentang bisnis. Kamu memaksaku untuk menikah demi nama keluarga."
"Tepat." Viktor mengakui dengan suara yang penuh kepastian. "Tapi ini akan menguntungkanmu, Raiden. Keluarga Maylen memiliki koneksi yang sangat penting untuk kelangsungan rumah sakit kita. Tidak ada pilihan lain."
Raiden terdiam lama, matanya tertuju pada berkas-berkas di meja yang tak lagi tampak penting. Cinta, yang selama ini ia anggap tidak pernah ada dalam hidupnya, kini tampak semakin jauh.
Akhirnya, ia berkata, "Siapa yang akan menjadi istriku?"
"Elara Maylen," jawab Viktor tanpa ragu.
Nama itu membuat Raiden terkesiap. Elara Maylen. Nama yang tidak asing baginya. Seorang gadis yang dikenal memiliki karakter liar dan penuh keberanian. Mereka pernah bertemu beberapa kali di berbagai acara sosial, namun Raiden selalu merasa bahwa gadis itu adalah sosok yang sulit dipahami. Sifatnya yang spontan dan tak terkendali membuatnya tampak seperti orang yang tidak sesuai dengan dunia yang Raiden bangun-dunia yang penuh aturan dan kontrol.
"Elara Maylen?" Raiden mengulang, suaranya hampir terdengar seperti pertanyaan, meskipun ia sudah tahu jawabannya. "Dia... bukankah dia terlalu... berisik?"
Viktor tertawa pelan. "Memang, dia bukan tipe wanita yang biasa kau lihat. Tapi itu yang kita butuhkan. Keterbukaannya, kegilaan, itu akan mengubah semuanya. Kau harus menikah dengannya, Raiden."
Raiden memijat pelipisnya. Tidak ada jalan keluar dari keputusan ini. Ia terperangkap dalam permainan yang tak ia pilih. Seluruh hidupnya seakan dikuasai oleh aturan-aturan yang tak pernah ia buat sendiri.
"Kapan pernikahannya?" tanyanya, suaranya terdengar datar, meskipun hatinya meronta-ronta.
"Besok."
Raiden merasa seperti dunia berputar lebih cepat. Besok? Hanya dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam, hidupnya akan berubah selamanya. Tanpa pilihan lain, ia harus menerima kenyataan ini.
Elara Maylen berjalan memasuki ruang pertemuan dengan langkah-langkah yang mantap, meskipun di dalam hatinya, segala macam emosi berkecamuk. Ia tidak pernah membayangkan bahwa ia akan dipaksa untuk menikahi pria yang dikenal sebagai Raiden Valen. Sosok yang dingin, terhormat, dan tidak pernah menunjukkan emosi.
Namun, hidupnya selalu penuh dengan kejutan. Setelah serangkaian insiden yang mengguncang keluarganya, pernikahan ini adalah solusi yang ditawarkan oleh ayahnya. Bukan cinta yang mendasarinya, tapi keharusan.
Saat matanya bertemu dengan Raiden, dia merasakan perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Pria itu, dengan wajahnya yang sempurna dan sikap yang tegas, tampaknya tidak merasa terganggu dengan situasi ini. Namun, Elara tahu betul bahwa perasaan tak tertahankan itu hanya akan membawa lebih banyak konflik di kemudian hari.
"Jadi, kita akan melakukannya?" Elara bertanya dengan nada dingin, memandang Raiden yang duduk dengan sikap yang sangat tenang di kursinya.
Raiden menatapnya dengan tatapan yang tajam, seolah tidak ada sedikit pun keraguan dalam dirinya. "Kita tidak punya pilihan."
Elara menyeringai sinis. "Tentu, tidak ada pilihan lain."
Raiden tidak membalas, hanya menatapnya tanpa ekspresi. Elara bisa merasakan ketegangan di udara. Mereka berdua berada di ruang yang penuh dengan kesepakatan dan kewajiban, bukan perasaan atau cinta.
Ketegangan itu semakin terasa ketika mereka berdiri di altar esok harinya. Hanya sedikit kata-kata yang terucap, dan sebuah cincin dipasang di jari mereka, namun perasaan masing-masing seakan jauh dari kenyataan. Di dalam hati Elara, kebingungannya semakin mendalam, sementara Raiden, dengan sikapnya yang tidak tergoyahkan, tampaknya siap menghadapi hidupnya yang baru.
Namun, tak seorang pun dari mereka tahu, bahwa pernikahan ini akan menjadi awal dari sebuah permainan yang lebih gelap dan lebih rumit dari yang mereka bayangkan.
Dan malam itu, saat mereka berdua kembali ke rumah yang kini menjadi tempat mereka berbagi hidup, semuanya berubah. Raiden Valen, pria yang tampaknya tak pernah tergerak oleh emosi, dan Elara Maylen, gadis yang dikenal karena kegilaannya, terperangkap dalam pernikahan yang bukan mereka pilih-sebuah pernikahan yang akan membawa mereka lebih dalam ke dalam dunia penuh rahasia dan kebohongan.
Sebuah pernikahan yang akan menguji batas-batas mereka, dan mengubah hidup mereka selamanya.
Bab 1 metropolitan yang sibuk
27/03/2025
Bab 2 dipaksakan oleh kewajiban
27/03/2025
Bab 3 keduanya berusaha
27/03/2025
Bab 4 tampak berbicara
27/03/2025
Bab 5 meninggalkan meja makan
27/03/2025
Bab 6 terasa berbeda
27/03/2025
Bab 7 ada jarak
27/03/2025
Bab 8 antara dirinya dan Raiden
27/03/2025
Bab 9 ekspresi yang sulit diartikan
27/03/2025
Bab 10 tak bisa dibatalkan
27/03/2025
Bab 11 kebingungannya
27/03/2025
Bab 12 terus bergejolak
27/03/2025
Bab 13 sebuah gedung tua
27/03/2025
Bab 14 Dia bukan putri dari keluarga
27/03/2025
Bab 15 Elara kembali ke rumah Javier
27/03/2025
Bab 16 katanya masih menggantung
27/03/2025
Bab 17 Jangan menangis
27/03/2025
Bab 18 Ruangan terasa semakin kecil
27/03/2025
Bab 19 alamat di atasnya
27/03/2025
Bab 20 seperti racun
27/03/2025
Bab 21 sejak awal
27/03/2025
Bab 22 tidak ada undangan
27/03/2025
Bab 23 perasaan yang sulit
27/03/2025
Bab 24 Malam pertama
27/03/2025
Bab 25 mendapati Raiden
27/03/2025
Bab 26 mempersiapkan diri
27/03/2025
Bab 27 kemungkinan yang belum terpecahkan
27/03/2025
Bab 28 menuju ruangan
27/03/2025
Bab 29 antara rasa takut
27/03/2025
Bab 30 pertemuannya
27/03/2025
Bab 31 menyaksikan
27/03/2025
Buku lain oleh Givan Julian
Selebihnya