Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Memory Loss

Memory Loss

Juju

5.0
Komentar
50
Penayangan
5
Bab

Serentak Sinta segera menghampiri Panji yang terbaring diatas kasur. "Panji, ya ampun kenapa bisa begini. Aku gak nyangka kalau orang yang ibu aku maksud adalah kamu!" Ujar Sinta sembari memegang tangan Panji. Lantas ibu Sinta pun bertanya pada anak gadis nya tersebut. "Kamu kenal dia nak?" Ujar nya. "Iya Bu, aku kenal dia, dia nama nya Panji adik kelas ku waktu masih SMA."

Bab 1 Awal mula

"Bu aku berangkat dulu ya!" Pekik Panji pria dengan paras yang tampan dengan usia 20 tahunan.

"Iya, hati - hati kamu dijalan. Kamu mau naik apa kesana nya?" Tanya sang Ibu.

"Aku mau naik kereta aja Bu!" Jawab nya.

Setelah berpamitan pada sang Ibu. Segeralah Panji bergegas menuju Stasiun Kereta Api Pada Larang.

Dia menaikin Grab yang dipesan nya untuk menuju tempat tujuan nya tersebut.

Diusia nya yang menginjak 20 tahun, dia ingin mencari pekerjaan diluar Kota. Panji merupakan anak semata wayang dari keluarga Bu Dewi dan Pak Agus.

Mereka adalah keluarga yang sederhana, Ayah Panji bekerja sebagai pembuat alat musik, yaitu gitar akustik. Sementara Bu Dewi yang merupakan Ibu kandung Panji bekerja sebagai tukang cuci baju keliling.

Meski kehidupan mereka sangat sederhana, Namun keluarga tersebut sangat harmonis dan jarang sekali ada pertengkaran dalam keluarga tersebut.

Panji yang merupakan anak satu - satu nya. Dia pergi ke luar Kota untuk mencari pekerjaan.

Dia ingin berusaha hidup mandiri dan tidak membebani keluarga nya lagi.

Semenjak lulus sekolah SMA, dia tidak pernah sekali pun merasakan apa itu yang nama nya bekerja. Ia tidak tahu seperti apa rasanya mencari uang sendiri itu seperti apa.

Pada malam minggu waktu itu sebelum keesokan harinya panji berangkat mencari perkerjaan.

Dia sedang Asyik bermain game diponsel nya. Ia bersama satu teman nya yang bernama Dodo bermain game didepan warung yang letak nya tidak jauh dari rumah Panji.

Mereka Asyik bermain game bersama.

"Eeh Do sini - sini bantu aku turtle." ucap Panji sembari memainkan game nya tersebut.

"Bentar Ji, aku recall dulu buat isi energi!" Jawab Dodo.

Mereka berdua sangat Pandai dalam bermain game tersebut. Bisa dibilang panji menguasai semua role hero yang ada digame nya itu.

Berbeda dengan Dodo. Dia hanya menguasai role tank.

"Eeh Ji, ajarin aku dong cara bermain Assasin kayak kamu gitu. Kamu jago banget soalnya pakai Assasin, apa lagi kalau pakai hero Fanny. Beuh suka banget aku liat kabel - kabel mu itu." Ujar Dodo.

Lantas Panji pun menjawab perkataan teman nya tersebut. "Yaudah nanti aku ajarin Do, tapi kamu harus butuh latihan yang keras kalau kamu mau bisa main fanny, soalnya hero ini susah lho!" Jawab Panji sembari meminum segelas kopi yang ada dihadapan nya.

"Emang nya sesusah itu ya?" Tanya Dodo dengan ekspresi menatap ke arah Panji.

"Susah banget Do serius, aku aja latihan butuh waktu yang cukup lama." sambung Panji.

Lantas Dodo pun mengiyakan perkataan Panji tersebut.

"Yaudah deh aku bakalan berusaha sebisa mungkin buat latihan nya!" Jawab Dodo.

Sementara itu, saat ketika mereka sedang Asyik memainkan game nya tersebut. Datang lah seorang anak kecil dengan tubuh yang sedikit kucal memawa karung dibalik punggung nya.

Anak kecil tersebut mencari beberapa botol bekas untuk ia kumpulkan lalu ia jual.

Saat anak kecil tersebut memungut botol bekas yang berada disamping Panji dan Dodo. Tiba - tiba Panji memanggil anak tersebut.

"Eeh dek disini!" Pekik Panji memanggil anak itu.

Lalu anak laki - laki itu pun menghampiri Panji. "Iya ada apa ya kak?" tanya nya.

Lantas Panji pun melemparkan beberapa pertanyaan pada anak tersebut.

"Kamu jam segini kok masih keluar rumah, Emang nya gak dicariin sama Ibu Bapak kamu ya?" Tanya Panji.

Lalu anak tersebut pun menjawab.

"Engga kak, aku udah biasa tiap malem kayak gini, aku harus bantu ibu cari uang, soalnya ibu udah tua dan sering sakit - sakitan. Dan bapak ku udah meninggal kak, jadi aku harus cari uang buat makan aku dan Ibu ku." Jawab Anak tersebut.

"Aduh maaf ya dek, kakak gak bermaksud, kakak gak tau kalau Bapak mu udah meninggal!" Balas Panji.

Anak tersebut pun tersenyum sembari berkata. "Iya kak gak apa - apa kok!"

Lantas seketika Panji pun mengambil sesuatu dari dalam kantong celana nya. Ia mengambil beberapa lemar uang dan memberikan nya pada anak tersebut.

"Eeh ini kakak ada sedikit uang buat kamu. Gak gede sih, tapi semoga bermanfaat buat kamu!" Ucap Panji.

Namun anak kecil tersebut berusaha menolak pemberian dari Panji.

"Ah ngga ah kak, aku gak mau nyusahin orang lain, selagi aku masih bisa cari uang sendiri aku gak mau dikasihani sama orang lain, apa lagi kalau sampai aku harus ngemis - ngemis." Ujar anak kecil tersebut.

Tiba - tiba Panji memegang kedua tangan anak tersebut. Ia mencoba memberika uang nya dan mengepalkan tangan anak itu.

"Udah ini terima aja, Kakak ikhlas kok ngasih nya juga. Anggap aja sedekah."

Lalu anak tersebut pun sejenak terdiam dan menatap wajah Panji.

"Kakak baik banget, yaudah aku terima ya pemberian kakak ini. Semoga kakak dipermudah rejekinya dan dapat dapat jodoh yang cantik dan seksi." Ujar anak tersebut.

Serentak Panji dan Dodo tercengang mendengar perkataan anak tersebut.

"Waduh Do'a nya gitu amat dek haha!" Ucap Dodo sembari sedikit tertawa.

Sementara itu Panji hanya tersenyum mendengar hal tersebut.

"Kamu masih kecil emang tau apa cewek seksi itu kayak gimana?" Ujar Panji sembari sedikit tertawa - tawa kecil pada anak kecil tersebut.

Lantas anak kecil tersebut pun menjawab pertanyaan Panji. "Ya tau lah kak, aku juga kan cowok, jadi tau mana yang seksi mana yang engga!" Ujar nya.

Lalu anak tersebut seketika menoleh dan menunjuk ke salah satu tempat yang berada dilokasi tersebut. Ia melihat ke salah satu perempuan yang sedang berada disebrang jalan.

Serentak anak kecil itu menunjuk wanita tersebut sembari berkata.

"Tuh kak lihat disebrang sana, tuh cewek cantik dan seksi itu kayak gitu kak!" Ujar anak tersebut.

Lalu Panji dan Dodo pun melihat kearah sebrang jalan yang ditunjuk anak kecil itu. Mereka melihat seorang perempuan yang sedang berdiri dipinggir jalan.

Sekejap Panji dan Dodo memperhatikan wajah wanita itu.

Tiba - tiba Dodo berucap pada Panji.

"Ee-eehh tunggu bentar deh, kok kayak kenal ya perempuan itu!" Ujar Dodo pada Panji sembari menepak - nepak bahu teman nya tersebut.

Lantas Panji pun segera memperhatikan gadis tersebut. "Oh iya ya, kayak kenal. Itu kayak nya Sinta deh Do!" Ujar Panji.

Dodo pun mengiyakan perkataan Panji tersebut. "Iya Ji, bukan nya itu Sinta kakak kelas waktu kita masih sekolah dulu ya!" Tanya Dodo.

"Kayak nya sih iya itu Sinta, tapi gak tau juga sih!" Saut Panji.

Lantas Panji pun segera berdiri untuk menghampir gadis tersebut.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku