Dikhianati Sejak Hari Pertama

Dikhianati Sejak Hari Pertama

Alwi Kumala Siregar

5.0
Komentar
674
Penayangan
31
Bab

Katrina benar-benar terkejut ketika mengetahui bahwa dirinya telah dijodohkan dengan pria pilihan ayahnya. Pernikahan yang diselenggarakan secara mendadak ini merupakan permintaan sahabat ayahnya yang telah lama mengenalnya. Kondisi ayah yang sedang sakit parah membuat Katrina tidak bisa menolaknya. Pernikahan itu dilaksanakan dengan sangat sederhana, hanya dengan mahar yang seadanya, tanpa banyak perayaan. Menjadi istri dari seorang Gavin Ardian tidak pernah terlintas dalam pikiran Katrina. Apalagi setelah pernikahan itu, Katrina baru mengetahui bahwa Gavin masih memiliki kekasih dan masih menjalin hubungan dengan wanita lain di belakangnya. Rasa kecewa dan amarah menguasai hatinya. Namun, di balik keputusan mendadak sang ayah, ada sebuah rahasia yang lebih besar. Ayah mertuanya memintanya untuk membuat Gavin putus dengan kekasihnya. Tugas Katrina adalah membuat Gavin jatuh cinta padanya dan menjadikannya miliknya, agar hubungan dengan kekasih lamanya berakhir. Apakah Katrina mampu menjalankan misi ini, atau justru terperangkap dalam perasaan yang semakin rumit?

Bab 1 terbayangkan dalam impiannya

Katrina berdiri di depan cermin besar di kamar pengantin yang sederhana itu. Tangannya gemetar memegang gaun pengantin putih yang sederhana, namun terasa berat di tubuhnya. Setiap potongan kain yang menyentuh kulitnya seolah mengingatkan betapa jauh dirinya terperangkap dalam kehidupan yang tidak pernah ia inginkan. Pernikahan ini, yang datang begitu mendalam dan mendesak, tak pernah terbayangkan dalam impiannya.

Ia menatap bayangannya sendiri di cermin. Wanita muda berusia dua puluh tiga tahun ini tidak pernah membayangkan pernikahan akan datang begitu cepat, apalagi dengan pria yang baru ia kenal sejenak, Gavin Ardian. Pikirannya melayang kembali ke pagi itu, ketika ayahnya, yang kini terbaring sakit parah di rumah sakit, mengajaknya berbicara dalam suara yang lemah dan hampir tak terdengar. "Kau harus menikah, Nak. Ini yang terbaik untukmu. Pria itu... Gavin... dia akan menjaga kamu," kata ayahnya dengan nada yang penuh harapan.

Namun, di balik kata-kata itu, Katrina merasakan kebingungan yang menggelora. Dia tidak pernah merasa siap, tidak pernah ingin. Mengapa harus pria itu? Sejak pertama kali ia mendengar nama Gavin, ada sesuatu yang janggal dalam hatinya. Pria itu tampaknya terlalu jauh dari sosok yang dapat membuatnya merasa aman, jauh dari gambaran suami yang akan mendampinginya dalam hidup. Namun, ayahnya yang selalu menjadi pelindungnya, kini meminta sesuatu yang berat-pernikahan dengan pria yang asing di matanya.

"Ayah..." Katrina mengucapkan kata itu dalam hati, berusaha menahan air mata yang ingin tumpah. Tapi apa yang bisa ia lakukan? Ayahnya sedang sakit keras. Perasaan takut akan kehilangan sosok yang begitu berarti dalam hidupnya lebih kuat daripada segala rasa tidak nyaman yang ia rasakan tentang pernikahan ini. Dia merasa terjebak dalam sebuah takdir yang ditentukan orang lain untuknya, tanpa ada pilihan untuk menolak.

Katrina mengalihkan pandangannya ke pintu. Di luar sana, di ruang tamu, Gavin sedang menunggu. Tidak ada banyak kata yang terucap saat mereka bertemu sebelumnya. Ia hanya mengangguk dan menyebutkan kalimat-kalimat formal yang terasa kosong dan jauh dari kehangatan. Namun, pada kenyataannya, pernikahan ini bukanlah sekadar soal cinta atau kebahagiaan, melainkan lebih pada kewajiban dan tekanan dari keluarga. Ayahnya sudah menyerahkan semuanya, menginginkan pernikahan ini untuk memastikan masa depan putrinya aman.

Katrina menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Perasaan cemas dan marah berbaur dalam dadanya. Apa yang terjadi jika Gavin tidak peduli padanya? Apa yang terjadi jika pernikahan ini hanya berlangsung sebagai sebuah formalitas belaka? Setiap pertanyaan itu mengganggu pikirannya, namun dia tidak punya pilihan. Sebagai seorang anak yang taat, Katrina harus melangkah dengan kepala tegak, menerima takdir yang telah ditentukan untuknya.

Hatinya sedikit terhenyak ketika pintu kamar pengantin terbuka dan seorang wanita muda masuk, mengenakan gaun berwarna biru muda dengan rambut yang terurai rapi. Wanita itu tersenyum dengan lembut, meskipun senyuman itu terasa seperti sebuah topeng yang dipaksakan.

"Apakah kamu siap?" tanya wanita itu dengan nada penuh perhatian. Namanya Clara, ibu dari Gavin.

Katrina mengangguk pelan, meskipun dalam hatinya, ada gelombang perasaan yang sulit untuk dijelaskan. Ia bisa merasakan perbedaan antara keduanya. Clara tampaknya begitu terbiasa dengan dunia ini, dunia yang sudah dipersiapkan untuknya. Dunia di mana pernikahan bukanlah hal yang harus dipilih dengan cinta, tetapi lebih sebagai kewajiban sosial dan keluarga.

"Kamu tak perlu khawatir. Gavin adalah pria yang baik, meski mungkin sedikit keras kepala," kata Clara, seolah membaca kecemasan Katrina. "Ia akan menjaga kamu dengan baik."

Katrina hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa. Apa yang harus ia katakan? Semua ini terasa seperti sebuah permainan besar yang tak pernah ia pilih. Sementara Gavin, pria yang kini menjadi suaminya, hanya hadir sebagai bagian dari tuntutan hidup, tanpa ada ruang untuk saling mengenal lebih dalam. Tidak ada dasar untuk merasa nyaman dengan pernikahan ini.

Clara menyentuh bahu Katrina dengan lembut, mengalihkan perhatian wanita itu dari pikirannya yang mulai mengembara. "Kamu adalah istri Gavin sekarang. Itu berarti kamu harus siap menjadi bagian dari keluarga kami," lanjut Clara dengan nada serius. "Kami mengandalkanmu, Katrina. Kami berharap pernikahan ini bisa membawa perubahan yang positif bagi keluarga kami."

Perkataan itu terdengar seperti harapan yang tak terucapkan, sebuah beban yang kini menjadi tanggung jawab Katrina untuk membawa keharmonisan dalam hubungan yang tak pernah ia pilih. Ada secercah harapan di mata Clara, namun Katrina tak bisa merasakan kehangatan itu. Semua ini terasa seperti perangkap, dan ia harus melangkah maju, meskipun hatinya penuh dengan kebingungan.

Pernikahan itu berlangsung dengan sangat sederhana. Tidak ada resepsi besar, tidak ada keramaian, hanya keluarga terdekat yang hadir untuk menyaksikan pernikahan yang lebih terasa seperti sebuah transaksi ketimbang sebuah ikatan cinta. Meskipun begitu, Katrina bisa merasakan mata semua orang tertuju padanya, mengawasi setiap gerak-geriknya.

Gavin, pria yang kini menjadi suaminya, tampak tenang sepanjang upacara. Tidak ada senyuman yang menghangatkan, hanya ekspresi wajah yang penuh dengan kerahasiaan. Katrina tak tahu apa yang ia rasakan. Semua ini terasa seperti mimpi buruk yang tak kunjung berakhir. Apa yang salah dengannya? Mengapa dia harus berada dalam posisi ini?

Saat mereka akhirnya berjalan bersama menuju rumah mereka yang baru, sepertinya dunia ini menjadi semakin asing. Gavin duduk di sampingnya, tetapi seolah ada tembok tak terlihat yang membatasi keduanya. Tidak ada percakapan, hanya kebisuan yang mengisi ruang mobil yang sempit. Rasa cemas kembali muncul dalam dada Katrina. Ia ingin bertanya banyak hal kepada Gavin-tentang siapa dia, tentang hubungan mereka yang tidak pernah dimulai dengan cara yang baik, tentang masa depan yang sekarang harus mereka jalani bersama. Namun, semuanya terasa begitu rumit, begitu jauh dari kenyataan yang ia impikan.

Ketika mereka sampai di rumah, rumah yang kini akan menjadi tempat tinggal mereka berdua, Gavin membuka pintu mobil dengan tenang dan melangkah keluar lebih dulu, seakan tak ada apa-apa yang perlu dibicarakan. Katrina mengikutinya, merasa cemas namun tetap berusaha menahan diri agar tidak menunjukkan kelemahan di hadapan pria yang begitu asing baginya.

Gavin membawa Katrina ke dalam rumah yang terlihat mewah, dengan furnitur yang tampak baru dan elegan, namun suasananya terasa dingin. Tidak ada kehangatan, tidak ada sambutan yang berarti. Sepertinya Gavin tidak ingin berbicara banyak.

"Selamat datang di rumahmu," ujar Gavin tanpa menoleh ke arahnya.

Katrina hanya tersenyum kaku, berusaha menenangkan diri. Rumah ini mungkin akan menjadi tempat tinggalnya, namun hatinya masih terjebak dalam perasaan yang penuh kebingungan. Semua ini terasa seperti teka-teki yang belum bisa ia pecahkan.

Namun, ada satu hal yang mulai mengganggu pikirannya. Kejanggalan yang ia rasakan sejak pertama kali bertemu dengan Gavin, sebuah firasat yang mengingatkannya pada sesuatu yang lebih besar, lebih gelap daripada yang ia bayangkan. Gavin tampaknya tidak sepenuhnya jujur padanya. Ada sesuatu yang ia sembunyikan, sesuatu yang membuat Katrina semakin merasa terjebak dalam pernikahan ini, meskipun ia belum tahu sepenuhnya apa itu.

Ketika Gavin beranjak pergi ke kamar tidurnya, Katrina tetap berdiri di ruang tamu, mencoba menenangkan pikirannya. Mungkin saja semuanya akan baik-baik saja, mungkin saja dia hanya perlu memberi waktu untuk semua ini berkembang. Namun, hatinya tetap bergelora. Ada sesuatu yang salah-dan ia harus segera mengetahuinya.

Di sinilah kisah mereka dimulai. Sebuah pernikahan yang tidak pernah dipilih oleh Katrina, namun kini menjadi kenyataan yang harus ia hadapi, dengan semua rahasia dan kegelapan yang menanti untuk terungkap.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Alwi Kumala Siregar

Selebihnya
Diculik Untuk Menjadi Ibu

Diculik Untuk Menjadi Ibu

Romantis

5.0

Alina Daryanov dikenal sebagai seorang profesional yang cerdas dan penuh ambisi. Dia memiliki karir yang gemilang, namun sering kali dicap sebagai wanita yang terlalu terfokus pada pekerjaannya dan tidak memiliki kehidupan pribadi. Meski usianya terus bertambah, Alina belum pernah menjalin hubungan serius, dan masyarakat sekitar sering menggoda bahwa dia akan tetap sendiri selamanya. Suatu malam, setelah bekerja lembur hingga larut, Alina terjebak dalam kemacetan parah akibat hujan lebat dan angin kencang yang melanda kota. Ketika dia hendak pulang ke rumah, sebuah truk kontainer yang mengalami kerusakan mesin menabrak beberapa mobil di jalan, termasuk mobilnya. Namun, bukannya berakhir tragis, Alina terbangun di sebuah tempat yang asing, terbaring di ranjang bersama seorang pria yang tampaknya baru saja menghabiskan malam pertama bersama dirinya. Ternyata, Alina telah menjadi istri kedua dari seorang konglomerat kaya bernama Ivan Vasiliev. Setelah kecelakaan itu, Alina diculik dan dipaksa untuk menjalani pernikahan kontrak sebagai ibu pengganti atau surrogate mother untuk pasangan suami istri yang kaya raya, yang sudah lama berjuang untuk memiliki anak. Tanpa sadar, Alina kini terjebak dalam dunia yang penuh rahasia, manipulasi, dan ketegangan emosional. Menyadari bahwa dirinya telah terperangkap dalam sebuah permainan yang jauh lebih besar daripada yang dia bayangkan, Alina harus memilih antara menjalani kehidupan yang penuh tekanan atau melawan untuk mendapatkan kebebasan yang telah lama ia impikan. Bagaimana Alina akan menghadapi kenyataan yang mengguncang hidupnya dan memutuskan jalan hidupnya selanjutnya? Akankah dia merdeka dari permainan yang lebih besar ini, atau akankah dia terus terperangkap dalam dunia yang penuh ambisi dan rahasia gelap?

Buku serupa

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku