Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Anna : Liontin Karma

Anna : Liontin Karma

BLACKWHITEPRINXCE

5.0
Komentar
284
Penayangan
21
Bab

Anna, seorang wanita blasteran Perancis yang mempesona, berprofesi sebagai model. Meski cintanya tidak direstui karena perbedaan keyakinan, ia nekat menikah dengan pria yang sangat dicintainya. Anna rela mengorbankan segalanya, termasuk kepercayaannya kepada Tuhan, demi pria yang ternyata merusak mental dan kehidupannya. Anna merasa hanya penderitaan yang ia dapat ketika ia menjadi mua'laf. Kini, di tengah kehancuran, Anna mulai mempertanyakan keputusan besarnya untuk memeluk Agama Islam. Akankah ia menemukan kembali dirinya yang hilang?

Bab 1 Tiang Kita Berbeda

_____________

Liontin Karma

_____________

"1..2..3.."

Seorang wanita berusia 25 tahun, Anna, dengan gaya anggun, siap diabadikan di depan kamera. Ia adalah seorang wanita blasteran Turki yang memulai karir modelingnya sejak usia yang masih belia. Kini, Anna telah tumbuh menjadi wanita dewasa dengan bulu mata lentik dan lesung pipi yang mempesona seperti seorang putri kerajaan.

Anna tersenyum manis, menyambut cahaya kilat kamera dengan bibir bervolumenya yang memikat.

***

"Mas Rio!" seru Anna saat mendekati pria berkulit gelap yang tampak rapi dalam setelan jas hitamnya.

"Hei," sambut Rio berdiri tegak.

"Maaf, Mas, aku terlambat. Hari ini banyak sesi pemotretan," terang Anna, mencoba menutupi rasa tidak enaknya.

"It's okay, aku juga baru selesai dengan pekerjaanku," jawab Rio dengan nada santai.

"Mas, ada apa ngajak ketemuan mendadak begini?" Tanya Anna dengan rasa penasaran yang memuncak.

Ngg..." Rio mengajak Anna untuk duduk terlebih dahulu dan memesan secangkir kopi.

"Sebenernya..." Pria berhidung mancung itu terlihat bingung dalam menyusun kalimatnya.

"Ada apa, Mas?"

"Mas, gak minta putus kan?" Tanya Anna dengan raut panik.

Jujur, Anna belum siap jika hubungannya dengan Rio harus berakhir begitu saja saat ia masih mencintai pria berwajah manis tersebut.

"Ngga, ngga!! Bukan itu kok!" Ucap Rio sambil mengibaskan tangannya.

"Beneran, aku gak mungkin mutusin kamu."

"Kamu tenang aja," terang Rio.

"Syukurlah... Aku takut banget."

"Takut kenapa?" Tanya Rio menggoda Anna.

"Mas, aku serius! Kamu ngapain ngajakin aku ketemuan?"

*berdeham* "Ngg... sebenernya aku punya niatan buat ngelamar kamu," ungkap Rio, dengan tatapan lembut yang membuat hati Anna berdebar kencang.

"Ka-kamu serius, Mas?"

"Yaa... kita kan pacaran udah cukup lama.""Iya, aku tahu, aku bukan siapa-siapa dibandingin sama karirmu yang cemerlang. Aku cuma dari keluarga bawah tapi..."

"....tapi aku yakin gajiku sebagai influencer, Insya Allah, cukup buat menafkahi keluarga kecil kita nanti."

Anna memberikan senyum lembut sambil menggenggam tangan Rio.

"Aku gak pernah permasalahin soal materi, Mas."

"Aku mencintaimu tulus karena dirimu, bukan statusmu," terang Anna.

"Tapi... apa kamu yakin dengan keputusanmu?"

"Ma-maksudku, selain status keluarga kita yang berbeda, kita juga punya tembok yang tinggi, Mas."

"Masalah keyakinan kita." Lanjut Anna terlihat sedih dan ragu.

"Apa kamu tidak keberatan jika aku memintamu mengikuti keyakinanku?" Pinta Rio serius memberi tatapannya kepada Anna.

Anna terlihat bingung dalam menjawab permintaan Rio tersebut.

"A-aku perlu waktu untuk meyakinkan diriku."

"Ya," angguk Rio sembari tersenyum manis.

***

Beberapa hari kemudian ditengah jam istirahatnya, Anna terlihat merenung sendirian di ruang rias.

Anna masih memikirkan permintaan Rio waktu itu. Hal berat untuk Anna menentukan pilihan sulit ini.

Keluarga Anna adalah seorang penganut yang taat, Anna tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi keluarga besarnya nanti.

Tapi disisi lain, Anna sangat mencintai Rio,

Menikah dengannya adalah sebuah impian besar yang selama ini dinantikan Anna.

"Ugh... kepalaku sakit." Keluh Anna beranjak mengambil tasnya.

***

"Rio ngelamar kamu?!!" Seru Maaya penuh dengan kejutan

"Serius Ann?"

Sahabat Anna yang berwajah bulat itu nampak tidak percaya dengan curhatan Anna.

"Terus jawaban kamu gimana?" Lanjut Maaya penasaran.

"Kasih tahu gak yaa..." canda Anna tersenyum lebar.

"iihh ayoo~~"

"Yaa kamu tahu sendiri kan, aku sama Mas Rio beda keyakinan-"

"Jadi kamu tolak?!!" Maaya dibuat syok lagi.

"Aku belum jawab." Anna menjelaskan.

"Aku harus pikirin mateng-mateng hal serius kayak gini."

"Hmm aku paham," tanggap Maaya.

"Kamu sama Rio hubungan udah lumayanlah, apalagi kamu udah nemenin dia dari bawah banget."

"Ada baiknya kamu minta petunjuk sama Tuhan juga." Imbuh Maaya memberi saran.

"Iya kamu bener."

***

2 bulan kemudian Anna dan Rio memberanikan diri untuk mulai membicarakan hubungan serius mereka kepada orang tua Anna.

"Ma, Pa."

Anna dan Rio segera beranjak dari sofa ketika kedua orang tua Anna baru pulang dari luar kota.

"Kebetulan timingnya tepat, ada yang mau aku omongin," Ungkap Anna terlihat sumringah.

Kedua orang tua Anna menunjukan wajah bingung.

"Kenapa Nak?" Tanya Mama Anna.

"Mas Rio dan aku pengen-"

"Permisi Om." Anna tidak menyangka obrolan seriusnya akan terjeda karena kedatangan Dokter Avan, dokter pribadi mereka.

"Dokter Avan." Papa Anna begitu antusias menyambut.

Avan, pria Tiongkok tampan itu menyimpan senyum di bibir tipisnya.

"Apa ada keluhan Pak Arjuna?"

"Ah tidak ada, Saya cuma ingin mengundang Dokter Avan untuk makan siang bersama."

Rio bisa merasakan kehangatan Dokter Avan dan Papa Anna yang sangat akrab hingga membuat dirinya merasa insecure berada di tengah-tengah mereka.

"Ayo, kita langsung saja ke ruang makan," ajak Mama Anna.

"Kamu juga ikut ya Mas," Anna menggandeng Rio, turut mengajaknya.

"Gak perlu, mendingan aku pulang aja ya," ujar Rio.

"Lho? Kenapa Mas?"

"Habis ini kan kita mau bicarain rencana kita sama orang tuaku."

"Kayaknya jangan hari ini, kita tunda aja ya," terang Rio.

"Orang tua kamu pasti capek banget, gak sopan kayaknya, apalagi ada tamu penting."

"Mas!" tegur Anna.

Anna bisa merasakan ketidakpercayaan diri Rio.

"Papa emang akrab sama Dokter Avan, kamu tahu kan aku punya adik yang perlu banget Dokter Avan sebagai psikolog. Cuma sebatas itu aja kok," terang Anna.

"I-iya, iya aku tahu kok. Aku gak permasalahin itu. Aku cuma emang belum siap buat bicarain rencana kita ke orangtua kamu," terang Rio menjelaskan.

"Terus kapan? Orangtua aku sering sibuk, cuma sekarang mumpung ada kesempatan," tegas Anna menunjukan reaksi kecewa.

"Tapi masalah kita lebih dari sekedar menikah. Kamu yakin keputusan kamu bisa diterima sama keluarga kamu?" Balas Rio.

"Masalah itu kita bisa tahu nanti Mas, yang penting kita omongin dulu aja sama keluargaku."

"Anna, Rio, kalian lagi ngapain?" Tegur Mama Anna.

"Ayo, Papa kamu udah nungguin lho."

"Tante, aku pamit pulang ya," ucap Rio.

"Oh gak mau ikut makan siang bareng kita?"

"Mas Rio ada urusan Ma," terang Anna menunjukan wajah kecut.

"Iya, maaf banget Tante, sampein salam aku buat Om," ucap Rio.

"Tapi Om udah nungguin kamu lho, mendingan kamu ikut makan aja sebentar." Mama Anna mencoba membujuk Rio yang pada akhirnya terpaksa mengiyakan.

***

Di tengah makan siang mereka, Papa Anna mulai membuka keheningan dengan obrolan santai.

"Dokter Avan sibuk apa sekarang? Katanya mau buka klinik sendiri?"

"Iya Om, doain aja semuanya lancar," angguk Dokter Avan.

Papa Anna manggut-manggut bangga, "pasti,pasti. Hebat juga kamu ya masih muda tapi udah terlihat kemajuan pesat."

Papa Anna lalu menoleh menatap Rio.

"Kamu sibuk apa sekarang, Rio?"

"Ngg, kebetulan Rio sama temen mau nyoba buka stand parfum Om," cerita Rio.

"Bisnis Parfum ya..." terlihat raut biasa saja di wajah Papa Anna.

"I-iya Om," angguk Rio canggung.

"Semangat ya Mas, moga semua berjalan lancar," ucap Anna mencoba menghibur Rio.

*Allahu Akbar, Allahu Akbar*

Tak lama adzan dzuhur berkumandang di tengah obrolan mereka.

"Oh iya, Dokter Avan, hari minggu nanti senggang?"

"Gimana kalau kamu ke gerejanya bareng aja sama kita?"

Wajah Anna perlahan memerah, ia sangat merasa tidak enak kepada Rio atas sikap Papanya saat ini.

***Bersambung***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh BLACKWHITEPRINXCE

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku