Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

Lusia Sudarti

5.0
Komentar
910
Penayangan
42
Bab

Suci adalah seorang Ibu rumah tangga yang baik hati, lembut penyayang serta begitu setia. Ia mendampingi Suami yang telah menikahinya selama sepuluh tahun dan di karuniai tiga orang Anak. Suaminya bekerja sebagai seorang Mekanik freelance. Tak peduli siang dan malam mereka banting tulang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Memang takdir manusia itu berbeda, seberapa tekun dan rajinnya seseorang, jika memang belum waktunya untuk berhasil, maka belum berhasil. Mereka selalu mensyukuri berapa pun rezeqi yang mereka dapatkan. Di tengah kesulitan yang mereka hadapi, selalu saja ada prahara. Hinaan dan cacian juga seorang yang ingin menghancurkan biduk rumah tangga mereka. Lalu, bagaimana mereka menjalani dan menghadapi semua itu? Ikuti kisah ini!

Bab 1 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi.

Penulis : Lusia Sudarti

Ma, adek lapar.

Part 1.

"Ma, adek lapar!" rengek si bungsuku, Nayla.

Hatiku begitu pedih mendengar rengekannya.

Huuffftt.

Kuhela napas yang begitu sesak menghimpit rongga dada.

"Iya, Nak, sebentar ya, mama masak sayur dulu," sahutku lirih.

Dia hanya mengangguk seraya tersenyum ceria, lalu bangkit menuju keluar untuk melanjutkan bermain bersama teman-temannya.

Aku segera beranjak menuju dapur untuk memasak air kuah sayur bening daun katuk yang akan kupetik dari kebun belakang rumah.

Satu ikat daun katuk telah berada ditanganku, kutaruh diatas dahan pohon mangga yang bercabang, aku mencabut rumput-rumput yang telah tumbuh disamping rumah, karena kesibukanku dalam bekerja, rumah pun tak terurus.

Aku memandang berkeliling rumput telah memenuhi kebun belakang, seandainya aku punya uang, aku beli obat semprot untuk membasmi rumput.

Jangankan untuk membeli obat yang harga ratusan ribu, untuk membeli masako yang harganya lima ratus perak aja tak mampu!

Aku hanya mampu menarik napas perlahan, sembari mengusap dada yang terasa nyeri.

Aku berjongkok kembali mencabut rumput-rumput, air mataku meleleh, hatiku benar-benar terluka dengan semua kenyataan yang kuhadapi.

'Ya Allah ...''

Hanya itu yang mampu keluar dari bibirku, sesekali aku menyeka air bening yang terus mengalir dari kedua netraku.

Wajahku yang mungkin terlihat sayu.

Saat seperti ini yang membuatku teringat akan ibundaku yang telah tiada, ketika Nayla berusia delapan bulan, Ibundaku menghembuskan napas terakhir, karena menderita penyakit stroke selama empat tahun.

'Bu, Suci kangen,'' aku tersedu-sedu seorang diri. Namun jemari lentik ini tetap bekerja mencabut rumput hingga bersih.

Bapak yang kini bekerja di rumah saudaranya di Lampung Barat, beliau membantu pamanku memetik kopi.

Aku sebatang kara, hanya memiliki suami dan ketiga buah hatiku.

Astagfirullah! Aku tersentak kaget, dan segera tersadar dari lamunanku.

Dengan tergesa aku masuk mengambil mangkuk dan memetik tangkai katu dari batangnya.

Setelah mencucinya, air untuk memasak sayur ternyata telah mendidih dan tersisa separuhnya, aku tertegun, ternyata aku begitu lama ya berada di belakang rumah mencabut rumput.

Namun, saat aku mencari bumbu-bumbu penyedap masakan, semua telah habis. Lalu aku meraih toples tempat gula putih, nahasnya itupun habis.

'Ya Allah, bagaimana ini? Semua habis, uang pun habis,' aku membatin, tak urung meleleh air mataku tanpa bisa dibendung lagi.

Kuambil ponsel diatas meja, aku mencoba untuk mencari pinjaman, biarlah meskipun berbunga yang penting Anak-anak bisa makan untuk dua hari kedepan, sambil menunggu bayaran dari pekerjaan kami.

Tetapi aku masih menimbang dan berpikir, dapat atau tidak untuk bayarnya?

Aku ragu untuk menghubungi orang yang biasa memberikan pinjaman berbunga. Antara pinjam atau tidak.

Kutaruh kembali benda pipih itu, aku takut nanti tak sanggup membayarnya.

Untuk sekian lamanya aku hanya termenung, dengan hati pedih seolah tersayat sembilu, aku berpikir keras.

Dari mana bisa mendapatkan uang untuk sekedar membeli beras untuk makan Anak-anakku.

"Ma, Adek lapel," tiba-tiba Nayla telah berdiri di belakangku, seketika aku menoleh kepadanya, melihat wajahnya yang murung, tak urung membuatku semakin hancur.

"Sabar ya Sayang, belum mateng airnya," dalihku sembari memeluknya.

"Ya udah, Adek main lagi ya Ma!" ujarnya sambil berdiri dan melangkah keluar dengan kaki diseret.

'Ohhh, Ya Allah, cobaan apa yang Engkau tetapkan kepada kami ini."

Aku kembali berjalan ke arah dapur, dengan air mata yang terus membanjiri pipiku.

Tubuhku tiba-tiba luruh, lututku tak mampu menopang beban tubuh yang seolah begitu berat.

Daya pikir pun seolah buntu dan tak berfungsi. Yang ada dalam hatiku hanya ada duka.

Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku tentang pinjaman berbunga.

Biarlah urusan bayar nanti dapat dari mana, yang terpenting saat ini anakku tak kelaparan.

Kemudian tanpa berpikir dua kali aku bangkit dan berlari mencari benda pipih berwarna hitam untuk mencari pinjaman.

Setelah menemukannya, aku melangkah menuju teras.

Kubuka aplikasi berwarna hijau dan mencari kontak yang biasa memberikan sejumlah pinjaman berbunga.

[Tan, maaf aku mau pinjam uang 100.000.] aku segera mengirim pesan.

Ting!

Suara terkirim dan langsung centang biru. Kebetulan tante Loly sedang online.

[Aduh Mbak, maaf, bukan nggak boleh nih, tapi kebetulan sedang kosong, mungkin lusa Mbak adanya.] balasan tante Loly

[Oh iya ,Tan nggak apa-apa kalo belum ada.]

[Ya maaf ya Mbak.]

"Gimana ini?" aku kembali membatin.

Lalu kucoba mencari kontak orang yang masih ada sisa bayaran kami.

[Assalamualaikum, Mbak, maaf saya mau minta sisa bayaran kemarin.]

Kulihat status online, sedang mengetik.

[Sabar Mbak aku belum dapat uang. Kalo sudah ada pasti aku bayar kok, gak harus ditagih terus, bosen tau bacanya!] balasan pesan itu sangat menyakitkan.

Aku menghela napas panjang saat membaca balasan tersebut. Aku hanya mengusap dada yang terasa nyeri. Menagih upah atas tenaga yang telah diberikan, tetapi rasanya seperti mengemis.

[Ini juga sudah sabar Mbak, janji diawal akan Mbak sama Mas-nya bayar kalau sudah terjual akan dibayar lunas]

[Tapi mengapa sampai sekarang belum ada tanggapan sama sekali, bahkan datang kerumah saya pun tidak!] ku kirim kembali balasanku.

[Mbak, saya juga belum punya uang, mobil kemarin belum lunas, masih di DP sama yang beli, untuk bayar sampean. Dan saya pun berhutang lho Mbak, untuk bayar Mbak kemarin, jadi tolong deh sabar dikit!]

[Nanti pasti saya bayar kok, jangan takut!] pesannya lagi.

Pesan itu hanya aku lihat, tanpa berniat membalasnya.

Aku termenung sembari berdiri diambang pintu. Anganku jauh menerawang, hingga terbersit pemikiran dangkal yang sempat melintas di pikiranku.

Ingin rasanya aku mengakhiri semua ini, membawa serta Anak dan suamiku untuk menyusul Ibuku yang telah tenang di alam sana.

Tiba-tiba di telingaku terngiang suara halus almarhum Ibu dan Mertuaku, agar aku bersabar menghadapi semua ujian dan cobaan ini.

'Astagfirrullah, apa yang aku pikirkan ini? Ampuni hamba-Mu ini Ya Allah," lirihku dalam hati ketika aku hampir terbujuk rayuan syetan.

'Astagfirullah! Astaghfirullah!' Berulang kali aku terlihat mengucap istighfar dan mengusap wajahku.

'Berilah sedikit rezeki-Mu Ya Allah,' Aku berdoa selalu dalam hati agar dimudahkan segala urusan dan diberikan rezeki untuk keluarganya.

Lamunanku buyar ketika Nayla mengagetkanku.

"Ma, Adek lapar sudah belum masaknya ..."

Kembali Anakku memelas hingga hati ini terasa bagaikan ditikam pisau yang sangat tajam.

(Bersambung)

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Lusia Sudarti

Selebihnya

Buku serupa

My Doctor genius Wife

My Doctor genius Wife

Amoorra
4.8

Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi
1

Bab 1 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

2

Bab 2 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

3

Bab 3 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

4

Bab 4 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

5

Bab 5 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

6

Bab 6 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

7

Bab 7 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

8

Bab 8 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

9

Bab 9 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

10

Bab 10 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

11

Bab 11 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

12

Bab 12 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

13

Bab 13 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

14

Bab 14 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

15

Bab 15 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

16

Bab 16 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

17

Bab 17 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/10/2024

18

Bab 18 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

13/01/2025

19

Bab 19 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

14/01/2025

20

Bab 20 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

15/01/2025

21

Bab 21 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

16/01/2025

22

Bab 22 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

17/01/2025

23

Bab 23 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

18/01/2025

24

Bab 24 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

19/01/2025

25

Bab 25 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

20/01/2025

26

Bab 26 Semangkuk kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

21/01/2025

27

Bab 27 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

22/01/2025

28

Bab 28 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

23/01/2025

29

Bab 29 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

23/01/2025

30

Bab 30 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

23/01/2025

31

Bab 31 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

24/01/2025

32

Bab 32 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

25/01/2025

33

Bab 33 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

26/01/2025

34

Bab 34 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

29/01/2025

35

Bab 35 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

29/01/2025

36

Bab 36 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

30/01/2025

37

Bab 37 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

31/01/2025

38

Bab 38 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

31/01/2025

39

Bab 39 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

01/02/2025

40

Bab 40 Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi

01/02/2025